Sunday, July 05, 2009

PARASIT

Sepertinya, sebagaian gay memang dilahirkan menyebalkan. Dari yang sebagian tersebut ada yang dilahirkan suka selingkuh, ada yang anti komitmen, ada yang suka merebut pacar temannya, ada yang mati-matian jaim tanpa alasan, dan ada pula yang parasit.

Mengenai yang terakhir disebut, ada gay yang rela dimanfaatkan meski dia tahu dan sadar dirinya dimanfaatkan (secara materi). Alasannya: cinta, meski terkadang hanya berbalas pemelorotan materi semata. "Biarlah aku yang keluar uang untuk memanjakannya asalkan dia cinta dan selalu ada bersamaku.", demikian katanya. Selama Anda bisa menyediakan materi untuk gay tipe parasit ini, tentu semua akan berjalan sesuai rencana. Pertanyaannya, apa yang akan terjadi ketika Anda sudah tidak memiliki materi untuk diberikan kepada sang parasit? Sudah dapat ditebak, ia akan segera berpindah ke pemberi materi lain yang lebih menjanjikan.

Ada pula gay yang tidak rela, bahkan anti parasit. "Ini bukan tentang sejumlah uang yang harus kita keluarkan. Ini tentang harga diri.", demikian alasannya. Menurut mereka, mengeluarkan materi untuk mendapatkan seks adalah sebuah aib. Bukankah masih banyak lelaki gay di luar sana yang bisa diajak nge-seks suka sama suka tanpa harus mengeluarkan uang? Gay parasit di mata mereka tidak lebih dari (sorry to say) lacur sok suci yang tidak mau disebut (again, sorry to say) pelacur. Bagaimana tidak, mereka mau diajak melakukan seks apabila diberi sejumlah materi.

Para anti parasit ini sudah cukup aware dengan perilaku gay parasit. Para gay parasit tentu saja tidak akan secara terang-terangan meminta sejumlah uang and that's the tricky part. Kita cukup mengetahui karakter parasit mereka melalui kiriman SMS yang berbunyi "Tidak ada pulsa, euy..." yang artinya dia ingin dikirimi pulsa. Atau seorang gay yang minta ketemuan di food-court atau bioskop sebuah mall tapi dia bilang sedang tidak punya uang. Apalagi harapannya kalau tidak ingin ditraktir. Ada lagi parasit yang berkeliaran di chat-room dan terang-terangan meminjam sejumlah uang dari teman chattingnya. Parasit yang satu ini rada desperate. Bagaimana tidak, lelaki bodoh mana yang mau meminjamkan uang pada orang yang baru dikenalnya? Tidak heran kemudian teman chatting tersebut hanya akan menjadikannya bulan-bulanan dengan menjanjikan akan meminjaminya uang via transfer rekening. Ketika sang parasit sudah sumringah, dia pun ditinggal off dari chat-room tanpa penjelasan.

Lantas, apa sebenarnya alasan seorang gay menjadi parasit? Tentu saja alasan utamanya adalah faktor ekonomi. Mungkin saja dia terlahir dari keluarga yang kurang berkecukupan secara ekonomi namun demikian ia mengidamkan hidup mudah (secara materi) tanpa harus bersusah payah. Kebiasaannya nonton sinetron ternyata berpengaruh besar pada mimpi Cinderala-nya. Ia tidak tahu (atau mungkin tidak mau tahu) kalau hidup ini tidak seindah sinetron. Di dunia yang tidak sempurna ini, untuk bisa hidup berkecukupan, maka kita harus bekerja.

Satu pertanyaan untuk untuk para gay parasit: Apakah kamu tidak malu hidup seperti itu?

P.S. Ya, tulisan ini memang terinspirasi dari lagu Gita Gutawa. Bagi para parasit, camkan lirik berikut. "pergi kau ke ujung dunia, dehidrasi di gurun sahara, hilang di segitiga bermuda. pergi kau ke luar angkasa, hipotermia di kutub utara, hilang di samudra antartika dan jangan kembali. Parasit! Kau memang parasit." Or should I say para-shit?

No comments: