Sunday, July 26, 2009

PUBLIC PROPERTIES

Public properties atau barang keperluan untuk masyarakat umum dapat berupa telepon, rambu lalu lintas, tempat sampah, bangku dan lampu taman kota, serta moda transportasi. Semua fasilitas tersebut memang disediakan oleh pemerintah untuk melayani keperluan umum. Siapa saja berhak memanfaatkan dengan gratis atau kalaupun harus mengeluarkan uang, masyarakat membayar dengan harga murah untuk untuk menikmati fasilitas tersebut. Ya, namanya juga fasilitas umum.

Dalam kehidupan seksual kaum gay, kita juga mengenal istilah "Public Properties", dalam bentuknya yang berbeda tentu saja. Setiap gay berhak mengaksesnya dengan mudah tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang. Bukan hanya itu, si empunya properti publik ini merasa bertanggung jawab atas kepuasan masyarakat (well, I mean gay) umum yang menggunakan pelayanannya. Karenanya, dia akan merasa senang apabila banyak orang memanfaatkan fasilitas yang ia sediakan. Lantas, apakah Gay's Public Properties tersebut?

Pernahkah kamu menemui seorang gay yang tidak canggung melakukan seks dengan siapa saja? Ritual chatting untuk mendapatkan kencan ia lakukan hampir tiap hari. Tidak ada kriteria khusus mengenai laki-laki yang bisa tidur dengannya, siapapun. Tidak heran sex-record-nya mencakup hampir semua laki-laki yang ada di kota domisilinya. Komitmennya dengan seorang pacar tidak menghalanginya untuk melakukan seks dengah banyak orang terlebih lagi ketika ia berstatus jomblo. Inilah kemudian yang dinamakan properti publik. Jika dia seorang bottom, maka kita akan menyebut bokongnya sebagai "Bokong Umum" dan jika ia seorang top, maka kita akan menyebut penisnya sebagai "Penis Umum".

Apakah ini pujian atau hinaan? Well, selalu ada dua sisi dalam sekeping mata uang. Gelar sebagai public properties bisa bermakna pujian untuk menunjukkan eksistensinya dalam pergaulan gay. Siapa sih yang tidak kenal gay X dengan jaringan seksya yang luas serta jam terbang seks yang yang sudah sangat tinggi. Ini akan membuatnya terlihat sebagai the living legend yang karenanya semua gay akan terobsesi untuk bisa menidurinya. Ingat, kemahiran seks seseorang sangat tergantung dari pengalaman seks yang ia miliki. Semakin banyak ia melakukannya, maka akan semakin hebat dia dalam urusan seks. Gay mana yang tidak terobesi nge-seks dengan orang yang mumpuni dalam hal ini? Satu lagi, bila sang properti publik ini adalah seorang top dan memiliki ukuran penis ektra-large, bukankah sudah seharunya kalah lebih banyak gay yang bisa menikmati "Penis Umum" ini?

Namun demikian, gelar ini bisa juga bermaka hinaan manakala ia diterjemahkan sebagai lelaki murahan yang kerap begonta-ganti partner seks tanpa pilih-pilir orang. Adalah sah bergonta-ganti pasangan dalam dunia gay. Akan tetapi beberapa gay tidak bisa menerima kenyataan ada seorang gay yang melakukan seks dengan banyak orang. Terlebih ketika yang bersangkutan terikat komitmen dengan seseorang. Bukankah rumus dasar pacaran (tidak peduli ia homo ataupun hetero) adalah harus saling setia? Sudah selayaknya ketika pacaran, hati dan alat kelami seorang gay hanya menjadi milik pacarnya seorang, bukan?

Terlepas dari polemik tersebut, tidakkah konsep properti publik ini menarik? Ketika horny, kita cukup menelpon atau mengirim SMS sang "Bokong Umum" atau "Penis Umum" untuk mengatur janji melakukan seks dengannya. Tidak harus membayar ataupun terlibat dengan tetek bengek roman picisan. Just sex and that's all. Setelahnya, ketika bertemu di suatu tempat, kita bisa berpura-pura tidak saling kenal and that's ok. Siapa yang tidak mau?

3 comments:

Farrel Fortunatus said...

masalahnya ga sesimple itu kok... yg kamu sebut sebagai "public properties": kalo dia qualified pasti milih" juga dong, and ga akan sembarang embat. tapi sebaliknya dengan yg kualitasnya minus, even diobral juga jarang ada yang mau kan? he he he... yang lumayan imbang mungkin yang berada di daerah rata" kali ya? kesimpulan: hidupmu, tubuhmu, gairahmu dan cara pelampiasan libidomu adalah sepenuhnya hak mutlak diri kamu.

Anonymous said...

ember bu,

Anonymous said...

ember bu,