Tuesday, May 19, 2009

SOULMATE & FAIRY TALE

Dalam percintaan hetero, kita mengenal istilah 'soulmate' yang ditujukan pada pasangan yang satu sama lain memiliki kesamaan, kecocokan, serta titik toleransi yang tinggi baik dalam hal perilaku, hobby, ataupun persepsi mengenai berbagai hal. Karenanya, kisah percintaan mereka pun terdengar seperti fairy tale yang selalu akan berakhir dengan live happly ever after. Diawali dengan pernikahan, kemudian memiliki dan membesarkan anak, dan berakhir menua bersama hingga akhirnya ajal memisahkan mereka. Apakah hal serupa terjadi pula dalam kisah percintaan homo?

Tentu saja tidak. Dalam percintaan homo kita tidak akan menemukan dua orang lelaki jatuh cinta pada pandangan pertama, memadu kasih sehidup semati, dan berniat menghabiskan sisa umur berdua. Yang akan kita temukan adalah dua orang lelaki yang saling suka pada saat chatting pertama, berusaha mencintai dan dicintai sebaik mungkin, meencoba mempertahankan jalinan cinta tersebut selama dan seerat mungkin namun demikian ketika tiba saatnya berpisah masing-masing akan saling merelakan orang yang pernah dicintainya untuk menemukan cinta baru yang akan membuatnya kembali berbahagia.

Konsep soulmate dalam percintaan homo diterjemahkan sebagai dua orang lelaki yang saling mencintai meski memiliki banyak perbedaan dan sedikit persmaan namun dan meski tidak mudah mereka tetap berusaha sebisa mungkin mempertahankan cinta yang mereka miliki. Di satu saat, perjalanan cinta mereka terhalang kerikil tajam dan dilain kesempatan diterjang badai menghujan. Kesetiaan, pengorbanan, ketulisan, serta kemurnian cinta mereka senantiasa teruji dan ujian tersebut tidak semakin ringan dari hari ke hari. Tidak semua orang mengeri romansa yang mereka miliki namun demikian mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan bahwa cinta adalah hak siapa saja termasuk gay sekalipun.

What about fairy tale and live happily ever after? Well, lupakan tentang cinta sehidup semati. Kalau cinta homoseksual dapat jerjalin antara empat sampai tujuh tahun (tentu saja dengan diwarnai kisah putus nyambung), maka hal tersebut sudah bisa dikatakan cukup lama. Faktanya, perjalanan cinta homoseksual kadang hanya berlangsung dalam hitungan bulan; empat, lima, enam, atau bahkan tujuh. Dan menurut hemat penulis, itulah masa-masa terindah kisah cinta homoseksual. Lebih dari itu, sudah hampir dapat dipastikan, kisah cinta mereka akan dibumbui kisah perselingkuhan, pengkhianatan, kepiluan, serta kebohongan.

Apakah kemudian hal tersebut membuat kaum gay apatis terhadap keagungan cinta? Tentu saja tidak. Penulis sangat salut (and someday wants to be like that) pada beberapa pasangan gay yang melegalkan cinta yang mereka miliki dalam sebuah ikatan perkawinan dan mereka dapat mempertahankan hal tersebut hingga usia senja. Ya, beruntunglah mereka karena telah menemukan cinta sehidup sematinya dan hal tersebut menjadi motivasi kita semua untuk tetap percaya bahwa di luar sana ada satu orang laki-laki yang menanti untuk kita temukan dan ketika hari itu datang kita akan dapat merasakan manisnya cinta meski dia bukan soulmate dan kisah cinta yang dijalani tidak akan seindah dongeng peri.

2 comments:

Zhou Yu said...

Well, sad things happened to me as well. Ketika kami sudah membicarakan jauh ke depan, ternyata semua harus berakhir. Dan bayangan itu hancur berkeping-keping dalam sekejap

MIG said...

well, the sad things is the people who think "Ini kan cuman sementara, nikmatin aja lagi"... Seakan ketika mulai udah lihat endingnya. Kalo semua berpikiran gitu, ga bakal di temui yang namanya man to man relationship...