Thursday, January 08, 2009

GAY'S DESPERATE MOMENTS

Siapa bilang hanya para istri di Wisterialane saja yang bisa desperate? Siapa bilang hanya Susan Mayer (diperankan oleh Teri Hatcher) yang meski sudah berbuat segalanya untuk sang suami tapi masih tetap saja desperate ketika perbedaan prinsip membuatnya harus rela menceraikan sang suami yang masih sangat ia cintai? Siapa bilang hanya Bree Hodge (diperankan oleh Marcia Cross)yang meski sudah berusaha sebaik mungkin menjadi ibu yang baik bagi kedua orang anaknya tapi tetap saja desperate manakala anak-anaknya tumbuh dewasa tidak sesuai dengan keinginannya? Siapa bilang hanya Lynette Scavo (diperankan oleh Felicity Huffman) yang meski berjibaku membesarkan, mendidik, dan mengawasi keempat orang anaknya tetapi tetap saja desperate karena kadang harus memainkan peran ayah karena sang suami tidak bisa bersikap tegas terhadap anak-anaknya? Siapa bilang hanya Gabrielle Solis (diperankan oleh Eva Longaria) yang meski dengan kecantikannya dia bisa mendapatkan kemewahan hidup namun tetap saja desperate manakala dia terjebak hidup bersama sang suami yang sekarang jatuh bangkrut dan dua orang anak yang pada awalnya tidak ia harapkan?

Ternyata, seorang gay pun bisa desperate juga. Really? Ya ha! Ingat, gay juga masih manusia bukan? Hanya memang, alasan seorang gay desperate bukan karena kasus perceraiannya dengan sang suami atau melihat anak-anaknya tumbuh tidak sesuai dengan keinginan atau harus tegar dan kadang mengambil peran suami dalam mendidik anak-anak atau terjebak dalam rumah tangga pas-pasan dan anak yang semula tidak diharapkan. Lantas, situasi bagaimana yang membuat seorang gay dilanda desperate? Berikut beberapa situasi tersebut.

Pertama, ketika seorang gay sudah tiga hari atau lebih tidak ML dan dia sudah selama tiga jam nongkrong di warnet untuk chatting tapi tetap belum satu pun partner kencan ia dapatkan. Segala aksi sudah ia lakukan, mulai dari memasang nick yang se-murahan mungkin, merayu hampir semua orang yang ada di chat-room, pamer foto-foto terbaru dan "menantan" di friendster, atau flirting pada orang di chat-room yang sama sekali bukan tipe dia banget. Pada saat seperti ini, biasanya ia akan mengajak siapa pun (termasuk orang yang secara fisik tidak menarik sama sekali) untuk diajak ke tempatnya dan melampiaskan hasrat seksualnya. Jadi, bagi kamu yang sadar merasa penampilan kurang ok tapi pada malam itu mendapat teman kencan yang sangat ok, jangan bangga dulu. Anggap saja malam itu kamu sedang beruntung.

Kedua, entah dia tahu nomor kamu dari mana, seseorang yang misterius kerap menelpon atau pun kirim SMS. Isinya, mulai dari basa-basi selamat pagi/siang/sore/malam, ucapan selamat makan/kerja/nonton tv/tidur, sampai ucapan mesra yang memang ditujukan untuk mengundang birahi. Ketika kemudian ia ditantang untuk bertemu langsung, degan segala alasan ia menghindar. Mulai dari sedan jalan sama teman, harus lembur, sedang mengantarkan saudara ke satu tempat, sedang ada di luar kota, sampai alasan yang mengada-ada seperti tidak bisa langsung nge-seks pada pertemuan pertama. What the hell! Kalau sudah begini, film bokep kadang membantu untuk melampiaskan birahi yang memang sudah seubun-ubun. Thank God!

Ketiga, setelah sekian puluh laki-laki yang kita tiduri, kita berharap salah satu dari mereka menginginkan kita lebih dari sekadar seks. Kita berharap salah satu dari mereka datang ke tempat kita suatu malam sambil membawa bunga dan cincin pertunangan. Ia berlutut di hadapan kita sambil berkata, "Will you marry me?" Akan tetapi, hal tersebut sepertinya masih terlalu jauh mengingat orang yang kita suka datang untuk kedua kalinya memang hanya ingin menikmati seks semata. Tunggu saja sampai dia bosan dan dijamin pada saat itu dia tidak akan pernah lagi mengirim SMS sok care seperti yang ia lakukan selama ini.

Keempat, kita telah memberikan banyak kesempatan (bukan hanya yang kedua) kepada pacar kita untuk memperbaiki kesalahannya, mulai dari sifatnya yang kekanak-kanakkan, kecurigaan dan kecemburuannya yang berlebihan, permintaannya yang harus selalu dituruti, sampai kebodohannya tidur dengan seseorang yang kita kenal. Khusus untuk yang terakhir, kita sudah wanti-wanti. Kalau sampai hal tersebut terjadi lagi, kita mengancam putus. Tapi toh kita memaafkannya juga (walau tentu saja tidak bisa melupakannya) dan dia kembali melakukan hal serupa dengan orang lain yang masih kita kenal. Kabar buruknya, memaafkan adalah sebuah perbuatan yang melelahkan. Jadi jangan salahkan ketika kemudian pada suatu titik kita sudah tidak dapat lagi menanggung perbuatan tersebut.

Kelima, secara tidak sengaja kita bertemu dengan mantan (yang kita campakkan) sedang menggandeng laki-laki lain sementara kita masih jomblo sedangkan kita selalu berangan-angan agar ketika suatu hari nanti bertemu dengan mantan tersebut kita sedang menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang lebih baik sehingga hal tersebut akan membuatnya jealous. Pada saat seperti ini, tidak ada yang dapat kita lakukan selain berbasa-basi-busuk menanyakan kabar masing-masing. Dalam hati, kita membisikkan doa (atau sumpa serapah?) agar hubungan mereka segera putus. That's right!

Keenam, suatu hari kita menerima undangan pernikahan dari seorang mantan pacar yang harus kita putuskan karena keinginannya untuk hidup sebagai laki-laki "normal". Pada hari H, kita pun datang and reallity bite. Ternyata sang mantan nampak bahagia didampingi perempuan yang ia pilih duduk di pelaminan. Segera mereka akan membina rumah tangga, menempati rumah yang ia cicil yang ketika survey dulu kita yang mendampingi, serta memiliki anak yang akan menjadi buah hati mereka. Selama ini kita menghibur diri bahwa pernikahan tersebut hanya kepura-puraan dan tidak akan sanggup bertahan lama karena dia masih mencintai kita. Kenyataannya tidak. Dia telah melanjutkan hidupnya dan kita seperti tertinggal di belakang dengan segenap romantisme picisan yang hanya ada di kepala kita.

Ah... Sepertinya sudah saatnya kita membuat serial sendiri mengenai para gay yang dilanda desperate karena beragam permasalahan tersebut. Apakah di luar sana ada produser yang berkenan mendanai?

1 comment:

Hop said...

parah....

kayaknya gw ga segitunya juga deh.. hahaha