Thursday, May 29, 2008

SEX WITH CELEBRITY

Pernahkah kamu memimpikan mencium (France-kiss, tentu saja) seorang Fauzy Baadillah? Atau pernahkah kamu membayangkan dipeluk oleh seorang Adi Sasono? Lebih jauh, pernahkah kamu berfantasi making-love dengan Adjie Massaid? Tentu saja semua gay pernah berfantasi seperti itu. Fantasi mengenai seberapa romantis dia (sang selebritis pujaan) mencumbu-rayu kita atau seberapa liar dia di tempat tidur atau seberapa besar ukuran Mr. P, sudah membuat kita berdesir, Ah...

Fantasi seperti inilah yang kadang membuat kaum gay menyebarkan rumor bahwa selebritis A gay atau selebirits B pernah tidur dengan temannya teman dia. Gay yang medengar rumor tersebut dan kebetulan nge-fans banget dengan sang seleb mengaminkan hal tersebut dan menyebarkan rumor tersebut sebagai fakta. Maka kemudian lahirlah sebuah fakta rekayasa yang berawal dari fantasi liar seorang fans terhadap idolanya.

Tunggu dulu, apakah semua romor yang mengatakan selebritis X gay benar-benar hanyalah sekadar rumor? Well, sudah menjadi rahasia umum bahwa dunia selebiritis adalah dunia fantasi yang penuh dengan ke-ria-an. Bukan hanya dalam hal materi, tapi juga dunia seks bebasnya. Kalau kemudian salah sebagian dari mereka menyukai sesama jenis, hal itu bukan berita aneh.

Kita tentu masih ingat dengan kabar dari Jupiter Fourtissimo yang secara terang-terangan mengaku gay namun sekarang sudah bertaubat (well, ofcourse kita semua meragukan pertaubatannya). Ada juga kabar Indra Brugman dan Betrand Antolin yang katanya sudah menikah di luar negeri. Kabar paling gress tentang Krisna Mukti yang ber-SMS dan berkirim surat mesra dengan seorang pengusaha. Tentu saja, mereka semua menyangkal semua berita itu. Mati-matian mereka menyatakan diri straight agar tidak kehilangan fans yang masih belum mau menerima fakta bahwa gay dalam dunia selebritis adalah sebuah keniscayaan. Satu yang harus dicatat di sini adalah bahwa semakin mereka mati-matian menyangkal berita tersebut, maka semakin konyol lah statement yang mereka keluarkan untuk menyangkal hal itu.

Kabar baik? Tentu saja. Sepertinya fantasi kaum gay memimpikan bercumbu dengan salah satu (atau dua sekaligus?) selebritis adalah sesuatu yang tidak terlalu mengada-ada. Teruslah berfantasi. Siapa tahu, suatu malam seseorang mengetuk pintu kamarmu. Ketika kau membuka pintu, seorang Surya Saputra berdiri di ambang pintumu dan berkata, "Maukah kau ML denganku?"

Wednesday, May 28, 2008

Tuesday, May 27, 2008

MAMPUKAH DOKTRIN AGAMA MENGHENTIKANNYA?

Kita pernah dikejutkan dengan skandal seks para pastur pedhopile. Bagaimana tidak, pemuka agama yang seharusnya menjadi panutan dalam menerapkan nilai-nilai ilahi ternyata tidak lebih dari seorang maniak. Tidak tanggung-tanggung, korbannya adalah anak di bawah umur yang tidak berdosa. Kecaman pun dilayangkan dari berbagai kalangan. Mulai dari tokoh agama, aktivis perlindungan anak, serta organisasi yang mewadahi orang tua yang anaknya menjadi korban. Intinya, perbuatan pastur tersebut dikutuk keras.

Berita serupa datang dari seorang teman. Penulis mendengar bahwa di pesantren X terdapat tiga santrinya ternyata homo. Bukan hanya itu, masih menurut sang teman, salah satu guru ngaji di sana homo juga. Memang, kabar ini hanya beredar di kalangan tertentu saja. Tapi tetap saja, pesantren yang seharusnya menjadi tempat mencetak orang-orang ahli agama, ternyata toh tidak begitu saja bersih dari praktek yang mereka sebut sebagai kemaksiatan.

Tanda tanya besar kemudian muncul, "Masih ampuhkah doktrin agama menghalangi seorang laki-laki dari menjadi gay?"

Kalau norma sosial masih bisa diabaikan dengan alasan bisa mencari lingkungan sosial lain, maka tidak akan ada satu pun sangsi sosial yang dapat menghentikan seorang laki-laki mencumbu laki-laki lainnya. Apa peduli kita dengan cibiran orang lain. Toh mereka juga tidak sesuci itu. Masing-masing kita memiliki dosa yang mati-matian kita sembunyikan. Sudahlah, jangan terlalu usil dengan urusan orang lain.

Kalau aturan negara masih bisa dikesampingkan dengan alasan masih ada negara lain yang dapat melegalkan pernikahan sesama jenis, maka tidak akan ada lagi yang dapat mengintervensi dua orang gay merayakan cintanya dalam sebuah pernikahan. Bukankah mencintai dan dicintai itu adalah hak setiap manusia, bahkan gay sekalipun. Ketika mereka berkeinginan melegalkan status percintaan mereka dalam pernikahan, tidak ada sedikitpun hak negara mengusili keinginan warganya yang satu ini. Urusilah korupsi, urusilah kenaikan BBM, dan urusilah pelanggaran HAM lainnya yang sampai sekarang tidak kunjung terselesaikan.

Kalau dua norma tersebut masih bisa diabaikan, lantas bagaimana halnya dengan nilai-nilai agama yang berasal dari Tuhan? Berkaca dari dua alinea pertama artikel ini, sepertinya norma agama pun tidak dapat berperan banyak dalam mengebiri ke-gay-an seorang laiki-laki. Bahkan orang-orang yang bergelut dalam bidang agama pun, ternyata masih bisa "kesleo".

Kalau sudah begini, apakah ini berarti pengetahuan agama dan kadar keimanan mereka selama ini menjadi sebuah kesia-siaan? Apakah ini berarti keyakinan dan ketaatan mereka mengerjakan ajaran ilahi menjadi sebuah kenihilan? Well, tidak mudah menjawab pertanyaan yang satu ini. Umum akan dengan mudah mengeluarkan statement, "Ya, percuma saja mereka mendalami ilmu agama."

Apakah betul demikian? Bagaimana kalau sekarang logika berpikirnya kita balik. "Dia memang gay, tapi dia adalah gay yang taat beragama." Dengan demikian, kita tidak akan memandang sebelah mata seorang gay yang taat menjalankan ajaran agamanya. Kita akan dengan positif memandang, "Syukurlah dia masih mau mengerjakan shalat." Atau, "Yang gay saja getol pergi ke tempat ibadah, mengapa kita tidak?" Bukankah hal ini akan menciptakan atmosfir yang sehat?

Dengan cara seperti ini, ke-gay-an seorang laki-laki tidak akan menghalanginya dari keputusasaan mengerjakan perintah agama. Bukan karena dia gay kemudian dia melupakan semua ajaran agama dan keyakinan ketuhannya dimana hal ini akan semakin menenggelamkannya dalam sebuah kubangan, lagi yang mereka sebut sebagai kemaksiatan. Dan sepertinya seorang homo sah-sah saja disebut sebagai gay yang shaleh. Ya, kenapa tidak?


Tuesday, May 13, 2008

TOP VS. BOTTOM

Dalam dunia homoseksual, kita mengenal istilah Top bagi mereka yang lebih menyukai memasukkan penisnya ke dalam lubang anus partner seksnya dan Bottom bagi mereka yang lebih suka lubang anusnya dimasuki penis partner seksnya. Awam kemudian menerjemahkan peran Top dan Bottom tersebut sebagai pembagian gender dalam dunia homoseksual. Top diterjemahkan sebagai laki-laki dan Bottom sebagai perempuan seperti yang mereka kenal dalam dunia heteroseksual. Benarkah demikian?

Memahami dunia homoseksual tidaklah semudah kita mempelajari matematika satu-ditambah-satu-sama-dengan-dua. Kita tidak akan menemukan satu jawaban pasti yang nilainya akan sama disetiap situasi dan kondisi. Demikian pula halnya ketika menentukan pembagian peran seksual seorang gay. Kalau dalam dunia hetero perempuan dipersepsikan sebagai makhluk lemah gemulai, maka kita tidak dapat berkesimpulan bahwa gay yang lemah gemulai (baca: ngondek) berarti Bottom. Pun kita tidak bisa menyatakan bahwa pria gay yang berpenampilan manly berarti Top.

Faktanya, banyak sekali pria gay yang lemah gemulai yang mengambil peran sebagai Top. Mungkin dalam keseharian dia tampil bagaikan seorang Srikandi. Tapi ketika berada di tempat tidur, dia akan berubah 180 derajat menjadi seorang Arjuna yang penuh dengan gairah kelelakian. Permainan mereka di tempat tidur tidak kalah "hebat" dengan pria gay yang berpenampilan manly. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka lebih unggul karena dapat mengerti keinginan partner seks Bottom-nya.

Fakta yang sama dapat terjadi pada pria gay yang berpenampilan manly. Dia bisa saja tampak sangat lelaki dalam setiap gerak perilakunya. Namun ketika di tempat tidur dia lebih memilih dan menikmati perannya sebagai Bottom, tak seorangpun yang berhak menghakiminya. Biasanya, pria gay seperti ini lebih memilih partner seks yang berpenampilan manly juga. Ada banyak alasan mereka melakukan hal tersebut di atas. Salah satunya adalah agar orang di sekitarnya tidak berpikiran macam-macam tentang kebersamaan mereka.

Dalam situasi dan kondisi tertentu, pembagian peran itu tidak lagi penting mengingat peran keduanya dapat saling bergantian. Ya, yang Top suatu saat bisa menjadi Bottom dan yang Bottom dapat pula berperan sebagai Top. Inilah yang kemudian disebut sebagai Versatile. Gay yang berperan sebagai Versatile ini dapat berperan ganda (baik Top maupun Bottom) dalam satu waktu aktivitas seksual. Tentu saja, ia memerlukan partner seks yang juga Versatile.

Di sinilah kita menemukan keunikan dunia gay. Pembagian peran antara Top-Bottom tidak bisa kita lihat hanya dari luar. Kita baru akan yakin apakah dia Top atau Bottom ketika kita melakukan aktivitas seksual dengan orang tersebut. Pembagian peran Top-Bottom bukanlah aturan baku dalam dunia homoseksual. Jangan terlalu kaget ketika kita mendengar kabar bahwa gay X yang pernah ML dengan kita berperan kebalikan dengan yang ia mainkan ketika berhubungan seks dengan kita. Hal itu sah saja dan bukanlah sesuatu yang ditabukan.

Jadi, Top dan Bottom bukanlah jenis gender dalam dunia gay. Dan kita tidak dapat benar-benar yakin apakah seorang gay tertentu Top atau Bottom sebelum kita membuktikannya sendiri dengan ML.

Thursday, May 08, 2008

GAY & PROSTITUTE (Pt. 1)

Dunia gay sangat terkenal dengan seks bebasnya. Mulai dari perkenalan di tempat umum, perjumpaan maya di chat room, sampai transfer nomor telepon antar teman; semua bisa berujung pada seks. Ya, seks semalam yang dilakukan di tempat, dengan orang, serta variasi gaya yang berbeda tiap malamnya. Thank God, gay tidak bisa hamil sehingga free sex yang dilakukan dapat dinikmati tanpa ada perasaan was-was karena tuntutan tanggung jawab.

Berbicara masalah free, benarkah seks dalam dunia gay benar-benar free? Well, ternyata tidak sepenuhnya benar. Sama seperti di dunia hetero, dunia homo juga mengenal prostitusi atau seks yang diperdagangkan.

Dari kaca mata umum kita dapat melihat beberapa gay (waria, red) yang mencari penghidupan dari menjajakan seks. Mereka berdandan semenarik mungkin untuk menarik perhatian laki-laki yang menginginkan petualangan seks yang berbeda. Ya, mereka adalah jenis pristitusi yang secara terang-terangan dilakukan oleh para gay untuk mendapatkan uang.

Selain prostitusi yang dilakukan secara terang-terangan tersebut, banyak sekali ragam prostitusi terselubung yang kerap dipraktekkan kaum gay. Misalnya saja mereka yang menyamarkan kegiatan prostitusinya dalam paket pijat. Ya, pijat plus-plus. Pada intinya mereka mungkin hanya menawarkan jasa pihat. Tapi bagi para klien yang menginginkan jenis reksasi yang lebih manjur (seks), mereka pun menyediakannya. Sebut saja, sambil menyelam minum air atau sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Seperti jenis prostitusi sebelumnya, jenis ini pun dilakukan dengan fair. Ada pembicaraan di awal mengenai tarif dan layanan yang disepakati bersama.

Jenis prostitusi lain. Beberapa gay memanfaatkan potensi yang dimiliki (misal tanpang rupawan, skill dalam hal ml, atau ukuran alat kelamin yang di atas pria kebanyakan) untuk mengeruk uang dari partner seks yang ia temui. Pria jenis ini kadang tidak membicarakan tarif di awal dengan calon partner seksnya. Ia hanya menagih bayaran ketika mereka selesai ML. Pria yang menjadi kliennya bakalan kaget karena tidak ada pembicaraan di awal mengai hal ini. Tapi karena ia telah merasakan kenikmatan seksual ataupun sedikit mendapatkan ancaman, toh akhirnya keluar juga uang yang diminta.

Dalam dunia gay, kita juga mengenal istilah brondong yang senantiasa mengeruk materi dari pria yang kepincut olehnya. Walaupun kegiatan mereka mati-matian tidak mau disebut sebagai prostitusi, sedikit banyak ada kemiripan antara keduanya. Ya, dua-duanya melibatkan materi sebagai isu sentral hubungan diantara keduanya. Ada uang abang di sayang, tidak ada uang abang di tendang. Tentu saja, uang bukan satu-satunya hal yang menjadi alat tukar kepuasan seks yang didapatkan. Kadang bisa berupa outfit bermerk, handphone, ipod, laptop, atau bahkan biaya pendidikan bagi sang brondong.

Ada juga sebagian gay yang dengan murah hati memberikan 'ongkos pulang' pada partner seksnya setelah mereka melakukan ML. Tidak ada perjanjian apapun mengenai hal ini dan seks yang mereka lakukan benar-benar atas kehendak bersama dan berdasarkan suka-sama suka. Tidak ada keharusan membayar atau dibayar. Pada titik ini, hubungan mereka tidak bisa disebut prostitusi. Namun ketika (meski tidak diminta) ada pihak yang menyerahkan sejumlah uang dan pihak lain menerima tanpa menolak uang tersebut, maka resmilah hubungan tersebut disebut sebagai prostitusi.

Demikian beberapa jenis prostitusi yang bisa kita temui dalam dunia gay. Tulisan ini tidak bermaksud menghakimi. Tulisan ini hanya ingin mengungkap fakta betapa dekatnya dunia gay dengan praktek prostitusi.

Wednesday, May 07, 2008

2 DARI 5 PRIA TERNYATA GAY

Mungkin statement di atas tidak berdasarkan pada data kualitatif. Akan tetapi berdasarkan pengamatan langsung di lapangan serta studi kuantitatif, statement tersebut di atas bisa mendekati kebenaran dengan tingkat akurasi sebesar - let say - 95%. Tidak percaya?

Ketika berkunjung di mal bersama 5 orang teman gay, jangan kaget kalau salah satu dari teman kita tersebut mengenal salah satu dari geng pria yang lewat. Ketika kemudian mereka bertegur sapa dengan cara tertentu, maka dapat dipastikan bukan hanya laki-laki yang mengenal teman kita tersebut yang gay, tapi teman satu geng laki-laki tersebut sudah dapat dipastikan positif gay. Kekagetan kamu masih akan terus berlanjut ketika 4 orang teman kita yang lain mengaku tahu atau pernah berkencan dengan salah satu pria di geng yang lain atau salah satu pria yang kebetulan melintas di hadapan kita. Sepertinya, dunia terlalu kecil untuk kita menyembunyikan identitas ke-gay-an kita.

Kalau pada tahun 80 hingga 90-an, pria gay lebih cenderung menutup diri, maka di abad millenium ini mereka lebih bebas berekspresi. Hal ini termasuk bagaimana mereka berkumpul membentuk sebuah komunitas. Tidak hanya berhenti di situ, untuk menunjukkan eksistensinya mereka kerap menggelar acara yang melibatkan masa yang tidak sedikit. Ketika acara tersebut dihadiri banyak sekali pria gay, maka terbukalah mata kita akan banyaknya komunitas gay di sekitar kita. There's nothing to hide anymore.

Kalau memiliki pacar perempuan atau bahkan menikahi perempuan sudah tidak lagi dapat dijadikan halangan bagi pria untuk kencan dengan pria, well, apalagi yang dapat menghentikan mereka? Ketika kemudian diajukan pertanyaan kepada mereka "Lebih enak mana ML dengan laki-laki atau perempuan?" dan jawaban mereka adalah "Laki-laki." maka masih diperlukankah perdebatan bahwa mereka straight, homo, atau biseksual? Jawabannya sudah jelas bukan?

Pernahkan kamu bayangkan salah satu dari anggota keluarga (baik keluarga dekat ataupun keluarga jauh) ternyata gay juga? Well, cerita tersebut bukan lagi menjadi hal baru karena sudah pernah terjadi pada salah seorang teman kamu bukan? Atau kamu sendiri yang mengalami hal tersebut? Ketika kemudian kamu dan saudaramu tersebut saling bertukar teman kencan, maka resmi sudah persaudaraan homo diantara kalian. Selamat!

Jadi, masihkah diperlukan data kuantitatif untuk menguatkan statement bahwa memang 2 dari 5 laki-laki ternyata memang homo? I don't think so.

Tuesday, May 06, 2008

BEING SMART GAY

Kecerdasan adalah sebuah keniscayaan untuk menjalani hidup di abad ini. Dalam dunia gay, porsi kebutuhan akan kecerdasan tersebut menjadi lebih besar. Mengapa? Dalam dunia gay, kita harus pandai membaca situasi yang terkadang memiliki arti berkebalikan dengan yang terlihat dari sudut pandang kacamata telanjang.

Berikut beberapa hal yang dapat kamu jadikan pedoman untuk bertahan hidup dalam dunia gay. Sebut saja ini sebagai "Gay Survival Guide".
  1. Ketika berkenalan (baik di dunia maya ataupun dunia nyata), ketika kamu memberikan nomor telepon kepada seseorang yang kamu taksir tapi orang tersebut tidak meminta meminta nomor teleponmu, maka sadarilah bahwa dia tidak akan pernah merespon ajakan kencan darimu. Bahkan ketika dia berjanji akan menelpon, kamu tidak bisa banyak berharap. Well, sebut saja kamu belum beruntung.
  2. Ketika selesai berkencan, orang pertama yang mengatakan "Kapan kita bisa ketemu lagi?" menempati posisi sebagai pecundang dan orang yang mendapatkan ajuan pertanyaan tersebut adalah pemenang. Ya, bagaimana tidak. Penyebut kalimat di atas adalah orang yang terpuaskan dengan kencan sesaat tersebut sedangkan orang yang tidak mengajukan kalimat di atas menganggap kencan tersebut sebagai sesuatu yang biasa. Tidak ada yang istimewa sehingga tidak perlu ada pertanyaan, "Kapan kita bisa ketemu lagi?".
  3. Ketika seorang gay dengan berbagai alasan menolak diajak ketemuan, sadarilah bahwa dia tidak terlalu tertarik dengan dirimu. Alasannya bisa macam-macam. Mulai dari orang tua atau keluarga yang tiba-tiba datang atau minta dianter ke sana ke mari, dia sedang sibuk dengan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, ataupun tidak ada kendaraan untuk mengantarnya bertemu denganmu.
  4. Sebagian gay terkadang menikmati fasilitas yang kau tawarkan tapi dia tidak mau ribet terikat dengan sebuah komitment. Kalau kau menemukan jenis gay seperti ini, segeralah berkemas dan meninggalkannya. Sebelum kau dimanfaatkan lebih banyak, lebih baik kau sudahi hubungan itu karena percayalah hubungan seperti itu tidak memiliki masa depan. Lebih buruk, kau bisa terluka dan dia merasa tidak pernah berbuat salah sedikitpun. Alasannya, "Toh kita tidak terikat komitmen?"
  5. Gays talk! Jangan terlalu yakin dirty little secret kamu bakalan aman. Sudah menjadi kodrat gay bahwa mereka senang membucarakan aib orang lain. Jadi, simpanlah baik-baik rahasia kamu kalau tidak ingin hal itu menjadi bahan ejekan atau cemoohan orang-orang yang memang tidak suka dengan kebahagiaan kamu.
  6. Kalau dalam dunia hetero ada slogan "Friends share happy and sad moment" maka dalam dunia gay kita mengenal slogan "Friends share enemy". Jadi, kalau teman kamu tidak suka dengan satu orang dan dia meminta kamu menjauhi orang tersebut, lakukan saja. Tidak perlu kamu ungkapkan logika-logia pembanding yang mengatakan "Dia kan tidak berbuat salah sama aku." Temanmu telah disakiti dan itu sudah cukup menjadi alasan untuk memenuhi keinginan temanmu tersebut.
  7. Beberapa gay menyimpan nomor telepon selingkuhannya dengan nama perempuan di phonebook HP nya. Ketika kamu mendapati SMS mesra di HP pacarmu dari nomor wanita tersebut, jangan terlalu yakin dulu bahwa dia perempuan dan pacarmu tidak punya perasaan apapun pada perempuan itu. Percaya boleh, tapi kamu harus tetap waspada.
  8. Mengenalkan kecengan tanpa ada komitmen yang jelas sebelumnya kepada teman adalah sebuah tindakan bodoh. Bisa jadi mereka saling tertarik. Dan ketika hal itu terjadi, maka tidak ada yang dapat kamu lakukan kecuali mengutuk kebodohan yang telah kamu perbuat dengan manisnya. Ya, selamat menderita!
  9. Mantan pacar kekasihmu bisa menjadi orang yang menyebalkan ketika jelas-jelas dia masih memiliki rasa pada pacarmu tapi dia tidak mengakuinya. Beberapa kali dia akan datang ke tempat pacarmu dengan alasan sekadar mampir, mengembalikan topi yang ia pinjam, atau apapun. Tunjukkan sikap tegas pada pacarmu bahwa kamu tidak suka akan kehadirannya. Kalau pacarmu mencintaimu lebih dari cinta masa lalunya, ia akan mendahulukan permintaanmu di atas segalanya.
  10. Beberapa gay masih bisa menyebut orang yang dia tiduri sebagai 'sekadar teman'. Karenanya, cermatilah benar-benar teman pacar kamu. Lakukan screening, mana teman yang benar-benar teman dan mana teman yang pernah ia tiduri dan berpotensi ia tiduri lagi kelak di kemudian hari.
  11. Manusia lain mungkin saja bisa berubah, tetapi seorang gay tidak. Karenanya, sekali seorang gay melakukan sebuah kesalahan maka ia akan mengulangi hal yang sama kelak di kemudian hari. Ketika misalnya pacarmu kedapatan selingkuh, maka linangan air mata permintaan maafnya tidak akan berarti banyak karena dia akan mengulangi perselingkuhan tersebut one way or another.
  12. Jangan pernah percaya pada ucapan laki-laki yang mengatakan dia cinta kamu tapi dia memiliki pacar lain di luar kota. Jangan percaya ucapannya bahwa dia akan lebih memilih kamu dibanding pacar luar kotanya tersebut. Tinggalkan dia atau kau akan menyesal karena telah menjadi bulan-bulanan mereka.
Itulah beberapa langkah yang harus kamu laksanakan untuk menjadi The Smart Gay. Semua hal tersebut di atas harus kamu pelajari mengingat tidak ada buku atau institusi pendidikan yang bermurah hati mengajarkan panduan tersebut.

Monday, May 05, 2008

MR. G



FUTURE SEX

Seorang tokoh pemerhati masalah sosial pernah berkata bahwa prostitusi adalah permasalahan sosial yang paling lama. Maksudnya, prostitusi telah menjadi bagian dari peradaban manusia seiring perkembangan kebudayaan manusia tersebut. Dan permasalahan ini tidak dapat begitu saja diberantas lantaran memang kebutuhan manusia akan petualangan seks dari generasi ke generasi berjalan beriringan.

Ya, manusia sangat menyukai petualangan dan tantangan. Berkat petualanganlah Colombus berhasil menemukan benua Amerika. Pun berkat petualangan mencari rempah-rempah pula VOC mendaratkan kapalnya di bumi pertiwi. Dan sepertinya, petualangan para lelaki itu tidak berhenti di pencarian dataran atau sumber rempah-rempah baru. Mereka juga senang berpetualang dalam mencari kepuasan seks.

Kalau seks seharusnya dilakukan dengan wanita yang telah sah dinikahi, maka laki-laki petualang akan mencari tantangan baru dengan eksplorasi seks di luar rumah. Tidak puas hanya dengan satu wanita, mereka pun mengoleksi beberapa wanita sebagai partner petualangan dalam dunia seks. Pertanyaannya adalah, "Ketika berbagai variasi kepuasan seks dengan wanita sudah ia dapatkan, apakah petualangan itu dapat atau harus berakhit?"

Bagaimana kalau seandainya para lelaki itu disuguhi sebuah petualangan lain yang tidak kalah mendebarkan dalam hal seks? Petualangan seks yang dimaksud di sini adalah petualangan seks dengan laki-laki.

Mungkin sebagian laki-laki akan berkata, "Eew!" Akan tetapi kalau kita cermati, seks dengan laki-laki dapat dijadikan sebuah alternatif yang simpel dan menantang. Bagaimana tidak, ketika petualangan seks dengan wanita lain disebut sebagai perselingkuhan dan rentan kecurigaan, seks dengan laki-laki dapat dilakukan tanpa beban berlebihan dan jauh dari kecurigaan istri. Kalau seks dengan wanita lain dapat berujung permintaan kejelasan status, maka seks dengan laki-laki dapat dilakukan dengan fun tanpa harus ada embel-embel kejelasan status.

Lagi pula, siapa yang lebih mengetahui teknik memuaskan kebutuhan seks laki-laki selain seseorang yang bergender laki-laki? Dalam jenis aktivitas seks yang satu ini, dua orang laki-laki akan menempati posisi setara, tidak terbatas pada siapa memuaskan siapa atau siapa dipuaskan oleh siapa. Kesetaraan ini akan menghadirkan sebuah aktivitas yang lebih jujur dan saling terbuka mengenai keinginan masing-masing. Di sinilah seorang laki-laki tidak hanya akan menikmati klimaks kenikmatan seksual tapi juga tingkat kedewasaan dalam berhubungan seks.

Jadi, kalau seks dengan wanita kita sebut dengan conventional-regular-and-yesterdays-sex, maka seks dengan laki-laki bisa kita sebut sebagai future sex. Sebuah alternatif petualangan seks yang dapat dipilih seorang laki-laki ketika ia menginginkan level petualangan yang lebih memacu adrenalin.