Saturday, February 28, 2009

HOW OLD ARE YOU?

Selain nama asli, umur adalah identitas yang kerap disembunyikan oleh seorang gay ketika ia memperkenalkan diri di chat-room. Karenanya, don't take it too personal ketika seseorang memperkenalkan diri berumur 27 tahun tapi foto di friendster-nya nampak seperti 37 tahun. Well, anggap saya 10 tahun yang hilang sebagai discount perkenalan. Toh, ini tidak seperti kamu akan menikahi dia bukan?

Nampaknya (discount umur, red) bukan hanya menjadi permasalahan kaum homo. Kaum hetero yang merasa telah memiliki digit umur cukup banyak, merasa perlu menyembunyikan seberapa tua dia sebenarnya. Bedanya, kalau kaum hetero lebih cenderunt tidak menjawab atau mengalihkan ke permasalahan lain ketika mereka ditanya mengenai umur. Sedangkan kamu gay, ya itu dia, mereka dengan bermurah hati men-discount umur mereka sebenarnya.

Beragam kosmetik mereka coba untuk menyamarkan berbagai kerutan atau hanya sekadar mencerahkan warna kulit yang telah menua. Tidak heran kalau setiap bulan mereka menyediakan budget khusus untuk kosmetik perawatan 'kecantikan'. Datang ke salon pun dipilih untuk memaksimalkan kamuflase umur ini. Mulai dari facial, spa, lulur, mani-padi, sampai perawatan rambut. Merasa harus tampak lebih muda lagi, mereka pun tidak segan mengenakan berbagai outfit yang dirasa anak muda banget.

Semua cara tersebut di atas sah sah saja dilakukan. Bagi beberapa gay, hal tersebut telah sukses membuatnya tampak lebih muda dan ketika dia menyebut angka yang berselisih lima atau tidak tanggung-tanggung sepuluh dari angka umur sebenarnya, orang akan percaya saja. Tapi tidak semua gay seberuntung itu. Beberapa gay (meski telah menjalani beragan ritual peremajaan) tetap saja terlihat tua. Tidak peduli berapa mahalnya produk penghilang kerut, garis-garis di bawah matanya masih terlihat. Tidak peduli berapa kali gonta-ganti warna cat rambut, helaian uban masih dapat terlihat. Dan tidak peduli berapa blink blink yang menghiasi penampilannya, toh tubuh rentanya masih terlihat.

Kalau sudah begini, siapa yang berusaha kau tipu? Orang lain atau dirimu sendiri? Bukan bermaksud menasihati, kita tidak akan pernah bisa mengurangi jumlah digit umur kita dan menghentikan penuaan raga kita. Yang dapat kita lakukan hanyalah menikmati hidup dan bersyukur yang semoga saja dengan hal itu dapat membuat kita ceria dan bahagia yang pada gilirannya nanti akan membuat penampilan fisik kita nampak tidak terlalu renta termakan usia.

PS: One more birth day without boyfriend. Damn! I'm old.

Wednesday, February 25, 2009

YOU ARE WHAT YOU FUCK

Kau tahu, berapa kali dalam sehari seorang gay bergosip tentang berbagai hal baik via telepon ataupun bertemu langsung dengan teman satu gengnya? Jawabannya adalah tidak cukup satu kali. Apakah kau tahu, berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam satu kali sesi gosip seperti tersebut di atas? Jawabannya adalah lebih dari satu jam. Dan apakah kamu juga tahu, apa saja yang dibicarakan para gay ketika bergosip-ria? Jawabannya ada tiga hal yaitu seks, seks, dan seks.

Dalam satu sesi gosip mengenai seks-teraneh-yang-pernah-dialami, seorang teman mencak-mencak. "Iya tuh, ngakunya aja straight. Eh, pas aku oral dia malah keenakan. Pas penisnya aku pake-in kondom, dia diam saja. Dan ketika aku turun-naik di atas penisnya, dia tidak menolak, bahkan menggelinjang kenikmatan. Well, darimana dia bisa disebut straight, coba?"

Mendengar hal itu, penulis tertawa lebar. "Boys will be boys..." Mereka kadang munafik dengan mendefinisikan diri sebagai biseksual. Ketika ditanya apakah dia menikmati seks dengan laki-laki, dijawabnya ya. Ketika ditanya apakah dia pernah ML dengan perempuan, dijawabnya tidak. Ketika ditanya kenapa, dijawabnya karena perempuan itu harus dijaga kesuciannya dan tidak boleh 'disentuh' kecuali sudah resmi dinikahi. "What a double standard, isn't it?!"

Dari kasus tersebut di atas, denifinis biseksual pun kemudian menjadi baur antara menikmati seks dengan laki-laki serta keenggenan disebut sebagai homoseksual namun pada saat yang bersamaan dia tidak meu atau tidak berani melakukan seks dengan perempuan. Atau kalaupun ada seorang laki-laki yang melakukan seks dengan laki-laki dan perempuan, dia lebih suka disebut biseksual walaupun kalau disuruh memilih nikmat mana antara seks dengan laki-laki atau seks dengan perempuan, dia tidak dapat menentukan piliha. Katanya, "Seks dengan laki-laki atau pun seks dengan perempuan memiliki kelebihan masing-masing." Ah, tidak menjawab pertanyaan.

Jujur, pebulis berpendapat bahwa konsep biseksual adalah sebuah konsep abu-abu yang sengaja diciptakan untuk menyamarkan identitas seksual pelakunya sehingga ia nampak sebagai laki-laki normal. Bisa dibilang, penulis tidak mengakui konsep biseksual seperti yang dianut beberapa laki-laki (lagi, yang oleh penulis) disebut sebagai kemunafikkan.

Kalau boleh jujur, si laki-laki pasti bisa menentukan jenis pilihan seks yang lebih nyaman bagi dirinya. Mungkin dia menikmati keduanya, tapi tentu dia memiliki preferensi kenikmatan seks, dengan laki-laki atau perempuan dan disitulah letak identitas seksual yang bersangkutan sebenarnya. Adalah sebuah penghinaan bagi seorang gay mendengar partner seksnya berkata "Aku bukan gay." padahal baru semenit yang lalu penisnya keluar masuk di lubang pantatnya. Hallooo.....

Jadi, preferensi seksual seseorang dilihat dari dengan siapa dia melakukan seks. Ketika dia melakukan seks dengan sesama jenisnya, dia disebut sebagai homoseksual. Ketika dia melakukan seks dengan lawan jenisnya, dia disebut hetero seksual. Titik. Ketika kemudian dia melakukan variasi dengan melakukan petualangan seks dengan jenis yang di luar preferensi seksualnya, maka hal tersebut tidak serta merta membuatnya menjadi biseksual. Sebut saja hal itu sebagai sebuah percobaan yang karenanya pada saat dia melakukan hal tersebut dia akan disebut sebagai homoseksual (ketika dia heteroseksual meniduri sesama jenisya) atau heteroseksual (ketika homoseksual meniduri lawan jenisnya). Simpel bukan?

HOMO IS THE NEW HETERO

Selama ini, homoseksualitas dipandang sebagai sebuah penyimpangan yang harus diluruskan, penyakit yang harus disembuhkan, dan dosa yang harus diinsyafkan. Tentu saja itu adalah pendapat kaum hetero. Sedangkan kaum homo, mereka tidak terlalu ambil pusing dengan pendapat tersebut. "We're happy being homo and fabulous. There's nothing to question or even argue about."

Menjadi homo adalah sebuah pilihan, tidak ada sangkut pautnya dengan paksaan, penyimpangan, apatah lagi pesakitan. Berbagai pernyataan yang menyudutkan kaum homo hanya akan melahirkan antipati. Faktanya, tidak ada saorang gay pun yang ingin dilahirkan sebagai homoseksual. Ketika dia tidak bisa mengelak dari ketertarikan seksual sesama jenis, adilkah kalau kemudian dia disebut sebagai laki-laki yang tidak normal?

Pertanyaan kemudian muncul, "Hanya karena umum mengatakannya demikian, bukankah tidak berarti bahwa hal tersebut memang demikian adanya? Hanya karena umum menerjemahkan seks yang normal adalah dengan lawan jenis, bukankah tidak berarti bahwa seks sesama jenis adalah sebuah ketidaknormalan?" Seorang bijak pernah berkata bahwa benar-salah hanya ada di dalam kepala manusia yang bersangkutan. Ketika kemudian pendapat personal (tentang baik dan buruk yang hanya ada di kepala masing-masing) bergabung menjadi pendapat umum, bukankah hal tersebut tidak dapat dijadikan landasan untuk menampik perbedaan pendapat?

Bagi kaum homo, preferensi seksual yang mereka pilih selama ini adalah sesuatu yang benar. Sesuatu yang mereka ikuti berdasarkan basic instinc yang berada di luar kekuasaan mereka untuk mengaturnya. Sayang, jumlah mereka yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kaum hetero membuat pendapat tersebut dikatagorikan pendapat minoritas yang dikarenakan ketidaksukaan (berlatar berbagai alasan seperti norma, agama, serta susila) harus dinihilkan.

Pernahkah mereka (kaum hetero) membayangkan jika jumlah kaum homo lebih banyak dibandingkan mereka dan hal tersebut membuat stereotype preferensi seksual yang benar menurut umum adalah seks sesama jenis? Pernahkah terpikir suatu saat seks dengan lawan jenis dikatakan menyimpang karena keumuman manusia di planet ini menghendaki seks sesama jenis? Kalau sudah begini, Anda tentu setuju bukan dengan pendapat filisof yang penulis kutip pernyataannya di atas? Ya, konsep benar dan salah memang hanya ada di kepala masing-masing personal yang karenanya tidak ada hak sedikitpun bagi orang lain untuk menihilkan pendapat personal tersebut terlebih memaksakan pendapatnya untuk diakui sebagai sebuah kebenaran.

Think about it; homosexual is the new heterosexual. Are you agree?

Monday, February 23, 2009

LELAKI CADANGAN

Setiap gay harus memiliki dua atau tiga orang lelaki cadangan. Untuk apa? Seks, tentu saja! Ingat, meski tiap hari wara-wiri di chat-room, tidak selamanya kita beruntung. Satu hari, mungkin jadwal seks kita padat karena banyak orang di chat-room yang mengingnkan kita, tapi di hari lain kita tidak seberuntung itu. Oleh karena itu, kita harus keep in touch dengan beberapa lelaki yang pernah kita tiduri, apalagi kalau bukan untuk dijadikan lelaki cadangan.

Sudah menjadi rahasia umum, kehidupan seks kaum gay kerap diwarnai hubungan one-nite-stand. Ketika bertemu dan akhirnya berhubungan seks, jangan harap akan ada komunikasi lanjutan seperti SMS atau telepon kalau memang diantara kedua belah pihak tidak ada ketertarikan lain selain seks. Beberapa gay kadang malah berprinsip tidak akan pernah mau berhubungan seks untuk kedua kalinya dengan orang yang sama. "Begitu banyak lelaki di luar sana yang menunggu aku tiduri dan begitu sedikit waktu yang aku miliki yang karenanya aku tidak akan membuang-buang waktu tersebut dengan meniduri orang yang sama.", demikian pendapat mereka.

No hard feeling. Memasukkan sejumlah lelaki ke dalam daftar cadangan bukanlah dimaksudkan untuk merendahkan lelaki yang bersangkutan. Bahkan kalau mau jujur, kriteria lelaki yang dijadikan lelaki cadangan kerap mendekati kriteria seorang pacar. Penampilan fisik yang tidak terlalu jelek pun tidak bisa dikatakan terlalu cakep serta konoeksitas komunikasi menjadi sebuah syarat utama seorang lelaki dipilih menjadi lelaki cadangan. Lihat, bukankah dua kriteria tersebut juga berpotensi menjadi kriteria seorang pacar. Yang membedakan antara lelaki cadangan dan calon pacar mungkin hanyalah kadar chemistry di antara mereka yang tidak cukup kuat untuk dijadikan modal menjalin hubungan sebagai pacar. It's ok that they are not in a relationship, even better off these way.

Apa lagi kriteria lelaki yang berhak kita masukkan ke dalam daftar pemain cadangan? Tentu saja mereka yang selalu menanggapi setiap kali kita telepon atau SMS. Dan ketika kita sampaikan undanga seks, dia dengan antusias meng-iya-kan. Kriteria lain adalah merekah yang bertempat tinggal tidak jauh dengan kita. Jadi, kapanpun kita menginginkan seks, dengan cepat dia akan segera datang tidak peduli saat itu tengah malam atau sedang hujan lebat.

Satu hal yang harus diingat dalam peraturan lelaki cadangan adalah kita tidak boleh memasukkan orang yang terang-terangan mengutarakan perasaaan (suka atau cinta)kepada kita namun kita tidak dapat membalas rasa tersebut. Memasukkannya ke dalam daftar lelaki cadangan hanya akan membuat rumit permasalahan. Salah-salah, dia akan menyalahartikan jenis hubungan yang kita tawarkan sebagai sebuah harapan. Kita memang petualang seks, tapi kita tidak ingin disebut sebagai jalang, bukan?

Pertanyaannya, apakah hanya kita yang menerapkan konsep "lelaki cadangan" dalam kehidupan seks? Apakah tidak mungkin, lelaki lain menerapkan konsep serupa dan ia mendudukkan kita di bangku cadangan yang hanya diundang "bermain" manakalah tidak ada pemain lain yang bisa diandalkan? Well, pertanyaan tersebut tidak seharusnya dirisaukan manakala kedua belah pihak terpuaskan, bukan?

Wednesday, February 18, 2009

LOVE

Seorang kenalan (gay, tentu saja) pernah bertanya, "Apakah cinta dalam dunia gay itu benar-benar ada?" Mendengar hal tersebut, penulis tersenyum simpati sambil berkata, "Hanya karena kau belum pernah merasakannya, bukan berarti cinta sejati tersebut tidak ada." Terdengar sok berfilsafat memang tapi begitulah kenyataannya.

Ketika dulu (untuk pertama kali) penulis menjalin cinta dengan dia-yang-tidak-boleh-disebut-namanya, penulis tidak terlalu yakin bahwa cinta ini akan seindah sinetron. Kesetriaan yang merupakan harga mati dalam sebuah hubungan percintaan menurut penulis, sepertinya tidak bisa dipenuhi oleh dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya. Karenanya, penulis hanya memberikan 70% cintanya pada dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya. Benar saja, dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya pun berselingkuh dan karenanya tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya.

Penulis sadar, terkadang hidup memberikan pelajaran yang keras. Namun demikian, pelajaran putus cinta waktu itu dirasa terlalu keras sehingga sempat membuat penulis kehilangan kepercayaan akan keberadaan cinta dalam dunia gay. Seiring berjalannya waktu, luka tersebut sembuh namun tetap dengan meninggalkan bekas paranoid. Keadaan ini diperparah dengan kehadiran laki-laki selanjutnya. Kali ini, penulis dipertemukan dengan laki-laki yang merasa nyaman berada dengannya namun tidak mau menjalani komitmen dengan alasan hanya ingin berteman akan tetapi pada saat yang bersamaan ia memporak-porandakan arti pertemanan tersebut. Hati kecil penulis berteriak untuk segera meninggalkannya, namun demikian optimisme mampu merubah pendirian laki-laki yang dimaksud membuat penulis bertahan lebih lama bersamanya.

Untunglah, seks yang ia lakukan dengan salah seorang teman yang penulis kenalkan kepadanya segera terbongkar dan hal ini membulatkan tekadnya untuk menyudahi semua permainan konyol tersebut. Sejak itulah, penulis menutup rapat-rapat pintu hati dan memantapkan dalam hati bahwa tidak akan ada lagi drama dalam hidupnya. Ke depan, dia akan menyandingkan cinta dan logika dalam porsinya yang sama besar. "Inilah dunia gay. Dunia dimana romantika cinta tidak akan terwujud dengan begitu indahnya. Karenanya, ketika percintaan hetero mengagung-agungkan cinta pada pandangan pertama atau cinta seluas samudra atau cinta sehidup semati, cinta hetero harus berpatokan logika kalau tidak ingin terluka karenanya."

Dan orang lelaki ketiga pun datang. Ketika pertama ia menyatakan cinta, sebenarnya penulis tidak terlalu yakin akan bisa lagi menjalani kisah cinta di atas puing-puing kerapuhan hatinya. Namun demikian, toh penulis akhirnya berkata "Ya." ketika sang lelaki ketiga memintanya menjadi pacar. Kisah percintaanpun dimulai. Tanpa menghadapi kendalah yang cukup berarti, perjalanan cinta tersebut genap berusia enam bulan. Sebuah rekor baru bagi penulis, mengingat dua lelaki sebelumnya hanya mampu bertahan tiga dan empat bulan.

Malam itu pun datang, malam dimana sepasang kekasih mengalirkan air mata seakan tiada henti. Ya, malam itu adalah malam perpisahan yang menandai ketidaksepahaman dua keinginan. Sebuah perbedaan yang sudah tidak bisa lagi dijembatani oleh kalkulasi logis yang berujung pada kesadaran dua belah pihak untuk menyudahi kisah cinta demi menjaga hubungan baik di masa mendatang. Dan pada saat itulah, untuk pertama kalinya penulis merasa mencintai dan dicintai dengan sebenar-benarnya.

Kembali kepada sang kenalan. Mendengar jawaban filosofi yang diberikan penulis, sang kenalan hanya bisa nyengir. Well, there's somebody out there for you waiting. All you need to do is just keep looking.

Sunday, February 15, 2009

HAPPY VALENTINE'S DAY

Kado apa yang paling didambakan seorang gay di hari Valentine? Apakah sekotak coklat, sebuket mawar, a romantic candle light dinner, atau sebuah cincin yang menandakan peningkatan sebuah hubungan ke level selanjutnya yang lebih tinggi? Sounds so Hollywood, doesn't it?

Bagi kamu (gay, red.) yang mendambakan keempat hal tersebut di atas sebagai kado di hari Valentine, bersiap-siaplah kecewa. Dunia gay adalah sebuah realita yang nampaknya sangat jauh dari romantika drama. Termasuk di dalamnya adalah pernik percintaan hetero yang kaya akan statement "Engkaulah belahan jiwaku." atau "Aku tidak bisa hidup tanpamu." atau "Aku akan menghabiskan sisa umurku bersamamu." atau "Belahlah dadaku." atau "Aku rela walau hidup di gubuk derita dan makan sepiring berdua." Ah, please...

Dalam percintaan homoseksual, kita tidak akan mendapatkan jaminan tidak ada tangis, selalu ada ketika salah satu membutuhkan kehadiran yang lain, orang lain (terutama mereka yang mengaku straight) mengerti hubungan yang dijalin, serta jaminan happy anding and live happily ever after. Yang ada hanyalah dua orang yang tertarik satu sama lain dan mencoba mempertahankan hubungan tersebut (dengan berbagai kendalam dan masalah di dalamnya) selama mungkin.

Kalau sudah begini; sekotak coklat, sebuket mawar, a romantic candle light dinner, atau sebuah cincin tidak terlalu meakili ungkapan cinta di hari Kasih Sayang ini. Apakah dengan demikian, gay sangat anti hari Valentine? Tidak juga. Gay tetap merayakan Pink ini, hanya saja mereka memiliki caranya tersendiri yang jauh dari pernik keumuman perayaan Valentine.

Kalau gay juga merayakan hari Valentine, lantas kado apa yang paling mereka harapkan di hari kasih sayang ini. Tidak lain adalah sebuah kepastikan bahwa dia masih mencintai dan dicintai yang dapat ia jadikan pegangan untuk memperjuangkan hubungan percintaan tersebut. Ya, seorang gay tidak memerlukan sekotak coklat, sebuket mawar, a romantic candle light dinner, atau sebuah cincin. Yang ia dambakan hanyalah kepastikan cinta. Ah...

Happy Valentine's day, anyway...

Friday, February 13, 2009

CITY OF GAY

Sebagai seorang gay, pernahkah kamu tergelitik untuk bertanya kota mana di Indonesia ini yang layak menyandang predikat sebagai kotanya para gay? Kalau dalam serial Queer as Folk, Pitsburg digambarkan sebagai kota denga populasi gay terbanyak di US serta memiliki berbagai fasilitas penunjang kehidupan kaum homo. Sebut saja karnaval tahunan para gay atau tempat clubbing khusus gay semisal Babylone yang kerap dipenuhi gay-gay bertubuh aduhai serta para male-stripper yang senantiasa memeriahkan suasana. Nah, bagaimana hal nya dengan di Indonesia?

Belum ada penelitian serius mengenai hal ini. Namun dari beberapa narasumber yang ditemui penulis, terdapat beberapa kota yang memang sangat kentara kehidupan homoseksualnya di Indonesia. Tentu saja, kita tidak bisa mengharapkan diadakannya karnaval tahunan atau nite-club khusus gay yang dibuka secara terang-terangan di kota yang dimaksud. Ingat, Indonesia adalah negara yang masih sangat memegang teguh adat ketimuran serta mayoritas penduduknya beragama Islam yang secara otomatis mengaplikasikan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tapi itu katanya, sekali lagi, katanya. Kenyataannya hal tersebut tidak dapat menghentikan homoseksualitas dari tumbuh dan berkembang.

Back to the qustion. Kota mana saja di Indonesia yang berhak menyandang predikat sebagai kota para gay. Nominasinya adalah...

Surabaya
Disebut sebagai kita dengan populasi gay terbesar di Indonesia. Salah seorang narasumber bahkan berani berkesimpulan bahwa satu dari empat pria Surabaya adalah gay, dan dia yakin betul dengan pendapatnya tersebut. Adalah simpang lima tempat hang-out gay Surabaya. Di tempat tersebut, mereka tidak sungkan lagi mempertontonkan kemesraan. "Toh hal tersebut tidak mengganggu ketertiban umum.", demikian alasan mereka.

Salah satu alasan yang sangat mungkin melatarbelakangi besarnya populasi kaum gay di Surabaya adalah tradisi warok/gemblakan. Warok adalah tokoh yang menguasai ilmu kanuragan yang disegani oleh masyarakat. Dalam menjaga kedigjayaan ilmunya, warok dilarang berhubungan badan dengan seorang wanita. Oleh sebab itulah kemudian mereka mengambil gemblakan (seorang remaja putra muda usia) untuk "melayani" hajat yang tidak dapat dia lakukan dengan seorang perempuan. Alih-alih ditentang, oleh masyarakat, hal ini dinilai sebagai sebuah tradisi yang harus dilestarikan.

Jakarta
Siapa yang bisa menyangkal pergaulan metropolitan kota yang satu ini. Di Jakarta, semua bisa terjadi dan permisifitas warganya membuat berbagai pernik kehidupan bisa tumbuh dan berkembang. Di salah satu ruas jalan Jakarta, kita bisa menemui para gay Ibu Kota berkumpul. Tidak jarang di antar mereka yang berani berciuman di muka umum. Bisa dibilang, di Jakarta kehidupan gay tidak se-under-cover kota-kota lain di Indonesia.

Di Jakarta, sekarang sudah mulai tumbuh dan berkembang tempat-tempat hiburan khusus untuk para gay. Walaupun tentu saja untuk masuk ke tempat itu tidak bisa sembarangan orang. Sistem membership kemudian dipilih untuk menjaga privasi serta exklusivitas tempat hiburan yang dimaksud. Tidak heran kalau kemudian, awam tidak akan mengira bahwa tempat hiburan tersebut khusus diperuntukkan bagi kaum gay.

Entah berapa banyak sebritis Ibu Kota yang kita dengan digosipkan sebagai penyuka sesama jenis. Meski mereka menyangkal dengan berbagai dalih, toh hal tersebut sepertinya semakin memperjelas siapa jati diri mereka sebenarnya. Mau disembunyikan bagaimana lagi? Mereka adalah entertainer dengan pergaulan bebas, rupa menawan, dan limpahan materi yang mudah mereka dapatkan.

Bandung
Orang bilang, Bandung adalah Kota Kembang. Di Bandung, disamping kita akan menemui bunga-bunga bermekaran dengan indahnya, mata kita juga akan dimanjanjakan dengan rupa mojang-mojangnya yang indah serupa kembang. Sudah menjadi hukum alam, dimana ada kembang di situ juga pasti ada kumbang. Seperti mojang-mojangnya, jajaka Bandung pun dikaruniai rupa yang menawan. Maka, jadilah Bandung seperti sebuah taman tempat berburu "kembang" serta "kumbang".

Sayangnya, "kumbang-kumbang" rupawan kota Bandung kadang lebih tertarik kepada sesama "kumbang". Yupe, sebagai salah satu kota besar di negeri ini, Bandung juga tidak luput dari pertumbuhan dan perkembangan kehidupan homoseksualitas. Bagi gay kota lain, Bandung seperti sebuah ladang untuk berburu pria-pria tampan.

Daya tarik ketampanan jajaka Bandung sempat menghipnotis salah satu nerasumber yang diwawancara penulis. Katanya, "Lihat, tukang parkir saja setampan itu. Lihat juga penjual cilok di seberang jalan sana. Oh, melihatnya saja aku sudah horny." Well, time to window-shopping honey...

Yogyakarta
Yogya pernah dihebohkan oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa 97% mahasiswinya sudah tidak perawan. Hasil penelitian tersebut menggambarkan betapa sudah parahnya pergaulan remaja di sana. Free-sex seakan sudah menjadi barang umum yang karenanya kita disebut ketinggalan jaman kalau tidak melakukannya.

Bagaimana halnya dengan kehidupan homoseksualitas di sana? Kalau ada yang mau membuat penelitian tentang hal ini, mereka akan dibuat tercengang. Mereka akan menemukan bahwa homoseksualitas sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Yogya yang tidak bisa dianggap remeh. Tidak percaya? Coba sambangi Ambarukmo Plaza di akhir pekan. Kamu akan kendapati segerombolan pria hang-out dengan perilaku tak biasa. Ya, mereka kerap berbisik-bisik manakala seorang pria tampan lewat di depan mereka, mereka cekikikan untuk beberapa hal yang hanya mereka mengerti sendiri, duduk bertumpang kaki serta tangah menyangga dagu, serta perilaku khas lainnya.

Makasar
Budaya masyarakat Makasar yang blak-blakan berpengaruh juga pada pergaulan gay di kota tersebut. Tidak seperti gay-gay di kota lain yang mengandalkan chat-room sebagai tempat berkenalan, gay Makasar lebih suka bertatap muka langsung. Adalah lapangan Karebosi tempat mereka bertemu. Di sana, kita akan kerap menemui dua pria saling pandang, lempar senyum, mendekat, bertegur sapa, dan akhirnya mereka menuju suatu tempat. Apalagi kalau bukan untuk bermesraan?

Tidak puas dengan hunting partner seks di lapangan Karebosi, menjelang tengah malam, gay Makasar akan menuju ke Pantai Losari yang jaraknya tidak terlalu jauh. Di sepanjang pantai, kita akan menemui muda-mudi berduaan bahkan bermesraan. Di salah satu sudut pantai tersebut, para gay biasa berkumpul. Bahkan para penjaja makanan kecil yang berjualan di sekita pantai tersebut sudah sangat mahfum bahwa ketika seorang pria menujut lokasi tertentu tersebut, dia pasti penyuka sesama jenis. It's like that there's nothing to hide anymore.

Cirebon
Siapa bilang bahwa kota kecil seperti Cirebon tidak memiliki populasi gay? Kalau kamu berpikiran seperti itu, sebaiknya buang jau-jauh pikiran tersebut karena populasi gay di sana lebih dari yang kamu bayangkan. Kondisi geografis kota yang tidak begitu luas membuat kaum gay di sana dapat dengan mudah berkomunikasi atau bertemu dan membentuk jejaring ML. Siapa pernah ML sama siapa, dapat dengan mudah dilacak mengingat mereka saling bercerita satu sama lain, baik diantara sesama anggota grup main mereka sendiri atau grup main yang lain.

Pelabuhan yang semula diperuntukkan bagi kapal singgah atau bongkar muat barang, ternyata dimanfaatkan pula bagi para gay untuk mecicipi seks dengan anggota dinas kelautan yang singgah, baik yang sudah dianggkat menjadi perwira angkatan laut ataupun yang masih dalam tahap pendidikan. Well, gays do anything to make their fantacies (plural not singular) camo true.

***

Kalau tidak didukung dengan data statistik yang valid, mengapa penulis begitu yakin dengan kesimpulannya tersebut di atas? Well, tips dari penulis: Untuk mengetahui apakah sebuah kota memiliki populasi gay yang banyak atau tidak, kita hanya perlu mengenal lima orang gay dari kota tersebut dan kita sudah dapat mengambil kesimpulan. FYI, satu orang gay selalu mewakili sepuluh orang teman-temannya. Kalau kita mengenal satu orang gay, maka secara tidak langsung kita telah mengenal sepuluh orang gay yang penah meniduri lebih dari sepuluh orang yang masing-masing orang tersebut juga memiliki sepuluh orang teman yang tidur dengan masing-masing sepuluh orang gay. You do the math.

Sunday, February 08, 2009

WHAT A BOTTOM WANTS, WHAT A BOTTOM NEEDS

Dicintai. Itulah kondisi yang selalu diinginkan seorang bottom. Namun demikian, dia tidak akan begitu saja menyerahkan hatinya mengingat kebanyakan top hanya menginginkan bokongnya. Tidak heran ketika kemudian dia bertingkah serupa Britney. Sometimes he run, sometimes he hide, sometimes he's scared of you but all he really wants is to hold you tight, treat you right, and be with you day and night. All he needs is time.

Ya, yang ia butuhkan hanyalah waktu. Dengan waktu yang dimintanya, ia akan melihat seberapa gigih perjuanganmu untuk mendapatkannya, seperapa serius kau menginginkannya menjadi milikmu, serta seberapa besar cinta yang kau sediakan untuknya. This is the perfect time for you to do Westlife-Promise that you're never gonna say goodbye cause you never wanna see him cries. Say that you swore to him your love would remain and you swear it all over again. And you're never gonna treat him bad cause you never wanna see him sads. Say that you swore to share his joy and his pain and you swear it all over again. All over again.

Kalau jin dalam cerita Aladin hanya akan mengabulkan tiga permintaan, maka seorang bottom akan mengabulkan lebih dari itu ketika kau "menggosoknya" dengan benar. So, if you wanna be with him, baby there's a price you pay. He's a genie in a bottle, you gotta rub him the right way. If you wanna be with him, he can make your wish come true. You gotta make a big impression. He gotta like what you do. It's so Christina Aguilera, isn't it?

Ketika suatu saat, baik secara sengaja ataupun tidak, kau menyakiti hatinya dan dia marah bukan kepalang dan hal itu membuatmu tidak habis pikir, cobalah sedikit berempati. Bagaimana jika untuk sehari saja kau bertukar tempat dengan dia. Kamu pasti akan setuju dengan yang dikatakan Beyonce yang mewakili para bottom, "If I were a top, I think I could understand how it feels to love a bottom. I swear I’d be a better boyfriend. I’d listen to him cause I know how it hurts when you lose the one you wanted cause he’s taken you for granted and everything you had got destroyed."

Akhirnya, seremuk apapun hati seorang bottom ketika ia dikecewakan, ia akan berusaha tetap tegar dan merelakan semuanya sebagai sebuah takdir yang harus ia lepaskan seperti butterfly. He will says, "Spread your wings and prepare to fly for you have become a butterfly, fly abandonedly into the sun. If you should return to me, we truly were meant to be. So spread your wings and fly, Butterfly."

P.S. Sebuah catatan di hari jadian yang masih dipertanyakan kelanjutan kisahnya.