Wednesday, May 06, 2009

WISH ME FUCK

Suatu hari, temanmu curhat tentang permasalahannya dengan sang pacar. Setelah saling beradu argumen panjang dan tidak didapatkan titik temu, kata pisahpun terucap. Ego masing-masing membuat mereka pun berpisah tanpa berpikir panjang. Selang beberapa hari kemudia, rasa sepi dan kehilangan mulai datang dan drama pun dimulai. Dalam curhatnya dia menyatakan bahwa sebenarnya ia masih kanget tapi tidak mau disakiti lagi untuk yang ke sekian kalinya. Di sela isak tangisnya dia ingin kembali tapi dengan mengajukan segudang syarat yang tidak mungkin akan terpenuhi. Dan dalam ratapannya dia meminta agar kita menanyakan kabar sang mantan dan menceritakan penderitaannya supaya dia mau kembali. Sebelumnya, berbagai wejangan telah kita berikan namun toh sang teman seperti tidak menghiraukan dan jatuh pada duka yang sama, lagi dan lagi. Pada saat seperti ini, tindakan paling tepat untuk mengobati luka hatinya adalah dengan memberikan nomor telepon seorang laki-laki yang dirasa representatif (sesuai selera sang teman, red.) dan menyuruh sang teman segera menghubungi laki-laki tersebut. Di akhir pembicaraan ucapkan, "Have a nice fuck..."

Catatan: Cara melupakan seorang laki-laki adalah dengan menghadirkan laki-laki lain dalam hidupmu. Ketika hatimu tersakiti karena ulah seorang laki-laki, maka cara terbaik untuk mengobatinya adalah dengan meniduri laki-laki lain yang lebih baik dari laki-laki sebelumnya.

Di hari yang lain, kamu memiliki janji nonoton bareng temenmu yang lain. Dikarenakan satu dan lain hal, kau pun terlambat 12 menit. Walaupun kamu sudah meminta maaf atas keterlambatan tersebut, sang teman tetap cemberut. Sogokan soda dan pop-corn gratis pun tak mempan meredakan amarahnya. Setelah film selesai dan ending cerita tidak sesuai harapannya (well, harapannya adalah menyaksikan sang aktor utama menanggalkan pakaiannya dalam salah satu adegan), temperamennya pun semakin naik. "Rp. 15.000,- yang sia-sia.", demikian katanya. Tidak tahan dengan kelakuannya tersebut, kau pun bertanya, "Ada apa?" Satu per satu alasan ke-be-te-an-nya pun meluncur. Namun demikian, kamu berkesimpulan bahwa semua alasannya tersebut tidak memberinya hak untuk marah-marah seenaknya. Satu pertanyaan kunci yang harus kamu ajukan pada saat seperti itu adalah, "Kapan kamu terakhir ML?" Kalau jawabannya adalah lebih dari 3 hari yang lalu, segeralah temani dia mencari teman kencan di dunia maya. Ketika kemudian terpilih beberapa kandidat dan sang teman sudah siap untuk ketemuan, katakan untuk tidak menunda hal itu dan katakan pula, "Wish you fuck..."

Catatan: Ketika seorang gay dilanda be-te, maka 85% alasannya adalah karena dia belum melakukan hubungan seks.

Di hari yang lainnya lagi, seorang misterius yang telah satu minggu berkenalan via SMS mengajakmu ketemuan. Dari perkenalan via SMS tersebut, diketahui beberapa hal tentang dia yang membangkitkan rasa penasaran (juga hasrat seksual, red.) dalam diri kamu. Setelah memilih waktu dan tempat yang tepat, akhirnya kalian pun mengatur janji bertemu. Seorang teman kemudian menelpon untuk sekadar bergosip ngalor-ngidul. Segera cut pembicaraan itu. Katakan padanya bahwa kamu ada janji dengan seseorang yang kamu sendiri belum tahu penampakan sang teman misterius ini. Berpesanlah pada temanmu itu untuk menelponnya 15 lagi untuk berjaga-jaga siapa tahu orang yang akan kamu temui itu ternyata tidak membuatmu berselera dan dengan demikian kamu bisa berpura-pura bahwa telepon dari temenmu itu adalah telepon penting dari kakak atau ibumu yang mengharuskanmu segera pulang karena ada urusan keluarga. Namun demikian, jangan lupa meminta temanmu untuk mendoakan, "Wish me fuck..."

Pertanyaanya, masihkah kita memerlukan doa ketika akan melakukan dosa? Well...

No comments: