Wednesday, December 31, 2008

DIDO AWARD

Apa yang dilakukan seorang gay menjelang pergantian tahun? Menentukan venus perayaan malam tahun baru sama teman-teman satu gank? Mempersiapkan outfit untuk pesta malam tahun baru? Merenungi apa saja yang telah dilakukan selama setahun terakhir? Atau membuat daftar resolusi yang harus dicapai di tahun baru? Hhmm... Souds so retro, isn't it?

Sebagai seorang gay yang telah mengisi satu tahun penuh dengan petualangan mencari "the right man", ada hal menarik yang dapat kita lakukan yaitu membuat daftar penerima award (yang bisa kita namai dengan nama kita sendiri) dari sejumlah laki-laki yang telah hilir mudik dalam kehidupan seks kita selama satu tahun ini. Seperti layaknya penganugerahan award-award yang lain, kita bisa mengelompokkan penerimanya dalam beberapa katagori. Berikut contohnya.

Best Kiss
Nominasinya adalah mereka yang mencium, benar-benar mencium. Ciuman di sini diartikan sebagai bukan hanya pertempelan dua bibir, tapi juga menyertakan pertautan dua bibir plus sedikit permainan antar liadah. Ini adalah sebuah perlambang bahwa kita menyukai teman kencan kita. Semakin hot ciuman yang kita lakukan, maka semakin membaralah keinginan kita untuk menikmati (secara seksual) satu sama lain. Mengingat kita tidak mencium semua teman kencan kita dengan sedemikian hot, maka para nominasi untuk katagori ini dengann sendirinya dapat terseleksi dari skala ke-hot-an ciuman yang kita lakukan dengan beberapa teman kencan tertentu.

Best Fuck
Nominasinya adalah mereka yang memiliki teknik ML yang mumpuni serta berdurasi ML (maksudnya adalah penetrasi, foreplay tidak dihitung) lebih dari 15 menit. Ingat, begitu banyaknya variasi gaya ML yang ada sehingga penentuan siapa saja yang berhak dinominasikan sangat variatif tertantung pada kenyamanan Anda ketika melakukan seks dengan orang tersebut. Perlu di catat juga, semua orang memiliki gaya andalan masing-masing sehingga alangkah lebih baiknya kalau para nominator mewakili berbagai macam gaya yang ada.

Best Cuddle
Ini dapat kita katakan sebagai katagori yang sulit mengingat hanya sedikit sekali teman-kencan-satu-malam yang mau melakukan ini sebelum ataupun sesudah ML. Karena itu pulalah nominator untuk katagori ini bisa dibilang minim. Namun demikian, dalam rentang waktu satu tahun ini pasti ada teman kencan yang mau memeluk dan kita berkenan dipeluk olehnya. Masukkan orang tersebut dalam daftar nominasi katagori ini.

Best Mr. P
Ini adalah katagori yang paling seru dan paling fair. Bisa dibilang, katagori yang lain kental akan nuansa subjektivitas, sementara katagori yang satu ini tidak. Dari sekian teman kencan yang kita temui, dengan segera kita akan menominasikannya ke dalam katagori ini manakalah kita menemukan teman kencan dengan ukuran Mr. P minimal sama ataupun lebih besar dari yang kita miliki. Dan dengan segera kita dapat menyerahkan award kepada dia yang menurut pengalaman sex-record kita dinilai sebagai Mr. P terbesar tahun ini.

Best Boyfriend
Mengapa ini menjadi katagori tersendiri? Ini adalah salah satu cara agar penilaian katagori yang lain tidak baur. Kalau katagori ini dilebur dalam katagori yang lain, tentu saja pemenang semua katagori (tentu saja tidak termasuk katagori Best Annoying) adalah sang pacar. Bagi Anda yang dalam satu tahun ini menjalin komitmen dengan beberapa pria, maka katagori ini menjadi pertarungan yang mengasikkan karena kita menghitung-hitung siapa yang terbaik diantara mantan ataupun pacar-pacar tersebut. Bagi Anda yang hanya memiliki satu pacar sepanjang tahun ini, well pemenang untuk katagori ini dengan segera dapat kita ketahui.

Best Annoying
Kabar buruknya, tidak semua teman kencan yang kita temui adalah orang-orang yang menyenangkan. Dari sekian orang yang kita kencani kadang kita mendapati orang yang ribet ketika akan ketemuan, sok jual mahal, sok kecakepan, juga sok penting sendiri. Ada juga orang yang meninggalkan kita (tentu saja tanpa basa-basi A-B-C-D) di waktu dan tempat yang telah ditentukan karena kita dinilai tidak menarik di matanya. Tentu saja, pemenang katagori ini adalah dia yang kita nilai sebagai teman kencan yang paling menyebalkan.

Jangan lupa untuk menggelar acara imajiner yang meriah sebagai malam penganugerahan award tersebut lengkap dengan red carpet atau semacamnya. Ketika penyerahan award, beri kesempatan masing-masing penerima penghargaan untuk memberikan ucapan (pesan plus kesan) nya ketika menerima penghargaan dari kita tersebut. Jangan lupa untuk memberikan pesan kepada masing-masing pemenang untuk meningkatkan pencapaian yang diterima tahun ini untuk dikembangkan di tahun depan. Siapa tahu, tahun depan, mereka akan masuk lagi sebagai nominator. We'll see...

Saturday, December 27, 2008

5 JENIS LELAKI BERBAHAYA

Siapa yang lebih mengenal laki-laki selain laki-laki yang mencintai laki-laki? Ya, petualangan kita mencari "the right man" memberikan kita banyak sekali pelajaran tentang laki-laki. Kadang pelajaran yang kita terima dengan mudah kita ikuti,namun terkadang juga pelajaran-pelajaran tersebut mengajari kita dengan begitu kerasnya. Satu dari pelajaran pahit tentang laki-laki adalah mengenal jenis-jenis laki-laki berbahaya yang harus kita jauhi kalau tidak mau kita terluka karenanya. Apa saja jenis mereka? Let's check it out!

Pertama, jenis laki-laki yang memanggil kita dengan kata sayang sesaat setelah bertemu. Laki-laki seperti ini biasanya bertingkah sok perhatian (misal dengan ucapan selamat pagi, selamat makan, selamat tidur, dan selamat malam via sms). Kalau sudah begini, hati siapa yang tidak meleleh? Ketika kemudian kita tahu bahwa dia memperlakukan semua laki-laki yang dia temui sama persis seperti itu, maka lelehan hati itu pun berubah menjadi kepingan.
Suggestion: Segera katakan padanya untuk berhenti memanggil sayang. Katakan juga bahwa laki-laki terakhir yang memanggil kita sayang adalah laki-laki yang benar-benar memaksudkannya demikian sehingga dia mencintai dan menyayangi kita seperti yang dikatakannya dan kita pun demikian. Jadi, jangan lagi mengumbar kata sayang tersebut karena bisa mengaburkan arti kata tersebut seperti yang kita yakini selama ini.

Kedua, jenis laki-laki yang langsung menyatakan cinta pada saat pertama kali bertemu. Ketika kita bertanya mengapa begitu tiba-tiba, dia akan bilang ini adalah cinta pada pandangan pertama dan dia tidak ingin kehilangan momen untuk menyatakan perasaannya kepada kita. Well, cinta pada pandangan pertama mungkin ada tapi hanya di film dan novel. Di dunia nyata (apalagi dunia gay), konsep seperti itu sepertinya terlalu mengawang-awang. Bukankah cinta itu butuh proses. Yang kita rasakan pada pandangan pertama hanyalah rasa suka (bukan cinta) yang harus ditunjang lagi dengan berbagai hal untuk mengukuhkannya menjadi cinta yang sebenarnya.
Suggestion: Sampaikan ucapan terima kasih telah menyatakan perasaannya kepada kita. Namun demikian kita hanya bisa menjadi teman, bukan karena kata-katanya yang kita nilai terlalu mendadak tapi karena kita memang belum siap untuk terlibat cinta lagi setelah semua yang terjadi.

Ketiga, jenis laki-laki yang merasa nyaman bersama dengan kita namun tidak mau terikat komitmen dengan berbagai alasan. Kita akan berusaha semampu kita untuk memahami pendiriannya, toh cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Ketika kemudian satu hari kita mendengar kabar bahwa dia jadian dengan laki-laki lain, tidak ada yang dapat kita lakukan kecuali meng-under-estimate diri sendiri. Ternyata aku kurang tampan (atau semacamnya) di mata dia. Mengapa hal itu tidak dikatakannya langsung agar kita tidak terlalu larut dalam sebuah pengharapan bahwa suatu hari nanti kesabaran kita menunggu akan mengubah pendiriannya.
Suggestion: Putuskan semua hubungan dengan dia. Kalau perlu ganti nomor handphone agar dia tidak dapat lagi mengganggu kehidupan kita dengan muka memelas mengharap dapat berteman dengan kita. Jadikan dia masa lalu yang suatu hari akan kita kenang sebagai sesuatu yang lucu namun tidak untuk diulang kembali dalam bentuk persahabatan hopokrit yang hanya akan membuag sia-sia waktu dan tenaga kita untuk berusaha tegar di hadapannya.

Keempat, jenis laki-laki yang selalu menyatakan rindu ingin bertemu namun setelah bertemu tidak ada pembahasan mengenai pesan rindu yang ia sampaikan via sms. Ternyata, yang dia ridukan hanyalah seks dengan kita. It's ok selama kita juga menikmati seks tersebut. Hanya saja yang menjadi masalah adalah ketika ia bertingkah seolah-olah menginginkan kita sepenuhnya dan menjajaki kemungkinan untuk menjadilin hubungan dengan kita.
Suggestion: Katakan padanya bahwa kita bukan gay kemaren sore. Kita dapat membedakan mana laki-laki yang benar-benar menginginkan cinta, dan mana laki-laki yang menginginkan sekadar seks. Sekadar seks juga tidak buruk-buruk amat kok selama masing-masing memang menikmatinya. Tidak usahlah dicampur dengan bumbu-bumbu drama yang akan sangat mungkin dapat merusak keindahan seks satu malam tersebut.

Kelima, jenis laki-laki yang menjanjikan cinta-komitmen-kejujuran, namun demikian ia tidak bisa mewujudkannya dalam bentuk yang nyata. Ketika kita mati-matian berjuand demi cinta yang kita ikrarkan, di belakang dia menginjak-injak ikrar tersebut dengan bertingkah seolah-olah tidak sedang terikat dalam sebuah komitmen. Ketika kebusukannya terbongkar, maka pada saat itulah dia akan mati-matian berusaha meyakinkan kita bahwa semua adalah sebuah kekhilafan dan berjanji akan memperbaikinya kalau diberi kesempatan kedua.
Suggestion: Kita boleh memberikan sebanyak mungkin kesempatan dengan harapan dia dapat berubah, namun hal itu hanyalah akan menjadi sebuah kesia-siaan. Setelah kesempatan kesekian yang kita berikan dia tidak akan pernah berubah dan akan mengulangi perbuatan yang sama, lagi dan lagi. Jadi, tinggalkan dia dan berhentilah terlalu lama larut dalam drama percintaan yang hanya akan menyakiti hati kita lebih parah lagi.

Wednesday, December 24, 2008

IF I WERE A GIRL

Jika aku seorang perempuan dan memiliki pacar tampan, aku akan menjaganya dengan hati-hati. Kenapa? Aku tahu, sainganku bukan hanya sesama wanita tapi pria-pria (pria? well, setidaknya mereka terlihat demikian) di luar sana pasti juga banyak yang menginginkan pacarku. Aku tahu kerena setiap jalan di mall tatapan mereka begitu liar menginginkan pria yang aku gandeng dan menatapku dengan penuh kebencian atau paling tidak ke-sirik-an. Saat itulah aku akan makin mengeratkan genggaman tanganku karena sedetik saja dia terlepas, maka laki-laki yang haus laki-laki itu siap menerkam dan hal itu tidak akan aku biarkan.

Jika aku seorang perempuan, aku akan menaruh kecurigaan yang sanga besar manakalah pacarku asik ber-sms an dengan seorang pria yang diakui sebagai temannya. Aku tidak akan mudah percaya begitu saja, apalagi kalau laki-laki di seberang sana kerap menelpon dan menanyakan pacarku sedang ada dimana, sama siapa, dan berbuat apa. Kalau sudah begini aku akan bertindak, melabrak laki-laki tak dikenal tersebut. Aku akan bilang, "Aku adalah pacarnya Adjie. Kamu siapa dan ada urusan apa sama pacarku?"

Jika aku seorang perempuan, ketika pacarku semakin sering minta izin ke sana ke mari tanpa kehadiranku, aku akan diam-diam membuntuti kemana dia pergi. Dan ketika aku mendapati pacarku hang-out dengan sekumpulan pria yang berperilaku aneh (entah bagaimana aku mendefinisikan mereka karena mereka terlihat kekar dan memiliki dada bidang tapi duduk tumpang kaki dan kerap menumpukan dagi di telapak tangan sambil sesekali menggeleng dengan gaya tertentu yang terlihat sangat feminim) di mataku, aku akan menginterogasinya. "Siapa mereka? Mengapa kamu berteman dengan mereka? Apakah kamu juga salah satu dari mereka?"

Jika aku seorang perempuan, aku patut menaruh curiga ketika pacarku mengaku memiliki teman gay. "Jangan-jangan pacarku ternyata seorang gay?" Bukankah teman adalah cerminan diri siapa kita sebenarnya? Ketika kemudian dia membantah habis-habisan bahwa dia bukan seorang gay, mungkin aku akan mempercayainya tapi aku akan tetap waspada. Cepat atau lambat, kalau dia memang benar-benar seorang gay, aku akan segera mengetahuinya.

Jika aku seorang perempuan dan diajak menikah dengan pacarku untuk meyakinkanku bahwa dia bukan gay, tentu aku akan senang mendengarnya. Tapi apakah hal tersebut akan membuat kecurigaanku berkurang? Tentu saja tidak. Sudah menjadi kodrat laki-laki, mereka akan melakukan sesuatu yang manis untuk menutupi kepahitan yang telah ia lakukan. Aku akan menerima lamarannya dan aku akan menambah kewaspadaanku. Aku akan lihat, di antara tamu laki-laki yang datang apakah ada yang menitikkan air mata berlebihan? Dan ketika aku mendapat laki-laki tersebut, aku akan mencari alamatnya di buku tamu.

Jika aku seorang perempuan, aku akan mendatangi laki-laki yang aku curigai memiliki hubungan khusus dengan suamiku. Dan ketika laki-laki tersebut mengakui hubungan spesialnya dengan suamiku, aku akan menyuruh suamiku memilih antara aku atau dia. Saat suamiku tidak tahu apa yang harus dia katakan dan hanya berucap lirih, "Aku tidak mungkin menceraikanmu dan juga tidak mungkin melenyapkan dirinya dari hatiku...", pada saat itulah aku akan mundur. Kalau dia tidak mungkin menceraikannya, maka aku akan sangat mungkin menggugat cerai.

Jika aku seorang perempuan, aku akan sangat tahu bahwa seorang gay akan selamanya menjadi gay. Mungkin dia terlahir bukan sebagai gay, tapi satu kali dia menceburkan diri dalam dunia tersebut, maka selamanya dia tidak akan dapat berubah oleh apapun atau siapapun. Ke depan, aku akan lebih teliti lagi membedakan mana laki-laki yang benar laki-laki dan mana laki-laki yang menyukai dan mencintai laki-laki dan menjadikan perempuan hanya sebagai alat penerus keturunan. Dan sepertinya hal itu adalah sesuatu yang sangat berat mengingat begitu banyaknya laki-laki yang memelototi mantan suamiku di mall.

PS: Inspired by Beyonce's song titled "If I Were A Boy"

Monday, December 22, 2008

FAIRY TALE

Ketika kecil dulu, kita sering di-dongengi tentang kisah putri cantik yang diselamatkan oleh pangeran tampan dari sanderaan nenek sihir jahat, atau kisah gadis cantik yang tanpa sengaja mencium kodok jelek yang tiba-tiba saja berubah menjadi pangeran tampan, atau kisah anak tiri teraniaya yang memberanikan diri datang ke sebuah pesta dan bertemu sang pangeran yang langsung jatuh hati kepadanya. Semua kisah tersebut berakhir bahagia, selamanya. Tak heran ketika kemudian kita tumbuh dewasa, kita berharap kisah bahagia tersebut terjadi dalam hidup kita. Well, siapa yang tidak ingin hidup bahagian?

Pertanyaan muncul ketika (tanpa sengaja dan diluar kendali ataupun kehendak, red.) kita tumbuh menjadi gay (sebuah status yang bagi kebanyakan orang adalah sebuah penyakit, dosa, bahkan penyimpangan), "Apakah kita juga layak mendapatkan kebahagiaan dongeng tersebut?" Sebuah pertanyaan simpel yang tidak mudah untuk dijawab, bukan?

Seorang teman pernah curhat mengenai mengapa sampai saat ini belum juga mendapatkan pekerjaan yang mapan dan tentu saja gaji yang cukup. Entah bagainaba awalnya, curhat tersebut berujung pada menyalahkan diri sendiri. Dia bilang, "Apakah hal ini karena dosa gue karena mejadi gay?" Kalau sudah seperti itu, apa yang dapat kita katakan selain bersabar dan berusaha lebih keras. Mengenai dosa gay, bukankah semua orang memiliki dosa dan Tuhan sepertinya masih mau memberikan kemurahannya pada pendosa-pendosa lain di dunia ini.

Dari curhatan tersebut di atas, penulis kemudian berpikir, "Apakah tidak mulusnya perjalanan cinta seorang gay adalah karena alasan yang sama yang dipikirkan teman tersebut?" "Apakah cinta ini sedemikian terlarang sehingga tidak ada alasan tumbuh dan mengakar?" "Dan, kalau cinta sudah tidak mengenal batasan usia, status sosial, dan suku bangsa, bukankah ia juga tidak harus memandang jenis kelamin?" Ah, kalau preferensi seksual yang menjadikan alasan kisah cinta gay tidak berakhir bahagia, alangkah tidak adilnya.

Bagaimanapun juga kita adalah manusia yang berhak hidup bahagia. Sebagai anggota kerluarga, seorang gay biasanya selalu menjadi anak manis yang pintar dan selalu patuh pada peraturan keluarga. Sebagai anggota masyarakat, seorang gay kerap berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang karenanya kita dihargai sebagai warga yang memiliki jiwa sosial. Sebagai warga negara, seorang gay selalu taat pada peraturan negara sehingga tidak ada rekam jejak kriminal dalam file pribadinya. Dengan berbagai macan perilaku baik tersebut, masihkah kita tidak layak bahagia?

Dalam urusan cinta, kita berusaha tidak kalah keras dengan kaum hetero untuk mendapatkan cinta sejati. Memang kita kerap bergonta-ganti pasangan kencan, namun hal itu tidak lebih hanya untuk menemukan pangeran pujaan yang tepat. Memang kita kerap memalsukan identitas pada kencan pertama, namun hal itu lebih situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan kita untuk terbuka begitu saja termasuk dalam hal informasi pribadi. Memang kita menjadikan seks sebagai masalah penting dalam sebuah hubungan, tapi hal tersebut tidak dapat menjadikan kita layak disebut sebagai binal, bukan? Nah, masihkah kita tidak berhak dicintai dan mencintai layaknya putri dan pangeran impiannya dalam negeri dongeng?

Mungkin dengan cara yang berbeda, sebenarnya dongeng tersebut benar-benar terjadi dalam hidup kita walau dengan sedikit modifikasi. Kalau dalam dongen seorang putri cantik hanya dapat menunggu diselamatkan oleh pangeran tampan, maka kita dapat menyelamatkan diri dan mencari berbagai cara untuk segera bertemu dengan pangeran tampan tersebut. Toh, kita sama-sama laki-laki bukan? Kalau dalam dongen, gadis cantik hanya sekali mencium seekor kodok sebelum akhirnya hewan tersebut berubah menjadi pangeran tampan, maka kita harus mencium lebih dari satu ekor kodok sebelum akhirny kita menemukan sang pangeran impian. Ya, dan saking banyaknya kadang kita tidak dapat membedakan mana kodok sungguhan dan pangeran yang dikutuk menjadi kodok. Kalau dalam dongen anak tiri hanya dapat datang ke pesta sampai tengah malam, well kita memiliki waktu lebih dari itu untuk menarik perhatian sang pangeran di suatu pesta. Kita tidak harus meninggalkan sebelah sepatu kita untuk menarik perhatian sang pengeran, cukup tinggalkan nomor handphone. Dan kita tidak akan pernah tahu...

Wednesday, December 17, 2008

I GOT CLASS, I GOT ASS

Kurang lebih, terjemahan judul di atas adalah "Bokong Berkelas". Tentu saja, di sini kita berbicara mengenai para bottom yang memiliki kualifikasi tertentu. Bukan hanya penampilan fisiknya yang ok tapi juga sejumlah keahlian yang dapat mereka lakukan dengan bokong tersebut. Caution: sengatan bibir mereka membuat Anda melayang, goyangan bokong mereka tak tertahankan, serta jurus-jurus yang dikeluarkan akan membuat Anda kewalahan.

Untuk mendapatkan Sang Bokong Berkelas ini, ada beberapa kriteria yang harus Anda penuhi. Pertama, aturan dasar berkecan dengan bottom jenis ini adalah be simple. Tidak usah bertanya tetek bengek yang tidak penting. Cukup ajukan jadwal (waktu dan tempat) bertemu dan kalau deal, tepati jadwal tersebut.

Kedua, ukuran Mr. P Anda minimal harus 16 cm, tidak boleh tidak. Bukan bermaksud meremehkan, ukuran Mr. P di bawah 16 cm hanya akan membuang waktu Sang Bokong Berkelas karena tidak akan dapat memuaskannya. Alih-alih terpuaskan, Sang Bokong Berkelas hanya akan memboroskan kondom, pelicin, dan waktu kencan dengan orang lain yang mungkin memiliki ukuran Mr. P yang lebih besar. Jadi, bagi Anda yang memiliki ukuran Mr. P di bawah 16 cm, sebaiknya Anda memiliki kelebihan lain yang dapat memuaskan Sang Bokong Berkelas.

Ketiga, Anda harus mampu bertahan selama paling tidak 30 menit. Ini demi memfasilitasi berbagai gaya yang akan dikeluarkan Sang Bokong Berkelas. Sekali kencan, Sang Bokong Berkelas paling tidak akan mengeluarkan 5 jurus andalan dan masing-masing jurus paling tidak membutuhkan waktu 5 menit. Anda patut malu kalau hanya baru sampai pada jurus kedua atau ketiga, Anda sudah 'meledak'. Ya, Anda harus malu karena sebenarnya kenikmatan yang Anda rasakan masih akan bertambah lagi dan lagi.

Jadi, persiapkan diri Anda kalau suatu saat bertemu dengan Sang Bokong Berkelas. Pastikan Anda sedang berada dalam stamina puncak sehingga dapat mengimbangi permainannya. Dan kita akan lihat, siapa yang "kalah" terlebuh dahulu.

Monday, December 15, 2008

TIDAK SEMUDAH KELIHATANNYA

Sebelum Anda menghina, mencela, bahkan mengintimidasi seorang gay karena preferensi seksualnya, ada baiknya Anda berempati. Bukan bermaksud menjadikan Anda setuju dengan pilihan menjadi gay atau membenarkan perilaku gay yang di mata Anda sudah kadung dicap buruk. Biarlah hal itu menjadi prerogatif Anda. Yang kami butuhkan adalah untuk berpola pikir lebih luas sehingga tersisa sedikit ruang untuk perbedaan, termasuk preferensi seksual.

Kalau Anda tahu, menjadi gay tidak semudah kelihatannya. Kadang seorang gay dipaksa becoming someone he does not. Berpura-pura menjadi laki-laki stereotype yang diinginkan mainstream tanpa mempertimbangkan apakah kami menginginkannya atau tidak. Di pagi hari, ingin rasanya kami membuka jendela dan berkata dengan lantang dan bangga, "Hello world, I'm gay!" Namun demikian, demi berbagai alasan, kami pun rela memandam keinginan tersebut dan menjalani hari sebagai laki-laki straight.

Kadang seorang gay harus mati-matian membunuh sisi feminim dalam dirinya dikarenakan berbagai hal. Perlu Anda tahu, dalam diri setiap gay ada jiwa wanita dan pria yang menempati satu raga. Suatu saat, sisi maskulin muncul dikarenakan masyarakat memang mengharuskannya. Tpai di sisi lain, jiwa feminim kami memerlukan media berekspresi. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kami ingin berdandan seperti wanita. Bukan! Media berekspresi yang kami maksud seperti melakukan kegiatan memasak, bertanam bunga, menata rumah, atau bergosip sebagaimana wanita melakukannya. Namun demikian, ada juga sebagian dari kami yang mengekspresikan jiwa wanita dalam dirinya dengan berpenampilan seperti wanita. Kami tidak membantahnya.

Kadang seorang gay memiliki secret admirer. Dalam komunikasinya dengan sang secret admirer, semua terasa indah. Melambunglah ia ke langit ketujuh mendengan sanjungan dan kata-kata gombal dari pengagum rahasianya. Apa yang terjadi ketika kemudian mereka bertemu, ternyata sang pengagum rahasia hanya menginginkan seks semata.

Kadang persahabatan sesama gay kerap diporakporandakan oleh intrik memperebutkan satu orang laki-laki. Bukan hanya para elit politik yang saling menyalip dan menjegal lawannya demi mendapatkan kepercayaan publik, gay pun kadang harus melakukan hal tersebut demi mendapatkan laki-laki pujaannya. Persahabatan mereka pun kemudian pecah sebelum akhirnya kembali seperti semula setelah masing-masing pihak menyadari kebodohannya.

Kadang seorang gay harus cermat mendeteksi niat tulus sekian laki-laki yang ingin menjalani komitmen serius. Memiliki pacar dalam dunia gay kadang lebih menjadi sumber pemasukan (uang, red), mengejar status (pria laku, red), serta permainan (selingkuh, red). Terkadang pula kita harus mengejar laki-laki yang tidak mencintai kita, namun di sisi lain kita juga sibuk lari dari kejaran orang yang tidak kita cintai. Melelahkan bukan? Namun demikian kami tetap akan mencari cinta sejati itu.

Kadang seorang gay harus mengakhiri hubungan percintaannya dengan pacar yang mencintai dan dicintainya selama 8 bulan hanya karena sang pacar ingin menikah dan menjalani kehidupan normal. Bukankah lebih menyakitkan harus berkata selamat tinggal kepada orang yang masih kita cintai daripada orang yang kita benci karena perselingkuhan atau semacamnya? Kalau sudah begini, kadang kamu berandai-andai menjadi seorang wanita, pasti hari ini juga kami sudah menikah dan memiliki anak dengan laki-laki yang kamu cintai.

Bagaimana? Masih menganggap menjadi gay adalah sesuatu yang mudah?

Thursday, December 11, 2008

BOTTOM & COMMITMENT

Pernah memperhatikan kebiasaan teman-teman dunia maya Anda dalam menggunakan nick di chat-room khusus gay? Kalau belum, perhatikan kebiasaan mereka yang satu ini. Ketika Anda menjumpai nick dengan embel-embel "seriusan", "cari bf", atau "siap komitmen", sudah hampir dapat dipastikan bahwa pengguna nick tersebut adalah seorang bottom. Atau kalau dalam sesi basa-basi chat ia ditanya sedang mencari apa dan jawabannya adalah mencari pacar, maka dapat dipastikan pula (tanpa Anda harus bertanya apakah dia top atau bottom) bahwa dia adalah seorang bottom.

Pertanyaannya, apakah hanya bottom yang menginginkan sebuah komitmen? Apakah sedemikian pentingnya arti sebuah komitmen di mata para bottom sampai-sampai ia secara terang-terangan mencantumkan label komitmen dalam nick yang dipakainya di chat-room? Dan tidakkah para top memiliki tujuan mencari pacar ketika ia masuk ke sebuah chat-room?

Komitmen adalah sebuah barang mahal dalam dunia gay. Ketika kebanyakan gay hanya menginginkan petualangan satu malam untuk memuaskan hasrat birahinya, sangat sedikit sekali gay yang mendambakan, mencari, dan memegang teguh sebuah komitmen. Banyak alasan mengapa komitmen menjadi sebuah barang langka dan salah satunya adalah besarnya godaan yang harus dihadapi kaum gay dalam mempertahankan komitmen yang ia bangung.

Hampir sebagaian besar alasan hancurnya komitmen antara dua pria gay yang menjalin hubungan percintaan adalah karena pengkhianatan salah satu pihak yang tidak dapat ditolelir pihak lain (pihak yang dikhianati). Saling balas berkhianat pun kadang kerap dilakukan demi membalas perselingkuhan ataupun memenuhi ego pribadi yang coba berkata lantang, "Gue juga 'laku', kok." Ketika kemudian ada dua pria gay yang menjalani komitmen dengan cara merelakan pasangannya berselingkuh (dengan tau tanpa sepengetahuannya) kita patut bertanya, komitmen seperti apa yang sedang mereka bangun?

Adalah bottom, pihak yang sering disebut-sebut sebagai pihak yang selalu mendahulukan perasaan, kejelasan hubungan, serta memimpikan sebuah hubungan harmonis dalam ikatan komitmen yang jika perlu diresmikan dalam sebuah ikatan pernikahan. Merupakan mimpi semua bottom untuk hidup bersama dengan orang yang dicintainya selama mungkin. Mengetahui bahwa ia dicintai dan diperhatikan adalah sebuah kedamaian tersendiri bagi para bottom. Tidak heran kalau kemudian mereka mengumbar pencarian komitmen tersebut pada nick di chat-room.

Adapun top, mereka terkadang menginginkan pula sebuah komitmen. Namun demikian, mereka tidak terlalu ekspresif dan kadang kerap susah sekali untuk mengakui keinginan tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat mereka sepertinya anti-komitmen. Bagaimana tidak? Seorang top lebih cenderung menikmati saja ketika suatu saat bertemu untuk kencan satu malam dengan seorang bottom. Kalau cocok hubungan bisa dilanjutkan ketahap selanjutnya, tapi kalau tidak ya sudah. Toh memang dari awalnya hanya berniat sekadar one-nite-stand.

Hal ini berbeda dengan seorang bottom yang kerap berdebar-debar menghadapi kencan buta-nya tersebut. Dalam setiap one-nite-stand, ada secuil harapan bahwa ini tidak hanya sekadar kencan satu malam. Terlepas dari sesuai dan tidaknya penampilan fisik teman kencannya, seorang bottom selalu berharap lebih dan memimpikan bahwa teman kencannya tersebut memberinya kesan romantis yang akan ia jadikan harapan untuk membangun sebuah komitmen. Kenyataannya, mimpi tersebut kerap hancur manakala sang teman kencan memang hanya datang untuk menikmati seks dangannya semata.

Apakah hal tersebut membuat seorang bottom patah semangat dalam mengejar sang pangeran impiannya? Tidak. Seorang bottom akan mencari dan terus mencari seorang top pujaan yang siap menjalankan komitmen dan memegang teguh komitmen tersebut berapapun harga yang harus ia bayar untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Ah...

Wednesday, December 10, 2008

A LESSON LEARNED FROM ARCHULETA

Terkejut dengan pernyataan dalam salah satu wawancara tentang pengakuan David Archuleta sang runner-up reality show American Idol 7? Tidak juga. Mukanya yang imut serta pembawaannya yang "kalem" (apa kira-kira istilah yang tepat untuk jaim didepan publik untuk menutupi ke-gay-an seseorang?)sedikit banyak telah memberikan clue tentang preferensi seksualnya. Bagi para gadis, menangis darahlah...

Banyak hal ia pertaruhkan demi mengakui jatidirinya sebagai gay. Ia mempertaruhkan popularitasnya yang sedang menanjak. Ia terancam ditinggalkan para fans setianya yang mulai melihat talentanya dalam ajang pencarian bakat American Idol. Namun demikian, hal itu tidak menghentikannya untuk berkata jujur mengenai preferensi seksualnya.

Ketika ditanya, apakah ia tidak takut kalau hal tersebut (ditinggalkan fans) benar-benar terjadi. Dengan seyum lebar yang senantiasa menghiasi wajah imutnya, Archuleta menjawab "Selama kita berperilaku baik dan tidak bertingkah macam-macam, aku tidak khawatir ditinggalkan penggemar. Toh aku adalah seorang penyanyi dan mereka menyukaiku karenga bakatku tersebut. Talenta menyanyi adalah satu hal dan preferensi seksual adalah hal lain yang tidak saling mempengaruhi."

Bravo! Two thumbs up for you Archie. Satu lagi alasan kita untuk tidak takut mengungkap jati diri sebenarnya. Ya, selama kita bertingkahlaku baik dan tidak berbuat sesuatu yang meresahkan masyarakat, mengapa kita harus tertutup dan mati-matian menyembunyika preferensi seksual kita? Bukankah preferensi seksual adalah sesuatu yang berada di luar kontrol kehendak kita? Mengapa kemudian kita dihakimi ketika kita secara jujur mengakui prefensi seksual tersebut?

Beruntunglah Phillip Daggett, laki-laki yang disebut sebagai pacar David Archuletta, mendapatkan pacar sedemikian cute, ramah, murah senyum, memiliki suara merdu, cerdas serta memiliki karier cemerlang di masa sekarang dan yang akan datang. Karir cemerlang di masa mendatang? Mengapa? Tentu saja karena semua gay di dunia akan mengidolakannya sebagai role model, tokoh yang tidak takut mengakui ke-gay-annya, no matter what.

THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE AND IN THE RIGHT TIME

Pernahkah Anda mendapatkan pernyataan perasaan (cinta) dari orang yang tidak terlalu menarik bagi Anda? Dengan berbagai cara, mulai dari yang halus (demi menjaga hubungan baik) sampai yang terkesan ketus, kita menyatakan ketidaktertarikan tersebut dan memilih berteman saja. Di sisi lain, Anda pasti pernah pula menyatakan rasa cinta (dalam berbagai bentuk, mulai yang tersamar sampai yang terang-terangan) namun tidak berbalas. Lebih menyakitkan lagi kalau usaha kita (meraih cinta sang pujaan tersebut) di-cuekin. Alih-alih berkata ya atau tidak, ia (entah dengan sengaja atau tidak) menggantung perasaan (suka) yang kita sampaikan.

Ya, kalau dalam dunia hetero kita mengumpamakan mencari pasangan bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami, maka dalam dunia homo kita akan mengumpamakan mencari pasangan bagaikan mencari jarum dalam gunungan jerami, bukan lagi sekadar tumpukan. Bagaimana tidak, berbagai cara telah kita lakukan, mulai dari menghadiri berbagai acara bertema gay yang kerap diadakan, chatting, sampai minta dicomblangin. Tapi tetap, the right man tidak juga menampakkan batang hidungnya.

Kalau sudah begini, terkadang kita akan berpikir ulang mengenai keputusan pisah dengan orang yang dulu mengisi lembaran romansa kisah cinta kita. "Apa tidak sebaiknya kembali saja?" Pertanyaan tersebut kerap muncul manakala kita dikecewakan oleh para kandidat the right man fof our future. Bahkan ketika alasan perpisahan tersebut dikarenakan si dia berselingkuh, kadang kita akan berfikir untuk memaafkannya dan menerimanya kembali. Sesuatu yang kita bersumpah tidak akan melakukannya yang karenanya akan menjatuhkan harga diri kita.

Kalau dalam dongeng, seorang putri hanya harus mencium satu ekor kodok sebelum kemudian sang kodok berubah menjadi pangeran yang akan menikahinya dan mereka hidup bahagia selamanya, maka pertanyaanya, harus berapa pangeran "kodok" yang harus kita cium untuk bertemu sang pangeran? Dari sekian puluh orang yang kita kencani, mengapa salah satu dari mereka belum juga menjelma menjadi pangeran? Bukankah yang kita butuhkan hanyalah seorang pangeran yang kita cintai dan balik mencintai kita dengan segenap kasih dan sayang, apakah kita meminta terlalu banyak?

Tuesday, December 02, 2008

SELAMAT HARI AIDS

Apa makna hari AIDS bagi Anda? Apakah hari ini adalah waktu untuk membagi-bagikan bunga simpati, menyematkan pita merah, membagi-bagikan brosur awarnes seputar penyakit yang mematikan ini atau membagi-bagikan kondom gratis? Kegiatan yang disebutkan terakhir sepertinya harus lebih kita perhatikan. Mengapa? Begini alasannya.

Setiap tanggal 1 Desember, dalam rangka memperingati hari IADS, di kota-kota besar akan kita temui prakarya berbentuk kondom dalam berbagai variasi. Ada yang menggantungkan ratusan kondom bekas pada sebuah pohon, membuat replika kondom terbesar, menyarungi pilar-pilar pembatas jalan degan bahan yang menyerupai kondom, sampai membagi-bagikan kondom gratis. Tentu saja, ini semua bertujuan untuk memberikan pendidikan bahwa kita dapat menghambat penularan HIV/AIDS dengan penggunaan kondom. Pertanyaannya, apakah ekspos kondom pada hari AIDS seperti tersebut di atas dinilai tidak berlebihan?

Penulis termasuk orang yang tidak setuju dengan pengumbaran atau ekspos kondom secara berlebihan. Alih-alih kita memiliki kesadaran bahwa kondom adalah sesuatu yang diperlukan dalam mencegah penyebaran viris HIV/AIDS dimana kita semua sudah cukup aware, penulis merasa jijik melihat replika kondom dalam ukuran raksasa atau penyarungan pilar-pilar pembatas jalan dengan menggunakan bahan dan bentuk serupa kondom. What's the point?

Sebut ini gila dan berlebihan tapi penulis memiliki sebuah kekhawatiran. Suatu saat, ketika kondom selalu diekspos habis-habisan dalam rangka memperingati hari AIDS, yang melekat pada benak masyarakat tentang peringatan tersebut adalah kodom. Bukan tidak mungkin, lambat laum masyarakat akan mempersepsikan tanggal 1 desember adalah sebagai hari kondom, bukan hari AIDS. Kalau sudah demikian, apa yang dapat kita perbuat? Jadi, hentikan semua bentuk ekspos kondom secara berlebihan. Kalau memang ingin berkreasi dalam bentuk prakarya, sebaiknya cari media lain selain kondom. Sebagai seniman, Anda tentu lebih tahu apa media lain tersebut bukan?

Tidak ada lain yang dimaksudkan penulis selain turut menyukseskan kampanya kewaspadaan HIV/AIDS. Hindari pengguaan jarum suntik secara bergantian, doing save sex, dan selalu setia pada pasangan Anda. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan, "Selamat Hari Kondom! Eits... Selamat Hari AIDS, maksudnya."

Monday, December 01, 2008

THE WAY GAYS GET DRESS

Sudah menjadi takdirnya bahwa seorang gay ingin selalu tampil menarik di semua kesempatan, kapanpun dan dimanapun. Apalagi kalau tujuannya bukan untuk mengarik perhatian laki lain? Karenanya, ketika hendak bepergian ke suatu acara (baik casual terlebih formal), ia akan habis-habisan mematut dirinya di depan kaca. Mulai dari pemilihan aroma parfume, tatanan rambut, pemilihan pakaian, serta mix and match aksesoris pendukung penampilan.

Al hasil, kita dapat menilai apakah seorang laki-laki gay atau bukan dari caranya berpenampilan. Beberapa hal seputar fashion yang terkenal "gay banget" adalah sebagai berikut.

Pertama, seorang gay cenderung memilih parfume dengan aroma menyengat. Ini bertujuan tentu saja untuk menarik perhatian laki-laki lain. Tidak tanggung, mereka rela rela membelanjakan uang ratusan ribu rupiah demi mendapatkan wewangian parfume yang menurut mereka dapat menarik perhatian laki-laki.

Kedua, seorang gay kerap menata rambutnya dengan berbagai gaya yang sedang in. Penggunaan jell atau semacamnya menjadi sebuah kewajiban demi kesempurnaan tatanan rambut yang ia inginkan. Tak heran, mereka kerap bolak-balik ke kamar kecil demi me-re-touch tatanan rambut tersebut.

Ketiga, seorang gay akan memilih mengenakan pakaian yang serba ketat atau paling tidak ngepas di badan. Apalagi mereka yang dikaruniai dan memelihara bentuk tubuhnya. Ajang pemer keindahan tubuh pun dimulai. Mulai dari t-shirt, kemeja, sampai celana sebaiknya menampilkan lekuk tubuh secara tegas.

Keempat, seorang gay akan menggunakan aksesoris secara wah. Mulai dari belt, scarf, topi, bahkan kalau perlu gelang. Untuk belt mereka memilih yang ukuran extravaganza, sementara topi atau scarf mereka pilih dalam warna yang nge-jreng. Sebagaian gay kadang memilih mengenakan gelang, cincin, atau kalung untuk turut meramaikan penampilan mereka.

Bagaimana dengan pemilihan warna. Warna pink atau warna muda lainnya tidak dapat dijadikan barometer untuk menentukan gay atau tidaknya seorang laki-laki mengingat seorang gay bisa saja mengenakan pakaian serba gelap demi menyesuaikan dengan acara dan suasana tempatnya berada.

Ada yang keberatan dengan pengungkapan ciri-ciri tersebut di atas? "Aku suka pake belt berukuran besar, tapi aku bukan gay kok." Well, kalau Anda mengaku straight namun berpenampilan seperti disebut di atas, sebaiknya Anda pertanyakan lagi ke-straigh-an Anda.

Saturday, November 29, 2008

GOD FORGIVE BOTTOMS NOT

Beberapa hal berikut sebaiknya tidak Anda lakukan kepada para bottom. Mengapa? Disamping bottom adalah makhluk paling sensitif di dunia, mereka juga tidak akan dapat memaafkan begitu saja beberapa hal. Apa saja?

Pertama; ketika Anda berpacaran dengan seorang bottom, jangan pernah berselingkuh. Apatah lagi perselingkuhan tersebut dilakukan dengan teman dekat sang bottom. Wah, yang satu ini bakalan memancing amarahnya. Bukan hanya itu, hubungan sang bottom dengan temannya bisa terganggu gara-gara ulah Anda. Masih beruntung kalau sang bottom bukanlah seorang drama queen yang suka membesar-besarkan masalah. Bagaimana kalau ia bertindak nekat dan melakukan hal-hal gila.

Kedua; ketika Anda bertemu dengan seorang bottom untuk kencan semalam, jangan bernah berbohong di chat-room bahwa Anda adalah top atau versatile padahal Anda bottom juga. Cepat atau lambat sang bottom akan menyadarinya dan ketika pertemuan tersebut dipaksakan sampai ke tempat tidur, yang terjadi kemudian adalah penyesalan. "Mengapa aku sampai tidur dengan seorang bottom juga. Tidak cukupkah aku menjadi gay selama ini dan harus ditambah dengan menyandang predikat lesbian juga." Ingat, bottom memiliki sumpah setia yang tidak akan dia langgar yaitu tidak meniduri sesama bottom.

Ketiga; jangan pernah Anda memanfaatkan bottom. Mungkin suatu hari Anda bertemu dengan seorang bottom yang menyenangkan sehingga Anda ingin mengenalnya lebih dekat. Dari mulai jadwal rutin bertemu sampai minta diperkenalkan dengan teman-temannya. Setelah sekian lama hubungan tanpa status tersebut berjalan dan sang bottom menginginkan kejelasan, segeralah pastikan untuk tetap bersamanya atau tinggalkan ketika memang Anda tidak ada rasa. Kejelasan hubungan sangan berarti dalam dunia bottom.

Keempat; melakukan hubungan seks semalam tanpa menggunakan kondom adalah sesuatu yang paling berat dilakukan seorang bottom. Ketika Anda memaksakan hal ini, mungkin dia akan mengabulkan permintaan Anda untuk saat itu mengingat sang bottom sudah mencapai pincak horny-nya. Akan tetapi jangan harap hal itu akan terulang lagi karena Anda telah masuk ke dalam daftar hitam sang bottom.

Kelima; permainan kasar ketika di ranjang dengan seorang bottom kadang membuatnya lebih bergairah. Akan tetapi pada skala tertentu hal itu dapat menyakitinya secara fisik. Ketika hendak main kasar, pastikan sang bottom menikmatinya tapi kalau tidak sebaiknya aksi tersebut Anda hentikan kalau tidak ingin kehilangan kesempatan berhubungan seks dengan sang bottom.

Keenam; Anda telah bermanis-manis di SMS untuk mengatur janji bertemu and you know... tapi setelah bertemu bersikap dingin dan mengacuhkan sang bottom atau bahkan membatalkan janji kencan dengan berbagai alasan. Kalau memang tidak berminat berkencan dengan sang bottom tersebut, mengapa tidak disampaikan dari awal sehingga para bottom tidak membuang waktu percuma yang bisa dia manfaatkan untuk bertemu dengan orang lain yang berminat padanya.

Ketujuh; Andan dan sang bottom saling taksir, tapi ketika sang bottom sudah memberikan lampu hijau untuk melangkah ke tahap yang lebih serius Anda tidak segera membuat aksi menyatakan cinta. What's the point. Commitment adalah sesuatu yang amat didambakan seorang bottom, bukan hanya seks semalam dengan orang yang berbeda tiap hari. Be a man about it!

Wednesday, November 26, 2008

5 HAL YANG TIDAK HARUS DIBAHAS DI CHAT-ROOM

Gay mana yang tidak mahir chatting? Hampir tidak ada mengingat chatting adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang gay di abad teknologi seperti saat ini. Kalau ada di antara Anda (gay, red) yang tidak mahir dalam urusan yang satu ini, sebaiknya segeralah mengambil kursus karena saat ini Anda menghadapi masalah serius dalam hidup Anda. Jangan diabaikan!

Ngomong-ngomong mengenai chatting, tidak selamanya ritual wajib kaum gay yang satu ini berjalan mulus. Kadang suatu hari kita chat dengan seorang yang menyebalkan. Mislanya saja kita ngobrol dengan orang yang suka memamerkan ini-itu. Ada juga yang sok jual mahal karena merasa diri kecakepan. Don't take it personal and be easy. Mereka memang begitu dan kita tidak bisa mengubah apapun dari hal itu.

Yang lebih menarik untuk kita bahas saat ini adalah beberapa hal yang memang tidak perlu dibahas di chat room namun kadang kala ada sebagian kita yang niat membahas hal tersebut. Bukannya tidak boleh, kadang hal-hal yang tidak perlu dibahas tersebut menjadi sesuatu yang anoying ketika diperbincangkan. Toh kita semua menjacari senang dari kegiatan chat ini. Mengapa kita harus merusaknya. Nah, apa saja hal-hal yang tidak perlu dibahas di chat-room tersebut? Berikut lima hal tersebut

Nama Asli
Hampir 90% mereka yang chat menggunakan nama palsu. Kita tidak harus dipusingkan ketika chat dengan orang yang sama tapi pada satu saat dia menggunakan nama A akan tetapi di kesempatan chat yang lain ia menggunakan nama B, C, atau D. Toh kita bukan petugas sensus yang harus mendata responden dengan selengkap-lengkapnya, bukan?

Detil Pekerjaan atau Jurusan Kuliah
Sebagian orang tidak nyaman kalau harus menyebutkan nama tempatnya bekerja atau univesritas tempatnya kuliah. Cukup kita tahu apakah dia masih kuliah atau sudah kerja yang sebenarnya hal tersebut tidak penting-penting amat. Apa pula untungnya bagi kita mengetahui hal tersebut?

Status Relationship
Kalau memang Anda setia dengan pasangan, buat apa Anda chatting? Karenaya, menyebutkan status Anda yang tengah memiliki BF tidak harus disebutkan. Juga Anda tidak harus bertanya ketika akan ketemuan dengan teman chat apakah nanti ada yang marah atau tidak.

Bertanya Mengenai Teman yang Fotonya Ikut Mejeng di FS
Ini menjadi hal menyebalkan yang harus benar-benar kita hindari. Kalau kita tidak tertarik dengan partner chat tersebut, tidak usahlah kita menanyakan kabar, nomor hp, atau titip salam kepada orang yang ikut mejeng di FS teman chatting tersebut. Apa yang ingin coba kau katakan? Bahwa orang tersebut kalah menarik bila dibanding temannya? How dare you!

Pamer Ini-Itu
Ketika ingin ketemuan, ada orang yang kadang bertanya "Rumahmu bisa masuk mobil gak?" atau "Aku lagi chat pake HP gw, nih." atau "Lu aja yang dateng ke rumahku. Ke rumahku itu gampang kok. Rumah yang paling besar di jalan X." Eew... Asal Anda tahu, hal-hal tersebut tidak membuat Anda menjadi lebih diinginkan, malah mungkin sebaliknya. Get real!

So, be practical when you chat. Quick tips: Sapa lah lawan bicara dengan "Hi.", tanyakan asl-stat (termasuk di dalamya lokasi kita atau dia berada), alasan dia chat (untuk sekadar ngisi waktu atau emang sengaja mencari partner seks), tanyakan "t/b?", saling tukar pic, kalau tertarik saling bertukar nomor hp dan atur janji bertemu. Praktis bukan?

GAY: HERE, THERE, & EVERYWHERE

Fashion dan entertainment adalah dua "dunia" yang oleh umum dianggap sebagai penyumbang tersebesar jumlah kaum gay yang ada di dunia ini. Bagaimana tidak, dunia fashion (termasuk di dalamnya dunia bisnis kesancikan lainnya seperti salon atau semacamnya) kerap dihuni oleh pria-pria cantik yang concern terhadap penampilan. Sementara itu, dunia entertainment yang selalu "telanjang" berkat kencangnya hembusan angin gosip, membuat penyamaran pria gay dalam dunia tersebut kerap tersingkap. Alhasil, rahasia umum tentang ke-gay-an pria dua dunia tersebut telah menjadi sebuah permakluman. Umum kerap berkata, "Ya, namanya juga dunia fashion." atau "Laki-laki seperti itu banyak kok di dunia entertainment Gak aneh."

Pertanyaannya, benarkah hanya dua dunia tersebut di atas penyumbang jumlah gay terbesar? Mengingat di abad 20 ini gay adalah sebuah kecenderungan yang tidak dapat terbendung lagi, pastilah gay sudah masuk ke dalam berbagai relung profesi di sekitar kita. Apa saja bidang pekerjaan tersebut? Let's find out!

Waiter
Ingat ketika suatu hari kita nongkrong di cafe dan saling berbisik kepada teman kita membicarakan waiter tampan yang menjadi kecengan bersama? Well, tidak terlalu berlebihan kiranya kita naksir waiter-waiter lucu tersebut. Dengan mata telanjang, kita dapat melihat apakah mereka gay atau tidak dari cara mereka berjalan, tersenyum, bertanya kepada kita tentang pesanan makanan yang kita inginkan, sampai bahasa tubuh lainnya yang mengisyaratkan go-ahead-flirt-with-me. Perlu dicatat, pihak manajemen tidak dengan tanpa alasan meng-hire pria-pria tampan itu untuk menjadi waiter. Ya, mereka dipekerjakan untuk menarik perhatian kita.

Cook
Masak memasak adalah dunia perempuan. Ketika banyak laki-laki menekuni bidang ini dan berkata lantang bahwa laki-laki pun bisa memasak, well, mari kita pertanyakan kelelakian mereka. Memang benar memasak adalah aktivitas unisex sehingga lelaki tidak ditabukan untuk melakukannya. Namun pertanyaanya, laki-laki yang bagaimana yang gemar memasak? Ya, tentu saja laki-laki yang menyukai laki-laki yang merupakan pesaing wanita dalam memperebutkan cinta laki-laki.

Customer Service
Melayani dengan ramah adalah pekerjaan utama seorang waiter. Terkadang, keramahan tersebut menjadi sesuatu yang mudah disalahartikan (atau mungkin saja disengaja agar dianggap seperti itu) oleh pelanggan. Kabar baiknya, mereka memegang prinsip kepuasan pelanggan adalah segalanya sehingga apa pun permintaan kita dapat dilayani. Apakah seks termasuk di dalamnya? Well, slogan tersebut adalah fondasi awal untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

Akademisi
Termasuk di dalamnya adalah dosen dan mahasiswa. Dosen memiliki hak prerogatif untuk memaksakan kehendaknya kepada mahasiswa dimana mahasiswa tidak memiliki posisi tawar dalam hal ini. Hal inilah kemudian yang kerap disalahgunakan beberapa oknum dosen yang nyeleneh ingin mencicipi bokong segar para mahasiswaya. Adalah mahasiswa rela melakukan apa saja untuk mendapatkan nilai bagus termasuk ketika harus mengerjakan "pekerjaa rumah" dari sang dosen. Mahasiswa sekolah tinggi pariwisata lebih gebyar sebagai gay dibandingkan universitas lain.

Agamawan
Pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam lingkungan agamis bertujuan untuk menjaga kesucian masing-masing pribadi. Namun demikian, nampaknya para pemuka agama yang membuat peraturan tersebut melupakan satu detil penting bahwa kesucian hati penganutnya tidak bisa dijaga hanya dengan pemisahan seperti itu. Nyatanya, praktek homoseksual juga marak gara-gara peraturan yang satu ini. Siapa kemudian yang harus dipersalahkan?

Penulis
Tentu saja, profesi terakhir adalah penulis. Daya kritisnya dalam mengomentari segala sesuatu (termasuk dunia gay) menjadikannya lebih terbuka. Mereka cenderung menjadi gay yang smart dan penuh dengan ide-ide "jahil" yang kerap mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Suatu hari mereka memimpikan menerbitkan buku panduan bagi para gay agar mereka cerdas dan tidak takut mengekspresikan siapa jati diri mereka yang sebenarnya. Tunggu saja.

Tulisan ini bukan untuk bermaksud mendeskreditkan salah satu profesi tertentu. Hanya bertujuan untuk menggambarkan betapa gay telah menyebar ke berbagai kalangan. Karenanya, buka mata dan telinga Anda. Siapa tahu laki-laki di samping Anda ternyata adalah seorang gay. Siapa yang tahu?!

Tuesday, November 25, 2008

BOTTOM'S THREE WISHES

Kalau seorang bottom menemukan lampu ajaib yang mengeluarkan jin yang akan mengabulkan tiga permintaan, kira-kira apa yang akan ia minta kepada sang jin? Tentu saja ia tidak akan meminta perdamaian dunia, penghentian pemanasan global, ataupun persamaan hak antara pria dan wanita. Lalu apa yang ida minta? Here they are their wishes...

Bigger Dick
Tidak bisa tidak. Seorang bottom pasti selalu menginginkan a bigger dick from time to time. Ketika suatu saat ia menemui, menikmati, dan terbiasa dengan ukuran Mr. P 16 cm, kelak dikemudian hari ia akan menginginkan lebih; mungkin 17 cm, mungkin 18 cm, dan mungkin 19 cm, dan mungkin entah sampai berapa. Yang jelas, ada suatu kebanggaan tersendiri ketika dapat meng-handle ukuran Mr. P yang lebih besar dari waktu ke waktu. Kala para ilmuwan berlomba-lomba mendaaratkan pesawatnya di bulan, maka pra bottom berlomba-lombba menaklukkan (memasukkan, red) Mr. P yang lebih besar.

Romance
Salah besar kalau kita menganggap bahwa perempuan adalah makhluk paling sensitif di dunia ini. Ya, makhluk paling sensitif bukanlah perempuan, tapi para bottom. Tidak heran kiranya kalau mereka kemudian hidup dalam sebuah drama romantisme yang mereka cari sepanjang hidupnya. Tidak seperti putri cantik dalam dongeng yang menunggu diselamatkan oleh pangeran tampan, para bottom akan mati-matian mencari sang pangeran impian. Dalam dunia impiannya, para bottom kerap memimpikan dirinya memadu cinta dengan sang pangeran tampan; dicinta, dimanja, dipuja. Walau kemudian pada suatu hari sang nenek sihir jahat datang dengan mengendarai naga biadab dan menyerang mereka, sang pangeran tampan berhasil menyelamatkannya dan pada akhirnya mereka hidup berbahagia selamanya.

Commitment
Kalau sebagian gay (terutama para top) tidak menjadikan komitmen sebagai sesuatu yang harus dibesar-besarkan dan dipegang teguh, lain halnya dengan para bottom. Mereka kerap menjadikan komitmen sebagai sesuatu yang sakral yang karenanya harus dijunjung tinggi dan dihindarkan dari cacat dan cela. Demikian teguhnya mereka memegang komitmen sampai terkadang mereka rela berkorban apa saja demi terjaganya komitmen yang mereka ikrarkan. Terkadang, hal ini diterjemahkan sebagai sebuah konsep yang rumit oleh para top yang tidak menghargai keagungan sebuah komitmen meski dalam dunia gay sekalipun.

Pertanyaanya, dimanakah kita dapat menemukan lampu ajaib tersebut?

Monday, November 17, 2008

DEAR SEX...

Apa kabarmu hari ini? Masih menjadi obsesi? Temuan mutakhir apa yang kau berikan pada manusia sehingga mereka tidak pernah berpaling dari memujamu? Kau masih tetap menjadi candu? Aku harap begitu.

Seorang teman chatting (melalui nick-nya) berkomentar lucu tentangmu. Katanya, seks tidak berjenis kelamin. Betulkah? Sedikit banyak aku menjadi berpikir, kalau kau memang tidak berjenis kelamin, berarti hak semua manusia untuk melakukannya dengan siapa saja, bahkan dengan sesama jenis (kelamin) bukan?

Seorang sufi pernah berkata bahwa kau merupakan sebuah ekspresi ketuhanan yang karenanya kau menjadi salah satu sarana pendekatan kepada Yang Maha Mencipta. Aku tidak paham benar konsep tersebut. Namun jika hal tersebut benar, apakah ketika dilakukan dengan sesama jenis, fungsi-mu berubah menjadi sebuah dosa? Alih-alih mendekatkan pelakunya pada nilai ketuhanan.

Ah, betapa tidak adilnya hukum seperti itu. Seperti ada standar ganda yang kau berikan kepada mereka para pelaku seks sesama jenis. Padahal, kalau kita mau melihat lebih dekat, mereka (gay, red.) hanya ingin merasakan sensasimu yang katanya dapat melepaskan semua kepenatan permasalahan hidup. Katanya pula, kau adalah rekreasi murah yang akan membuat pikiran kembali fresh sehingga hilang semua stress.

Aku harap kau tidak berpihak. Kalau kau adalah sebuah berkah, aku ingin agar kau sebarkan berkah itu seluas-luasnya kepada semua umat manusia, tanpa terkecuali. Kalau kau adalah sebuah keajaiban, aku ingin kau menebarkan serbuk ajaibmu ke semua arah semua tempat, tanpa terkecuali. Dan kalau kau adalah sebuah kenikmatan, berikan rasa terbaikmu kepada semua kalangan, tanpa terkecuali.

Ah...

Saturday, November 15, 2008

GAY: FROM TIME TO TIME

Pernahkan terpikir oleh Anda bahwa sebagai gay Anda tidak sendirian dalam arti sebelum Anda ada komunitas homo sebagai pendahulu? Pernahkah terpikir pula bahwa sebagai sebuah peradaban, homoseksual telah melewati ups and down untuk mempertahankan eksistensinya seperti sekarang ini? Atau inginkah Anda mengetahui apa yang terjadi pada kaum gay pada suatu masa serta problematika khas yang mereka hadapi pada era tersebut? Mungkin tulisan ini kurang (kalau disebut tidak itu terlalu menihilkan) didukung oleh literatur ataupun penelitian mutakhir. Remember, gay is alway have his own version of anthing. So, just have fun and go read.

Gay Pra-Sejarah
Benarkah dalam era pra-sejarah sudah ditemukan homoseksualitas? Kalau prostitusi disebut sebagau penyakit sosial yang selalu menyertai setiap peradaban manusia dari waktu ke waktu, maka homoseksualitas adalah laten yang siap menjangkit kapanpun. Diamana manusia telah mengeksplor seksualitasnya, maka di sana lah tempat homoseksualitas tumbuh dan berkembang. Mungkin kadar dan tingkatannya masih rendah, hanya sebatas keinginan untuk merasakan bagaimana rasanya berhubungan seksual dengan sesama jenis. Bukankah manusia pra-sejarah adalah pembelajar alam terbaik? Dan kabar baiknya, beberapa hewan yang ada di alam kerap berperilaku homoseksual.

Gay Zaman Feodal
Pada era ini, kekuasaan kaum ningrat memegang peranan penting. Tingginya kasta para raja dibandingkan rakyat jelata membuat penguasa berhak melakukan apa saja terhadap mereka. Kalau sudah begini, apa yang tidak mungkin terjadi? Ya, homoseksualitaspun kemudian bisa disamarkan atas nama mematuhi perintah raja. Lebih jauh, beberapa penguasa sengaja menyumblim homoseksualitas dalam bingkai tradisi. Siapa kemudian yang bisa mengelak?

Gay Era Agama
Ada masanya agama memegang peran penting dalam peradaban umat manusia. Kalau agama dihadirkan dalam kehidupan umat manusia dengan tujuan membuat kehidupan mereka lebih baik, maka hal itu tidak serta merta menghapus homoseksualitas. Umat manusia pada masa itu bisa jadi lebih reliji, namun dibalik semua itu masih banyak kita jumpai praktek homoseksualitas. Di kalangan agama tertentu bahkan bisa kita jumpai bahkan pemuka agamanya-lah yang melakukan praktek tersebut. Sepertinya agama belum cukup ampuh melawan wabah yang satu ini.

Gay Era Revolusi
Pada era ini, perebutan kekuasaan antar negara dengan cara perang kerap terjadi. Bukan hanya antar satu negara dengan negara lain. Beberapa negara yang memiliki kepantingan yang sama kerap bersekutu dan menyerang negara-negara lain demi mendapatkan kekuasaan dan kekayaan. Adalah perang yang membuat negara yang menyerang ataupun yang diserang dilanda ketegangan. Bayangkan, selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tentara ditempatkan di hutan dalam kesiagaan, kelelahan (baik fisik maupun mental), serta kerinduan terhadap orang-orang yang dicintai, dalam hal ini kerinduan seksual terhadap istri ataupun kekasih wanita. Sex adalah satu-satunya penawar ketegangan yang melanda, sehingga ketika tidak ada wanita, sesama tentarapun kemudian sah untuk saling melepas hasrat birahi.

Gay Era Industri
Jual beli adalah icon yang sangat penting dalam menandai perkembangan era ini. Bukan hanya berbagai macam produk fisik kebutuhan manusia yang diproduksi secara masa, produk kebutuhan psikis (baca: seks) pun diperdagangkan. Ya, apa yang tidak mungkin ketika uang sudah menguasai hidup manusia?

Gay Abad 21
Abad millenium yang ditandai dengan globalisasi informasi seperti membuka pintu gerbang lebar-lebar bagi kehidupan gay. Ya, internet memegang peranan penting dalam memperluas pergaulan homo dalam dunia maya. Chatting kemudian menjadi pengetahuan dasar yang harus dimiliki kaum gay untuk bertahan hidup dalam era ini.

Ke depan, perkembangan dunia homoseksual masih akan terus berkembang dan berkembang lagi. Kita tidak akan pernah tahu apa dan bagaimana perkembangan itu akan terus ber-evolusi mengingat tidak satu pun (bahkan agama sekalipun) yang dapat menghentikannya.

PENGALAMAN SEKS PERTAMA

Sebuah teori mengatakan bahwa pengalaman seks pertama seseorang akan sangat mempengaruhi preferensi seksualnya di masa depan. Bagaimana ia merasakan nikmat sensasi seksual pertama kali akan membentuk sebuah bola pikir dalam otaknya bahwa inilah perilaku seks yang ia nikmati dan akan ia ulangi lagi dan lagi.

Ketika seorang laki-laki merasakan sensasi seksual dengan seorang perempuan, maka ia pun akan terobsesi dengan seksualitasnya bersama perempuan dan dia pun akan mengeksplor lebih jauh minatnya tersebut. Dan ketika seorang laki-laki (baik disengaja maupun tidak disengaja) mendapatkan pengalaman seks pertamanya dengan laki-laki, maka sudah hampir dapa dipastikan seks dengan laki-lakilah yang akan ia nikmati. Kalau kemudian umum memberikan cap menyimpang pada perilaku seperti ini, adilkah bila laki-laki tersebut disalahkan mengingat dia hanya menikmati dan mengulang sensasi kenikmatan pengalaman seks pertamanya?

Tidak usah terburu-buru menjawab pertanyaan tersebut di atas. Lupakan dulu permasalahan benar-salah, normatif-tidak normatif, serta konsep dosa dan pahala yang notabene penulis tidak mempunyai kapasitas dalam bidang tersebut. Penulis hanya ingin mengajak kita berpikir luas. Mari kita sejenak berandai-andai. Kepada Anda, laki-laki yang mengaku straight, apa yang akan Anda lakukan jika pengalaman seks pertama Anda adalah dengan laki-laki dan Anda menikmatinya? Tidakkah sekarang ini Anda sudah menjadi gay dan berpetualang seks dengan puluhan laki-laki? Pertanyaan yang sama penulis ajukan kepada laki-laki yang mengaku gay. Kalau pengalaman seks pertama Anda adalah dengan wanita dan Anda menikmatinya, bukankah sekarangpun Anda akan lebih birahi melihat kemolekan tubuh perempuan? Mungkin sekarang Anda sudah menikah dan memiliki anak dan Anda pun akan di-elu-elu-kan sebagai pejantan sejati karena telah memenuhi kriteria stereo-type laki-laki pada umumnya.

Kalau sudah demikian, sepertinya ego dan superioritas antara laki-laki straight dan homo menjadi samar. Kita tidak akan bisa membanggakan ke-straight-an atau ke-homo-an kita karena hal itu menjadi tidak berarti manakala kita memberikan sedikit saja ruang untuk berempati. Masing-masing tidak akan pernah menuduh dan berkeras bahwa preferensi seksual yang ia pilihlah yang benar. Ah, indahnya hidup seperti ini.

Ini semua tentang pengalaman seks pertama. Jadi, berhentilah menghakimi apa lagi ber-eew!-ria terhadap preferensi seksual masing-masing. Time to grow up gays! Sekali lagi, ini semua tentang pengalaman pertama, tidak lebih.

Friday, November 14, 2008

16 AKTOR YANG HARUS MEMAINKAN TOKOH GAY

Setelah fantasi kita terpuaskan ketika Tora Sudiro dan Surya Saputra bermain sebagai tokoh homoseksual dalam film Arisan, Fachri Albar dan Cristian Sugiono dalam film Jakarta Undercover, yang kemudian disusul oleh Nino Fernandez dan Fauzy Baadilah dalam film Coklat Strawbery, ada 10 aktor lagi yang harus (tidak boleh tidak) memuaskan fantasi kita agar mereka berperan sebagai gay dalam film terbaru mereka. Berikut daftar keenambelas aktor tersebut.

Vino G. Bastian-Herjunot Ali
Seperti dalam film Realitas Cinta dan Rock n Roll, mereka berperan sebagai dua orang sahabat dekat. Mereka membuat grup band alternatif, hang-out, mabuk-mabukan, mengejar cewek, dan berbagai kegilaan usia akhir belasan lainnya. Sampai suatu saat secara tidak segaja mereka berciuman. Mereka merasakan sesuatu namun menyangkalnya mati-matian dan menenggelamkan diri dalam pergaulan urakan. Di akhir cerita, mereka sadar bahwa yang mereka cari selama ini adalah satu sama lain.

Mike Muliadro-Evan Sanders-Didi Riyadi-Oka Antara
Film ber-genre komedi romantasi yang bercerita tentang tiga sekawan (Mike Muliadro, Evan Sanders, Didi Riyadi) adalah tipikal gay proud and loud. Dalam komunitasnya mereka terkenal sebagai trio big dick. Ya, mereka pun menjadi obsesi semua gay untuk bisa menikmati ukuran XXL alat kelamin ketiga trio tersebut. Dan wajarlah kalau kemudian mereka bertigapun membanggakan rudal kesayangan mereka tersebut. Sesuatu kemudia merusak persahabatan mereka ketika Oka Antara datang dan menjadi kecengan mereka bertiga. Persaingan tidak sehatpun terjadi. Mereka bersedia melakukan apa saja demi mendapatkan sang pujaan, bahkan menyerahkan 'keperawanan' mereka. Dari situlah mereka sadar bahwa menjadi bottom adalah sesuatu yang tidak mudah dan perlu pengorbanan.

Mike Lewis-Winky Wiryawan-Restu Sinaga
Bercerita tentang kisah perjuangan cinta Mike dan Wingky yang ingin meresmikan hubungan cinta mereka ke jenjang pernikahan. Berbagai tentangan datang dari keluarga Wingky yang notabene asli kelurga Indonesia yang masih berpegang teguh pada adat ketimuran. Sementara Mike yang keturunan bule terus mendesak Wingky agar segera melaksanakan niat mereka meski harus menikah tanpa restu orang tua Wingky. Tarik ulur kepentingan pun terjadi. Di satu sisi Wingky sangat mencintai Mike dan rela melakukan apa saja demi cinta mereka. Namun di sisi lain dia tidak bisa begitu saja mengabaikan keluarga untuk menikah dan tinggal di Belanda. Konflik bertambah runcing ketiak Restu Sinaga Datang (mantan cinta SMA Wingky) yang menjadi tempat curhat Wingky selama ini. Dari satu sumber kemudian Wingky mengetahui bahwa Restu masih menyimpan rasa dan kerap memberikan penilaian tidak objektif sebagai tindakan untuk memisahkan cinta antara Wingky dan Mike.

Tio Pakusadewo-Jonathan Mulia
Cerita tentang Jojo yang baru menapakkan kakinya di dunia gay. Dalam imajinasinya, ketika ia harus melepaskan keperjakaannya maka ia harus melakukannya dengan orang yang sudah berpengalaman. Terpilihlah Tio pakusadewo yang di mata Jojo adalah sosok pria sempurna, kebapakan, melindungi, serta memancarkan wibawa. Jojo pun kecewa manakala ia terlah meyerahkan hati dan keperjakannya untuk Tio dengan mengharapkan sebuah komitment sementara Tio hanya memaknai hal itu tidak lebih dari sekadar bersenang-senang. Sejak saat itulah, kepercayaannya pada cinta dalam dunia gay mulai runtuh.

Adjie Pangestu-Fedi Nuril-Dimas Seto
Adalah Fedi Nuril dan Dimas Seto, dua rival yang selalu bersaing dalam berbagai kegiatan seperti prestasi nilai akademik, kegiatan kampus, popularitas dalam lingkungan pergaulan, serta takluk menaklukkan laki-laki. Untuk membuktikan siapa yang paling hebat, merekapun berlomba untuk bisa meniduri Adjie Pangestu (dosen filsafat yang menjadi fantasi semua mahasiswa, baik wanita maupun pria gay) yang notabene bukan gay dan telah memiliki keluarga (anak dan istri) yang bahagia. Kejadian di luar dugaan kemudian terjadi manakla Adji mengetahui perlombaan antara Fedi dan Diman. Adjie ingin mencoba merasakan dunia gay dan mengajak mereka berdua untuk threesome.

Samuel Rizal-Richard Kevin
Diceritakan, Richard Kevin akan melangsungkan pernikahannya dengan seorang wanita dalam hitungan hari. Sebagai pendamping pria, Samuel Rizal pun mengadaka bachelor party untuk sang sahabat di apartemennya. Kegilaan terjadi manakala stripper yang diundang tiba-tiba tidak bisa datang. Tamu undangan mengusulkan agar Samuel lah yang menggantikan stripper tersebut sebagai aksi lucu-lucuan. Merasa tertantang, Samuel pun segera melancarkan aksinya meliuk-liukkan keindahan tubuhnya sambil melucuti pakaiannya satu per satu. Tanpa sadar Richard menikmati pertunjukkan tersebut dan ketika ia mengatakan hal itu pada Samuel setelah para tamu pergi, di luar dugaam Samuel langsung memagut Richard. Pergumulanpun terjadi namun demikian mereka berjanji bahwa kejadian tersebut tidak akan pernah terulang lagi. Dan Richard pun menikah namun bayang-bayang Samuel tidak bisa hilang dari pikirannya. Ketika suatu hari ia mendapati Samuel sedang bermesraan dengan seorang laki-laki, Richard meledak dan mengakui bahwa ia jatuh cinta pada Samuel dan rela meninggalkan istrinya demi Samuel.

Bagi para sutradara dan produser, segeralah mewujudkan fantasi kami tersebut. Artikel ini mewakili semua gay yang ada di Indonesia. Anggap itu sebagai pangsa pasar yang akan siap mem-boom-ing-kan film yang Anda bikin agar mencapai box-office. We promised! Oh, jangan lupa. Adegan ciuman dan pergumulan dibuat sepanas mungkin. Perjuangkan ketika Lembaga Sensor Film ingin meng-cut scene tersebut. Ok?

YES HONEY, YOU'RE GAY

Ingat tidak waktu suatu hari kita bertemu dengan seorag laki-laki yang mati-matian menyatakan dirinya bukan gay tapi dia menikmati seks dengan sesama? Saat itu, yang ingin kita lakukan adalah membungkam mulutnya dari kelitan-aku-bukan-gay dan menyarankan untuk menikmati saja service yang akan kita berikan. Ya, dari pada mati-matian berdebat membuktikan bahwa dia memang seorang gay yang notabene akan ia bantah habis-habisan, lebih baik kita buka matanya dengan aksi nyata. Toh, pada akhirnya sang pria-bukan-gay ejakulasi juga. Lantas apa lagi yang harus diperdebatkan?

Ya, tidak ada lagi yang harus diperdebatkan. Kalau Anda ser-ser-an melihat pria tampan dan berotot di sebuah mall serta membayangkan fantasi ranjang dengan pria tersebut, maka Anda adalah gay. Tidak usahlah Anda berpura-pura mengalihkan pandangan pada segerombolah dara manis yang sedang cekikan di salah satu stand obral.

Kalau Anda menikmati lubang anus laki-laki, maka Anda adalah gay. Tidak peduli Anda telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Tidak usahlah Anda berlindung di balik institusi pernikahan untuk menyangkal kecenderungan seksual Anda.

Kalau Anda selalu menghabsikan waktu berjam-jam untuk mix and match baju sebelum pergi baik ke mall ataupun acara hang out lainnya, maka Anda adalah gay. Sudah menjadi kodratnya seorang gay selalu memperhatikan penampilannya termasuk mati-matian membentuk tubuh di pusat kebugaran. Tidak usahlah Anda memakai alasan metroseksual yang merupakan penghalusah kata laki-laki yang suka dandan.

Kalau musisi favorit Anda adalah para diva baik lokal maupun internasional (let's say: Beyonce Knowles, Christina Aguilera, Mariah Carey, Celine Dion, Rossa, Titi DJ, KD, serta Reza), maka Anda adalah gay. Tidak usah berusaha menutup-nutupi dengan mengoleksi CD Aerosmith, U2, Simple Plan, atau Audio Slave.

Kalau film favorit Anda adalah Pretty Woman, Titanic Maid in Manhattan, Sex and the City, dan Legally Blonde, Maka Anda adalah gay. Tidak usahlah sok berpura-pura menyukai film aksi yang penuh dengan adegan baku hantam, kebut-kebutan, serta tembak-tembakan.

Kalau Anda masuk ke chat room gay, maka Anda adalah gay. Tidak usahlah berpura-pura masuk ke chanel tersebut secara tidak sengaja atau chat hanya untuk melakukan observasi atau semacamnya. Hanya gay yang betah berlama-lama (semisal ngobrol via chatting) dengan sesama gay.

So, yes honey you're gay. Accept that fact and act like one. Don't be shy.

Thursday, November 13, 2008

GAYOLOGI

Gayologi adalah sebuah studi tentang homoseksualitas. Mengenai bagaimana mereka (kaum gay) berinteraksi, berkomunikasi, membentuk sebuah komunitas, serta petualangan seksual yang mereka lakukan. Studi ini juga membahas mengenai segala pernik dunia gay, mulai dari gaya bahasa, perilaku kencan, pembagian strata dalam hierarki kaum homo, serta tindak kriminal yang kerap dikaitkan dengan kaum homo.

Gayologi merupakan mata kuliah dasar yang diajarkan di International Gay Institute dengan bobot 6 sks yang dibagi dalam tiga semester. Setiap lak-laki yang mengaku gay, wajib mengambil mata kuliah ini, tidak boleh tidak. Dilengkapi dengan buku manual, mata kuliah ini akan membantu kaum homo untuk menghadapi masa depannya, bertahan hidup, serta eksis dalam dunia gay.

Dalam buku Pengantar Ilmu Gayologi yang menjadi referensi wajib baca oleh para mahasiswanya, kita akan menjumpai 10 prinsip dasar yang dijabarkan dalam 10 bab buku tersebut.
Pada bab 1 kita akan diajak untuk mengenal apa dan bagaimana gay itu sebenarnya. Pada bab 2 kita akan mempelajari filosifi dasar dunia gay. Pada bab 3 dan 4 berturut-turut kita akan mendapatkan ilmu etika dalam dunia gay serta tatakrama pergaulan gay. Pada bab 6 kita akan mengenal pernik pergaulan serta komunitas gay. Bab 7 akan membahas problematika khas kaum gay. Pada bab 8 akan dibahas tuntas mengenai gay san prostitusi. Sedangkan pada bab 9 pembahasan akan difokuskan pada gay dalam perannya sebagai seorang profesional. Dan akhirnya pada bab 10 akan dijabarkan mengenai pernikahan gay beserta hak dan kewajibannya baik dalam institusi rumah tangga ataupun sebagai warga negara.

Tidak seperti mata kuliah pada umumnya, Gayologi diajarkan dengan menggunakan sistem pendekatan praktek langsung. Setiap teori yang diajarkan, semaksimal mungkin dielaborasi dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Karenanya, kegagalan dalam mata kuliah ini akan diasumsikan sebagai kegagalan mahasiswanya dalam menjalani hidupnya sebagai gay kelak di kemudian hari. So, watch, learn, and practise carefully.

Lulus dari International Gay Institute, kita berhak menyandang gelar Ms.Q. (Master of Queer). Penyandang gelar ini sudah hampir dapat dipastikan menguasai berbagai macam disiplin ilmu gay yang diperlukan untuk menjadi gay terpelajar. Selamat!

Tuesday, November 04, 2008

DA RULES (Pt. 1)

Ketika putus cinta, apa yang harus dilakukan seorang gay untuk tetap survive manjalani homoseksual. Well, kaum homo memiliki sejumlah peraturan mengenai hal ini.

Peraturan 087
Beri waktu satu minggu untuk menangis bombay ber-melow-ria mengenang semua keindahan bersama sang pacar. Biarkan kata-kata "Aku tidak bisa hidup tanpamu." atau "Aku tidak bisa kehilangan kamu." membumbui luka hati yang menganga lebar kala itu. Penuhi hatimu dengan air mata karena kamu berhak mendapatkannya.

Peraturan 089
Pada minggu kedua, beragam slogan seperti "No Man No Cry" atau "Being Singla dan Fabuolus" atau "There's No More Crying In The Rain" atau "Boys are Toys" bisa kita pajang di dinding kamar untuk mengingatkan bahwa kita harus tegar menghadapi semuanya. And sure, averything gonna be ok.

Peratura 090
Lakukan ritual lama yang sudah tidak pernah lagi dapat kita lakukan karena alasan memiliki pacar. Chatting ataupun clubbing adalah beberapa aktivitas yang dapat kembali kita lakukan dengan sepuasnya dan tidak akan ada yang melarang. Bertemu dan berkenalan dengan orang baru sedikit banyak akan mengobati luka hati akibat perpisahan.

Peraturan 091
Full fill your sex need. Paling tidak, ketika luka hati kita belum sembuh, seks dapat memberikan sedikit refreshing terhadap berbagai tekanan yang disebabkan putus cinta.

Peraturan 092
Teman adalah tempat untuk berkeluh kesah. Curhatlah sesering mungkin walau diulang-ulang sampai sang teman merasa bosan dan menghentikan kita dari bercerita lebih banyak. Itulah gunanya teman, a shoulder to puke on.

Tuesday, October 28, 2008

FINDING TRUE LOVE

Apa yang harus dilakukan seorang gay untuk menemukan cinta sejatinya? Apakah cinta sejati itu benar-benar ada dalam dunia gay? Dan apakah ketika kita telah menemukannya dan yakin bahwa he's the one, maka ada jaminan bahwa dia tidak akan pergi dengan berbagai macam alasan? Apakah cinta yang mereka miliki cukup kuat untuk membuat dua orang gay tetap bersama selamanya?

Orang bijak bilang, tidak ada satu yang pasti dalam dunia ini. Karenanya, ketika kita meyakini satu hal akan tetap seperti adanya, maka bersiap-siaplah untuk kecewa ketika suatu saat ia berubah. Mungkin perubahan yang terjadi adalah kecil semata, tapi karena kita berharap terlalu besar maka perubahan tersebut akan meruntuhkan keyakinan kita dan membuat kecewa. Pertanyaanya, apakah salah kita untuk berharap terlalu banya?

Dalam hal percintaan kaum gay, rumus yang sama berlaku serupa. Terkadang kita ragu apakah cinta sejati itu ada. Terkadang kita mencari dengan menghabiskan seluruh waktu dan energi kita karena kita yakin there is one man for one gay and we call it soulmate. Sejuta harap dan impian pun memenuhi imajinasi kita namakala hari demi hari bahagia kita lewati dengan the right man tersebut. Kemudian sesuatu yang tragis terjadi. The right man memutuskan untuk berhenti dari menjadi gay dan secara otomatis menghancurkan dongeng indah yang kita yakini.

Dia bilang masih cinta. Dia bilang masih sayang. Dan dia bilang tidak dapat menghapus nama kita dari hati dan memorinya. Namun demikian dia tetap harus pergi untuk menjalani kehidupan sebagai laki-laki 'normal'. Kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan? Tidak ada. Tidak ada yang dapat kita lakukan selain membiarkan dia pergi sebagai bukti cinta yang kita miliki. Menyakitkan memang, tapi kita tidak punya pilihan. Kita tidak akan menghalangi orang yang kita cintai untuk mengejar kehidupan yang ia yakini kebenarannya, bukan?

Satu mungkin yang dapat kita lakukan ketika melepas kepergiannya. Buat dia berjanji bahwa kita adalah laki-laki terakhir dalam hidupnya. Setelah itu, kita akan menjalani kehidupan terpisah sesuai dengan keyakinan yang kita miliki masing-masing. Melanjutkan hidup untuk mencari cinta sejati yang menunggu untuk kita temukan. Somehow, someday...

PS. Selamat tinggal Aa-ku terayang...

Saturday, October 18, 2008

KETIKA SEORANG GAY MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH

Ketika seorang gay akhirnya memutuskan untuk menikahi seorang perempuan, banyak sekali alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut. Mematuhi keinginan orang tua, menuruti norma sosial serta adat istiadat setempat, tidak sanggup menolak perjodohan dengan wanita yang di mata orang tua dinilai sempurna, meneruskan garis keturunan, serta tidak ingin kalah mempertontonkan kesempurnaan sebagai seorang laki-laki di depan teman kerja, misalnya dan masih banyak lagi alasan artifisial lainnya.

Mengapa kita menyebutnya sebagai alasan artifisial? Kalau mau jujur, pria gay mana yang tidak menikmati kehidupannya sebagai gay selama ini. Mulai dari gonta-ganti teman kencan, tidak adanya tanggung jawab berlebihan manakala kita menjalin sebuah hubungan, tidak harus repot mengurusi tetek bengek birokrasi kekeluargaan sebagai konsekwensi logis pernikahan, serta hidup cuek tanpa tekanan sosial. Hidup pun kemudian dimaknai sebagai sebuah kemeriahan dan petualangan yang seolah tak terbatas.

Ketika kemudian seorang gay memutuskan untuk menikah dengan berbagai alasan seperti disebutkan di atas, apakah dia sudah siap meninggalkan semua kenikmatan yang didapat selama ini untuk digantikan dengan pernikahan yang tidak mungkin tidak terlepas dari problematika? Apakah kemudian setelah menikah akan ada jaminan bahwa dia tidak akan merindukan kehidupan yang dahulu atau bahkan ia tidak terjun lagi ke dalam kehidupan tersebut? Kalau sudah demikian, apakah arti sumpah di depan Tuhan yang ia proklamirkan saat akad pernikahan? Bukankah akan lebih beresiko mengundang permasalahan ketika dia kembali ke dunia setelah menikah dengan seorang perempuan?

Karena itulah, ketika seorang gay menikah, yang pertama kali harus diyakinkan mengenai pernikahan tersebut adalah dirinya sendiri. Sudah siapkan dia mengorbankan semua perasaan yang membuatnya merasa hidup sebagai seorang manusia. Ya, kalau kita masih care degan pendapat dan perasaan orang lain (misal orang tua) lantas, siapa yang akan peduli pada perasaan kita kalau bukan kita sendiri?

Friday, October 17, 2008

5 HAL YANG MEBUAT PRIA STRAIGHT TERLIHAT LEBIH SEKSI DI MATA PRIA GAY

Pernahkah Anda sirik dan sentimen ketika melihat sepasang kekasih (pria tampan tentu saja dan wanita cantik tapi tentu saja tidak menarik) berjalan bergandengan tangan dengan mesra di sebuah pusat perbelanjaan? Yupe, penulis tahu benar apa yang ada di kepala Anda. Anda pasti berandai-andai menjadi kekasih sang pria bukan? Dalam hati pasti berkata, "Pria itu berhak mendapatkan yang lebih baik: AKU!" Nah, pernahkah Anda bertanya mengapa Anda menginginkan pria tersebut? Kalau karena pria tersebut cakep tentu saja setiap gay tidak kuasa menolak daya tarik ketampanan seorang laki-laki. Tapi dalam kasus ini, Anda ingin berada di sampingnya bukan? Ini berarti ketertarikan yang Anda rasakan lebih dari sekadar ketertarikan seksual.

Kalau Anda merasa bahwa pria straight terlihat lebih seksi di mata Anda, well Anda tidak sendirian. Di luar sana, sejumlah gay merasakan hal yang tepat sama seperti yang Anda rasakan. Mengapa mereka (pria straight) terlihat lebih seksi, paling tidak ada 5 alasan.

Pertama, pria straight tidak akan membuat kita il-feel seperti halnya il-feel kita ketika melihat pria gay yang mematut diri berlama-lama di depan cermin. Mulai dari memakai sejumlah body-care kalau tidak bisa disebut sebagai make-up, mix-and-match pakaian, sampai pada pilah dan pilih aksesoris pendukung lainnya. Pria straight ketika akan bepergian dia cukup shaving, mandi, semprot sedikit parfume, rapihkan rambut seadanya, dan menyambar baju yang dirasa enak dipakai dan sesuai dengan ocation-nya. Titik, tidak lebih. Dan hal itulah yang membuatnya terlihat seksi.

Kedua, pria straight apalagi yang telah menikah dan memiliki anak dipandang sebagai sosok pria yang tidak takut dengan komitmen. Sesuatu yang sangat sulit sekali kita dapatkan dari laki-laki gay, bukan? Melihat laki-laki straight peduli dan bertanggung jawab kepada keluarganya mewujudkan fantasi tersendiri mengenai masa depan yang selalu kita impi-impikan.

Ketiga, sebagian pria gay menjadikan pria straight sebagai sasaran penaklukan. Ya, kalau selama ini mereka (pria straight) hanya mengetahui seks dengan perempuan, sebagian kaum gay merasa terpanggil untuk memperluas wawasan pria straight tentang alternatif pilihan seks selain dengan perempuan.

Keempat, pria straight dinilai sebagai sosok pria sejati. Laksana dalam dongeng, ia adalah ksatria baik hati berpakaian perang putih yang siap sedia menerjang segala mara bahaya (baik dari semburan api naga jahat maupun sisir si nenek jahat) dengan tebasan pedang saktinya. Dan kita adalah putri yang terpenjara di menara, menanti diselamatkan oleh sang pangeran. Jujur, pria gay tidak seheroik itu di mata kaum gay sendiri.

Kelima, woman hater! Ya, kebencian kadang dapat meng-counter berbagai macam alasan dan kepentingan. Mungkin sang pria straight tidak menarik-menarik amat. Namun ketika ia digandeng oleh perempuan (dengan tubuh langsing, kulit bersih-halus-mulus, dan beranbut hitam-lurus-panjang) yang kita benci, timbullah keinginan untuk menghancurkan kebahagiaan sang perempuan yang kalau kita pikir dengan otak jernih tidak memiliki dosa sedikitpun pada kita. But it's ok. Kadang kecemburuan tidak harus diukur dengan logika, bukan?

Caution! Kepada pria straight, berhati-hatilah. Anda masuk dalam daftar laki-laki yang harus kami taklukan, one way or another.

Thursday, October 16, 2008

TOO YOUNG TO BE GAY

Kalau dalam dunia gay kita tidak mengenal istilah berhenti, bertaubat,, sembuh, ataupun terlalu tua untuk menjadi gay, apakah ketika seseorang meletek kita mengenal istilah terlalu mudah atau terlalu dini?

Dalam sex-record seorang gay, menjadi orang pertama dalam memberikan pengalaman seksual (baca: meletekin) adalah sesuatu yang bagi sebagian gay dianggap membanggakan dan layak dipamerkan. Karenanya kita mengenal istilah berburu 'berondong' se-'berondong-berondong'nya. Semakin muda usia sang berondong maka semakin tinggi pulalah prestise yang akan didapat seorang gay yang berhasil meletekin 'berondong' tersebut.

Pertanyaannya, apakah ada standarisasi usia minimal seorang 'berondong' yang masuk katagori beleh dipeletekin? Mengingat kita juga mengenal istilah pedofili yang dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal. Apakah kemudian seorang seorang gay yang meletekin 'berondong-berondong' belia bisa dikatagorikan pedofil manakala tidak didefinisikan secara jelas mana usia 'berondong' dan mana usia anak-anak.

Seyogyanya, pengalaman seks pertama seorang berondong didasarkan pada kerelaan melakukan tanpa ada sedikitpun unsur paksaan. Bila kriteria ini terpenuhi, sudah hampir dapat dipastikan bahwa pengalaman pertama tersebut akan dikenang sebagai sebuah fase baru dalam menentukan preferensi seksual sang 'berondong' kelak di kemudian hari. Selain itu, proses penerimaan oleh diri sendiri seseorang menjadi gay akan lebih mudah sehingga ia akan dengan sadar memilih dan menikmati gaya hidup homoseksual yang akan dijalankannya kelak.

Berbeda dengan kasus pedofil. Anak-anak korban pedofil sudah hampir dapat dipastikan akan mengalami trauma kejiwaan. Pengalaman seks pertamanya dengan laki-laki akan menjadi mimpi buruk yang akan menghantui sepanjang hidupnya. Mungkin saja ada beberapa korban pedofil ini yang kelak di kemudian hari akan memutuskan menjadi gay. Namun hal ini telah melalui proses yang sulit dan keputusannya tersebut akan dinilai sebagai sebuah trauma, bukan keputusan yang didasarkan pada kerelaan dan kesadaran preferensi seksualnya.

Kalau sudah begini, rasanya kita sebagai kaum gay harus memutuskan kesepakatan berasa usia dini seorang yang telah dikatakan memadai untuk mendapatkan pengalaman seks pertama dengan seorang pria. Berbiacara mengenai hal ini, kita dihadapkan pada sebuah realitas dimana tingkat perkembangan emosional, rasional, dan hormonal tiap anak berbeda. Mungkin saja anak A yang berumur 12 tahun dianggap telah matang secara seksual mengingat stimulus lingkungan sekitarnya yang memang lebih terbuka mengenai seksualitas. Anak seperti ini sudah memasuki tahap eksplorasi seksualitasnya. Karenanya, ketika kita menawarkan pengalaman seks pertama kita tidak akan dicap sebagai pedofil mengingat kedua belah pihak berada di posisi pencari dan pemberi pengalaman pertama. Berbeda halnya denga anak B misalnya yang telah berumur 15 tahun tapi dia masih terisolir dengan informasi seksual. Karenanya ketika kita menjadi pemberi pengalaman seks pertama, kita akan dianggap sebagai penjahat yang telah membawa sang anak pada tahap yang belum semestinya ia masuki. Karenanya sah saja kalau kemudian umum menganggap ini sebagai sebuah tindak kejahatan.

Jadi, bagi Anda yang berniat memberikan pengalaman seks pertama, sebaiknya berhati-hati jangan sampai tindakan tersebut dikatagorikan sebagai tindak kejahatan. Bermainlah secara halus dengan sedikit demi sedikit memberikan informasi dasar seputar seksualitas sesama jenis. Makan waktu memang tapi hal ini akan sebanding dengan sensasi yang akan Anda rasakan.

Tuesday, October 14, 2008

GAY AND THE CITY

Kenapa? Judul artikel tersebut terkesan mencontek serial Sex and the City yang dibintangi Sarah Jessica Parker? Well, siapa sih yang tidak tersihir oleh serial yang satu itu? Terlebih belum lama ini, serial tersebut diangkat ke layar lebar. Demam single and fabolous pun semakin menjadi. Lantas apa maksud penulis mencontek judul serial tersebut pada judul artikel tersebut di atas?

Paling tidak ada tiga alasan. Pertama, serial tersebut bercerita tentang wanita single yang mencari the right man. Dalam perjalanannya kemudian, pencarian tersebut tidak selalu berjalan mululus. Ditinggalkan maupun meninggalkan, diselingkuhi ataupun menyelingkuhi, memohon kembali ataupun dimohon kembali oleh sang kekasih seperti roda berputar yang secara bergiliran kita perankan. Dari perjalanan tersebut, para wanita single - dalam hal ini diwakili oleh sudut pandang Carru Bradsaw - terkadang mengutuk laki-laki tapi pada saat bersamaan mereka rela berkorban apa saja demi laki-laki. Gay mana yang tidak melakukan hal tersebut?

Kedua, seperti judulnya yang tanpa tedeng aling-aling menyebutkan kata seks, kwartet carry cs. tidak harus malu-malu membicarakan seks. Bagi mereka, seks adalah topik yang dapat didiskusikan secara luas, bukan hanya dengan pasangan tapi juga dengan teman curhat. Bukankah kehidupan seks yang baik akan berpengaruh juga pada karier dan kepribadian kita sekarang dan di masa yang akan datang? Gay mana yang tidak memuja seks?

Ketiga, kota New York sebagai latar terjalinnya cerita Carry cs. telah menjelma menjadi karakter tersendiri. Problematika khas kota yang tidak pernah tidur ini seolah menjadi bumbu penyedap tersendiri pada konflik dalam cerita masing-masing tokoh. Sempat digambarkan pula dalam scene akhir film Sex and the City demam kwartet perempuan yang datang ke New York untuk mencari peruntungan dalam hal label and Love. Nah, gay di kota mana di Indonesia ini (atau bahkan di seluruh dunia) yang tidak nge-gank dan berjuang demi cinta dan penghidupan?

jadi, kalau ditanya apakah judul tersebut nyontek serial Sex and the City, maka jawabannya adalah abso-faucking-lutely right. Malah terkadang penulis ketika menuangkan idenya dalam blog ini membayangkan dirinya seolah-oleh sebagai Carry Bradsaw. Jangan kaget pula kalau suatu saat penulis mengeluarkan novel yang tidak jauh dengan serial Sex and the City dalam versi gay. Bukan hanya itu, penulis juga berniat mengeluarkan semacam buku paduan bagi para gay untuk bisa bertahan hidup menghadapi kerasnya dunia homoseksual. We'll see!

Tuesday, September 16, 2008

NICKNAME

Pernahkah kamu berkenalan dengan seorang gay dan dia menyebutkan namanya sebagai Acep, Suhartana, ataupun Akbar? Pasti jarang kalau tidak bisa disebut tidak pernah sama sekali. Mengapa? Hal ini tentu saja tidak lepas dari pencitraan diri sebagai gay yang tidak mau terdengar (namanya, red.) kampungan plus tentu saja untuk menyembunyikan identitas asli yang sebenarnya.

Kalau dalam dunia entertainment kita tidak asing dengan nama panggung yang kadang jauh berbeda dengan nama asli si selebritis, nah dalam dunia gay hal yang sama juga terjadi. Nama-nama seperti Bian, Rendy, Rully, Cio, Bimo, Rangga, dan Dika dianggap lebih menjual ketimbang Joko, Budi, ataupun Andi yang terdengan biasa dan tidak mengundang rasa penasaran.

Coba kita bayangkan penampilan fisik nama-nama gay favorit yang kerap dijadikan nama samaran ataupun nick name tersebut di atas:

Bian. Pasti pemilik nama yang satu ini berkulit putih, berwajah baby-face, dengan tinggi dan berat badan proporsional. Kalau dibayangkan karakternya pasti kita akan mendapatkan kesan easy-going dan selalu terbuka untuk ajakan seks semalam (ONS, red.)

Rendy. Nama yang satu ini pasti membuat kita berasumsi bahwa orang yang bersangkutan pastilah manly, tinggi, dan berambut cepak. Pokoknya manly abis. Tidak heran ketika ia mengajak kencan kita pun pasti panas dingin membayangkan dipeluk dan dibelai Rendy si manly.

Rully. Dia pasti jago basket sehingga otomatis tubuhnya pun atletis. Mungkin dia berkulit tidak terlalu putih, namun demikian dia persih dan selalu wangi. Di dekap dalam pelukannya pastilah membuat kita betah.

Cio. Dia pasti memiliki karakter periang dan membuat kita selalu tertawa mendengar joke yang dikarangnya. Senyum renyahnya pasti membuat kita betah menatapnya berlama-lama. Kalau sudah begini, siapa yang mampu menolak bibirnya ketika dia mencondongkan mukanya hendak mencium kita?

Bimo. Muka lonjong dengan karakter tulang rahang yang kuat. Berkulit kulit gelap namun bersih dan berbulu lebat di dadanya. Kita akan merasa hangat berada dalam pelukannya. Untuk laki-laki seperti ini, kita akan rela membuka pintu kamar jam berapapun dia ingin datang berkunjung.

Rangga. Sosoknya mengingatkan kita pada karakter yang dimainkan Nicholas Saputra dalam film Ada Apa Dengan Cinta. Ya, cool tapi juga romantis. Sekalinya merayu dengan puisi pasti membuat kita klepek-kelepek. Ah...

Dika. Tipe badboy yang terkesan cuek dan membuat kita penasaran. Kulitnya sawo matang dengan tatapan mata tajam. Gaya rambutnya yang acak-acakan pasti membuat kita senantiasa membelainya. Dan kalau sudah dibelai begitu, dia pasti palas memeluk dan mencium dan me... You know what i mean?

Begitulah. Tidak salah kiranya para gay kerap berlomba-lomba menciptakan nickname semenarik mungkin demi mendapatkan kesempatan berkencan dengan sebanyak mungkin laki-laki yang akan tertarik dengan nama pada kesempatan pertama. Sah sah saja. We'll do anything to make us survive, right?

Wednesday, September 10, 2008

JANGAN GANGGU BANCI!

Banci, sebagai salah satu (karena tidak semua, red.) representasi kaum gay, kerap mendapat perlakuan yang tidak adil dari lingkungan sekitarya. Dari mulai dicibir, dinina, dan dijadikan bahan tertawaan adalah hal lumrah yang mereka alami. Apa yang mereka lakukan demi mendapat perlakuan tersebut? Tidak lain adalah menerima hal itu sebagai konsekwensi logis gaya hidup yang mereka pilih.

Dalam dunia hiburan (pertelevisian, red.) kita, karakter banci kerap dimainkan sebagai bumbu penyedap tayangan komedi. Tessy, Aming, dan Olga tercatat sebagai icon banci yang pernah mewarnai layar televisi kita. Akhir-akhir ini, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia, red.) melarang hal tersebut dengan alasan dapat membahayakan kondisi kejiwaan anak. Dalam sebuah harian ibu kota dipaparkan bahwa banci adalah orang yang seharusnya dilindungi bukan dieksploitasi.

Lepas dari itu semua, kita kadag lupa melihat banci sebagai sebuah komunitas unik yang kadang dapat melakukan berbagai hal positif melalui keahlian yang dimilikinya. Salah satu contohnya adalah potong rambut. Bagi Anda yang antipati terhadap banci, cobalah sekali-kali potong rambut Anda dengan menggunakan jasa banci di salon. Anda mungkin akan merasa geli melihat tingkah laku serta gaya bicara mereka dengan rekan-rekannya sesama banci. Yakinlah, kegelian tersebut akan segera hilang manakala ia mulai mencukur rambut Anda dengan lincah. Lihat kelebihan yang dia miliki melalui hasil potongan rambut yang sesuai dengan permintaan Anda. Masihkah Anda geli dengan penampilan fisik banci tersebut. Penulis rasa tidak.

Jadi jangan sekali-kali Anda meremehkan banci kalau tidak eyke bakal gampar yey pake selop! :-)

Wednesday, September 03, 2008

UNTUK YANG TERCINTA

Pernahkah kau mencintai seorang laki-laki sedemikian dalam? Pernahkah kau merasa bahwa cintamu padanya adalah sebuah cinta sejati? Dan pernahkah kau merasa harus merelakan cinta tersebut pergi demi menggapai mimpi dan cita-citanya walaupun kau tidak termasuk dalam mimpi dan cita-cita tersebut?

Kalau percintaan hetero bisa sampai pada sebuah perayaan cinta bernama pernikahan, maka tidak demikian halnya dengan percintaan homo, sedalam apa pun cinta tersebut. Ya, pernikahan adalah barang mewah yang tidak dimiliki semua pasangan homo. Kadang salah satu dari mereka (dengan berbagai alasan) memilih menikahi perempuan sebagai pembuktian laki-laki sejati pada mainstream hetero. Dan tinggallah pasangan homonya dalam duka yang lebih menyakitkan dari luka perselingkuhan.

Bagaimana tidak menyakitkan. Ia harus mengakhiri cinta yang sedang manis-manisnya ia rasa. Ia harus membunuh cinta yang telah dengan sepenuh hati ia pelihara. Dan ia harus merelakan orang asing mendampingi perjalanan hidup kekasihnya di masa yang akan datang. Ia tidak bisa berbuat apa pun kecuali merelakan segalanya.

Kalau sudah begini kadang kita berandai-andai, "Seandainya saja aku ini seorang perempuan..."

Wednesday, August 27, 2008

SEKS SESAMA BUKAN HANYA GAY YANG MELAKUKANNYA

Jujur. Selama ini penulis memiliki satu teori - yang sebut saja gila - tentang pria straight. Teorinya begini: Pria straight dapat menikmati seks dengan sesama pria selama dia (pertama) free-sex dan (kedua) tidak merasa jijik dengan aktivitas seks sesama jenis tersebut.

Beberapa hal yang membuat penulis yakin akan kebenaran teori tersebut adalah bahwa ketika sorang laki-laki dirangsang secara seksual (misal, di-oral), ia akan menikmati hal tesebut tanpa peduli laki-laki atau perempuan yang memberikan service oral tersebut. Dalam hal ini, ketika sebagian orang berkata bahwa cinta itu buta, well seks pun demikian. Selain itu, bukankah ada potensi menjadi gay dalam diri setiap laki-laki? Yang kita butuhkan hanyalah menggali potensi tersebut dan memberikan pengalaman seks (dengan laki-laki) pertama yang akan selalu ia kenang.

Apa kira-kira yang akan dilakukan seorang laki-laki straight ketika dan setelah mengalami seks pertama dengan pria tersebut? Kemungkinannya ada dua. Mungkian akan ada laki-laki yang menolak mentah-mentah ajakan seks terebut dengan alasan penyimpangan, dosa atau semacamnya. Lupakan, anggap saja ini sebagai sample gagal. Kemungkinana lain, ada laki-laki straight yang menikmati seks tersebut tapi mereka takut ketahuan orang lain karena hal ini dianggap sebagai perbuatan yang memalukan. Dan inilah sampel yang peulis maksud. Mungkin dia memilih tidak akan mengulangi pengalaman seks dengan pria tersbut dan menganggap seolah semua tidak terjadi. It's ok. Toh yang ingin coba buktikan adalah bahwa dalam skala tertentu, laki-laki straight juga menikmati seks dengan sesama laki-laki.

Lebih lanjut, teori tersebut di atas dapat diaplikasikan pada laki-laki yang berpoligami. Satu benang merah yang dapat diambil dari laki-laki yang berpoligami adalah ketidakpuasannya hanya pada seks denga satu wanita. Karenanya, ia pun menikahi sampai dengan empat wanita. Lebih ekstrim, beberapa laki-laki bahkan menikahi sampai tujuh wanita demi memuaskan hasrat seksualnya. Pertanyaannya kemudian adalah, ketika laki-laki tersebut berhasil menikahi sepuluh, sebelas, atau bahkan duabelas wanita, apakah hasrat seksualnya terpuaskan. Tidak ada yang dapat menjamin hal ini. Kepada laki-laki yang berpoligami, penulis mencoba membuka mata, "Apakah tidak mungkin yang Anda cari (kepuasan seksual) tidak akan didapatkan dari wanita dan itu artinya Anda harus mencoba seks dengan lelaki?" Bukan untuk dibantah tapi pertimbangkanlah.

Mungkin kebenaran teori tersebut masih harus dipertanyakan. Tapi satu hal yang pasti, seorang volunteer (thank him so much) telah membuktikan kebenaran bahwa laki-laki bisa saja menikmati seks sesama. Well, good news, isn't it?

Monday, August 25, 2008

LOVE OR LUST?

Banyak orang (terutama mereka yang mengaku straight) menanyakan, "Apakah benar dalam dunia gay dapat ditemukan cinta sejati?" Mereka ragu bahwa rasa suka dan sayang yang dialami kaum gay merupakan cinta yang sesungguhnya. Bukan tidak mungkin cinta yang mereka rasakan tersebut hanyalah luapan birahi semata. Bagaimana mungkin keagungan cinta dapat dirasakan oleh dua manusia sesama jenis yang notabene dikutuk oleh norma dan agama.

Mungkin cinta yang dimiliki kaum gay bukanlah cinta se-hidup se-mati seperti yang dimiliki Ross dan Jack dalam Film Titanic. Mungkin cinta yang dimiliki kaum gay tidak se-indah jalinan kasih Tita dan Adil dalam novel Eiffel I'm in Love. Dan mungkin cinta yang dimiliki kaum gay tidak se-melegenda Rama dan Sinta dalam dongeng Ramayana. Namun demikian, mereka berhak merasakan cinta yang sesungguhnya. Menjawab pertanyaan "Apakah cinta sejati ada dalam dunia homo?", jawabannya adalah "Ya, tentu saja ada." Pertanyaan selanjutnya kemudian adalah, "Kapan kita bisa mencari atau bahkan mengetahui bahwa cinta yang kita rasakan adalah sebuah kemurnian dan kesungguhan cinta sejati?" Tidak mudah menjawab pertanyaan yang satu ini.

Bukan tanpa sebab ketika ketulusan cinta dipertanyakan keberadaannya dalam dunia homo. Kisah percintaan homo kerap diwarnai petualangan, perselingkuhan, serta kebohongan. Entah berapa banyak kaum gay yang telah menjadi korban permainan cinta ini. Namun demikian, para pencari cinta sejati tidak akan kapok apalagi berhenti mencari cinta sejati dalam hidupnya. Sementara mereka (kaum gay) yang menikmati semua fasilitas perualangan dan permainan cinta dunia homo menjadikan hal tersebut sebagai pembuktian jati diri. "Lihat sudah berapa banyak laki-laki yang aku tiduri." Atau, "Coba cek daftar laki-laki yang pernah menjadi pacarku. I'm awesome or what?!" Tanpa mereka sadari, mungkin salah satu dari cinta yang mereka sia-siakan adalah sebuah kesungguhan dan ketulusan. Mereka tidak tahu apa yang telah mereka lewatkan.

Kalau mau jujur, pengaburan makna cinta oleh birahi semata bukanlah monompoli percintaan homo. Dalam dunia hetero hal tersebut kerap terjadi pula. Lebih parah, korban permainan cinta ini tidak hanya melibatkan sang lelaki dan san perempuan saja. Kalau tidak berhati-hati, petualangan cinta mereka dapat menyengsarakan pihak ke-tiga yang tidak berdosa misalnnya anak buah petualangan cinta mereka. Ketika kesucian lembaga pernikahan tidak lagi menghalangi seseorang untuk berselingkuh misalnya, apakah hal ini juga tidak mencemari kemurnian cinta hetero? Sekadar pemuasan nafsu tanpa melibatkan perasaan pun menjadi dalih kabur yang sulit dimengerti. Kita juga masih harus mempertanyakan alasan berpoligami yang dilakukan laki-laki hetero. Benarkah hal itu semata karena sunah ataukah nafsu semata?

Love or lust? Nampaknya, pertanyaan tersebut bukan monopoli kaum gay semata. Di era dunia serba bebas ini, siapa yang tidak mempertanyakan kemurnian cinta. Bukan hanya mereka yang sedang mencari cinta, bagi kita yang telah menemukannya pun terkadang kerap mengajukan pertanyaan, "Apakah cinta yang kita miliki dan bina selama ini adalah cinta sejati?" Ah, seandainya cinta yang kita miliki memiliki label yang menjelaskan kualitas serta tanggal kadaluarsanya, tentu kita tidak akan se-buta ini dalam mengenali cinta sejati.

Tuesday, August 19, 2008

HOMOFOBIA

Dalam serial Queer As Folk serta beberapa film lain yang bercerita tentang kehidupan homoseksual, kerap kita menemukan beberapa adegan yang menceritakan intimidasi dan diskriminasi terhadap kaum gay. Diskriminasi dan intimidasi tersebut dapat berupa teror fisik maupun psikis. Mereka (kaum hetero) kerap mencibir dan menghina preferensi seksual kaum gay dalam bentuk gunjingan ataupun lelucon yang mendiskreditkan kaum homo. Intimidasi dalam bentuk kekerasan seperti penyerangan secara fisik pun menjadi sebuah simbol ungkapan ketidaksetujuan kaum hetero terhadap keberadaan kaum homo.

Perlawanan pun dilakukan. Dalam serial Queer As Folk misalnya, Michael dan kawan-kawan gencar mengumpulkan tanda tangan untuk meng-gol-kan undang-undang hak asasi kaum homo seperti pernikahan serta hak adopsi anak. Tidak berhenti di situ, perjuangan mereka (kaum gay) dilakukan dalam bentuk parade tahunan dengan melibatkan kaum hetero. Seremoni ini tidak lain bertujuan untuk mengajak kaum hetero melihat kehidupan gay lebih dekat sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan harmonis.

Bagaimana halnya dengan kehudupan gay di Indonesia? Apakah homofobia dalam bentuk diskriminasi dan intimidasi juga dialami kaum homo Indonesia? Dan kalau hal tersebut terjadi (demam homofobia) di Indonesia, langkah apa saya yang telah ditempuh gay Indonesia untuk mengatasi permasalahn tersebut?

Entah karena kaum gay tidak se-terbuka di dunia Barat atau karena masyarakat Indonesia tidak begitu ngeh dengan keberadaan kaum homo di sekitarnya, intimidasi serta diskriminasi terhadap kaum gay tidak sehebat rekan-rekan kita di Barat. Paling banter para banci (yang notabene hanya merupakan sekelumit sampel kaum gay) kerap di ganggu karena dinilai lucu, bukan karena kebencian dan keinginan menyerang banci yang bersangkutan. Selebihnya, masyarakat Indonesia menganggap homoseksual adalah sebuah penyimpangan seksual yang karenanya harus dikasihani dan disembuhkan. Kaum agamawan kemudian secara damai mengajak kaum gay untuk bertobat. Tentu saja setelah mereka menjelaskan panjang lebar besarnya dosa serta konsekwensi neraka yang akan menimpa kaum gay di akhirat kelak.

Sepertinya, kaum gay di Indonesia lebih beruntung karena tidak terbebani dengan permasalahan sentimen anti gay (homofobia, red). Apakah benar demikian? Ternyata tidak. Mungkin homofibia ada di tengah masyarakat kita. Namun hal tersebut bisa dikatagorikan kecil sehingga bisa diabaikan. Permasalahan homofobia sesungguhnya yang harus dihadapi kaum gay Indonesia adalah fobia gay yang diidap sebagaian teman-teman gay itu sendiri. Ya, kita masih dapat menemui sebagian gay Indonesia yang takut dengan jati dirinya sebagai homo. Akibatnya, mereka hidup dalam kepura-puraan bahkan bersikap berkebalikan. Ketika mereka berbicara mengenai kasus homoseksual dengan rekan kerja straight misalnya, mereka akan mati-matian menghina bahkan membenci kaum gay. Tidak hanya berhenti di situ, mereka (kaum gay yang mengidap homofobia) kerap mendeskreditkan teman sesama gay. Mereka (misalnya) tidak mau jalan bersama ke suatu tempat dengan teman gay karena takut teman tersebut kelihatan ngondek. Secara tidak langsung, ini bisa dikatagorikan sebagai bentuk intimidasi dan diskriminasi terhadap kaum gay oleh mereka sendiri. Ironis bukan?