Monday, January 19, 2009

PACAR IMAJINER

Kalau kamu gay, telah mengalami beberapa kali jatuh-bangun dalam hal percintaan di usiamu yang mendekati 30, ketika jalan bareng teman mereka menggandeng pacar masing-masing, dan sudah tiga bulan lebih (meskipun telah getol mencari) kamu tetap menjomblo, apa yang akan kamu lakukan? Apalagi kalau bukan menghadirkan pacar imajiner dalam kehidupan cinta kamu. Sounds pathetic? Not really.

Setelah sekian lama disakiti dan dikhianati oleh para mantan, kamu berhak mendapatkan seorang pacar (meski sebatas imaji) yang tahu bagaimana cara membalas ketulusan cinta yang kamu berikan. Setelah sekian lama kamu harus mampu menerima kekurangan para mantan, kamu berhak mendapatkan seorang pacar (meski sebatas imaji) sempurna (baik fisik maupun psikis) seperti yang selama ini kamu idam-idamkan. Dan setelah sekian lama kamu tidak mendapatkan the-ultimate-sex-pleasure dari para mantan, kamu berhak mendapatkan the-wild-sex-you-can-ever-imagine sama persis seperti yang kau fantasikan selama ini.

Hanya pacar imajiner-lah yang dapat mewujudkan romantisme yang selalu kau dambakan selama ini. Suatu malam di kencan pertama dia akan datang di depan pintumu dengan membawa sebuket mawar yang menandakan bahwa kamu adalah pacar yang paling kamu cintai seumur hidupnya. Bukan hanya itu, dengan mobil mewahnya, dia akan mengajakmu ke suatu tempat yang ketika kau tanya nama atau lokasi tempat itu dia menjawab surprise. Karenanya, ketika berangkat tadi matamu ditutup dengan slayer. Ketika sampai di tempat yang dimaksud dan dia membuka penutup matamu, kamu sudah berada di sebuah cafe romantis di ketinggian kota sehingga dari tempatmu duduk sekarang kamu dapat melihat kerlap-kerlip lampu kota yang berpendar dengan indahnya. Saat itulah sang pacar imajiner akan mengecup keningmu, memintamu menjadi pacarnya, dan dengan bersungguh-sungguh dia berkata "I love you, I do."

Ketika kamu marah dikarenakan sedikit kesalahpahaman, pacar imajiner tahu apa yang harus ia lakukan demi memenangkan hatimu. Dengan sabar dia akan mengalah dan memahami semua tingkah manja dan kekanak-kanakanmu dan berkata, "Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki semuanya?" Dengan sabar, dia akan terus berada di sebelahmu meski kau sudah mendiamkannya sejak lima jam yang lalu, toh dia tidak menyerah. Ketika kamu membalas perhatiannya dengan muka masam dan cemberut, dia akan menatapmu lekat-lekat dan merengkuhmu dalam pelukan sambil berkata "I love you, I do."

Setelah sekian lama kalian menjalani hubungan imajiner ini, kebimbangan dan keraguan pun muncul. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apakah dia masih mencintaiku?", "Apakah dia sudah bosan denganku?", "Apakah dia pernah membohongiku dan berbuat selingkuh?", dan "Apakah benar semua gosip yang dikatakan orang-orang itu?". Dan ketka kau ungkapkan semua isi hatimu itu, dia akan tersenyum dan meraih tanganmu, mencium kedua punggung tanganmu dengan lembut, dan menyatakan bahwa kau adalah hal terbaik yang pernah ia miliki dan ia tidak akan mengorbankan hal tersebut untuk sesuatu yang bodoh. Tentu saja, setelah berkata itu dia akan mengecup mesra bibirmu dan berucap, "I love you, I do."

Tidak seperti kisah percintaan gay pada umumnya yang (sorry, hate to say that but...) tidak bermasa depan, percintaanmu dengan sang pacar imajiner akan berakhir bahagia dalam sebuah mahligai rumah tangga. Mengetahui bahwa kalian menginginkan hal yang sama, dia pun mengajakmu menikah yang secara spontan kau bilang sebagai ide gila namun toh tak urung membuat pipimu merona merah saking senangnya. Karena di Indonesia belum melegalkan pernikahan sesama jenis, ia pun mengajakmu menikah di luar negeri. Melengkapi kebahagiaan sebagai pasangan suami-suami, kalianpun kemudian mengadopsi seorang anak yang ditinggalkan sang ibu tepat sehari setelah dilahirkan. Dalam perjalanan pulang, dengan bayi merah dalam pelukanmu, mau menatap suamimi dan bertanya mengapa dia mau melakukan semua ini denganmu. Ah, dia hanya tersenyum sambil membelai kepalamu lembut dan berkata "I love you, I do."

Dan pada saat itulah kau seperti berada di surga. Apa yang kau inginkan sebagai seorang gay terkabul sudah. Kalau sudah begini, masihkah kamu menginginkan pacar yang nyata?

3 comments:

Anonymous said...

horeee.... sekarang blog ku gak bisa di copy-paste seenaknya! i'm smart or what?!

Anonymous said...

aneh tuh. manding yg real

Anonymous said...

nggak mau nikah sama perempuan, tapi mengharapkan ada bayi terlahir ke dunia. metode berpikir seperti apa yg digunakan ya?