Monday, June 01, 2009

ILUSI SEKSUAL

Dalam salah satu episode serial "Sex and The City" dikisahkan Charlotte memiliki teman seniman yang menciptakan karya seni berupa foto-foto pria tampan dan maskulin yang ternyata model foto tersebut adalah seorang wanita. Ketika ditanya mengapa dia menciptakan karya seni semacam itu, sang seniman berkata, "Jenis kelamin adalah ilusi. Dalam diri diri setiap wanita terdapat sisi maskulin dan demikian pula sebaliknya. Wanita dapat berperan atau terlihat seperti laki-laki demikian pulas sebaliknya. Adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi saya untuk dapat memunculkan sisi maskulin dalam diri seorang wanita melalui karya seni ini." Sang seniman berhasil. Saat pertama melihat foto-foto hasil karya sang seniman, Carry CS. tidak mengira sama sekali bahwa sosok laki-laki dalam foto yang mereka pelototi sebenarnya adalah seorang perempuan. Stanford (the one and only gay on the group) yang terkesima oleh penampilan laki-laki (padahal perempuan) dalam foto itu pun berseloroh, "Oh my God. I think I'm a lesbian..." yang ditimpali tawa cekikikan para lajang pertengahan tiga puluhan itu.

Pertanyaannya: Kalau gender atau jenis kelamin bisa disamarkan dapat dikatagorikan sebagai sebuah ilusi, maka apakah tidak mungkin preferensi seksual pun bisa dikenakan hukum serupa? Kecenderungan seks adalah ilusi. Ketika saat ini Anda menikmati seks dengan perempuan, well jangan dulu terlalu yakin Anda adalah seorang straight sampai Anda pernah mengalami seks dengan laki-laki. Demikian pula sebaliknya. Kalau Anda diberi suguhan seks (oral seks, misalnya) dengan mengesampingkan siapa (laki-laki atau pun perempuan) yang memberikan suguhan tersebut, apakah Anda masih akan yakin dengan preferensi seksual Anda?

Sebuah reality show di Amrik sono yang diberi nama "Baitbus" dapat mewakili penjabaran teori ini. Dalam reality show tersebut digambarkan crew (terdiri dari host, cameraman, driver, umpan seorang wanita cantik, serta seorang gay) berkeliling kota untuk mencari mangsa yaitu pemuda usia belia yang mau diajak bereksperimen dengan melakukan seks di dalam mini van tersebut. Skenario lengkap acara tersebut seperti ini. Seorang pemuda yang dipilih secara acak yang ditemui di pinggir jalan untuk melakukan seks dengan wanita cantik dalam van. Pada pemuda yang berkenan, mereka menawarkan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih yang tentu saja itu merupakan tipuan belaka karena setelah semua selesai, sang korban akan ditinggal begitu saja di pinggir jalan. Setelah sang pemuda setuju, dia dibawa masuk ke dalam van dan diajak berkeliling. Setelah basa-basi beberapa saat, sang perempuan cantik yang dijadikan umpan pun mulai beraksi dengan merayu sang pemuda untuk menggunakan penutup mata untuk mendapatkan service oral seks darinya. Tanpa pikir panjang, pemuda horny ini pun setuju. Maka dimulailah aksi seks ini. Pada mulanya, memang sang perempuan yang memberikan service oral seks. Selanjutnya, giliran sang laki-laki gay yang beraksi dan sang perempuan hanya memberikan efek suara saja sehingga seolah-olah service oral tersebut darinya.

Setelah cukup lama, penutup mata sang pemuda pun dibuka dan dia terkejut alang kepalang ketika didapatinya service oral yang tengah ia nikmati tersebut diberikan oleh seorang laki-laki. Insiden terperanjat dan menendang pun terjadi. Tidak terima mendapat oral seks dari seorang laki-laki, sang pemuda tanggung itu pun mencak-mencak menyumpahi sang homo. Di sinilah kemudian sang host menengahi, menyuruh sang pemuda untuk calm down, serta memberikan penjelasan (yang dibuat-buat, tentu saja)bahwa ini adala sebuah metoda penelitian yang sedang mereka kerjakan. Mereka ingin meneliti rekasi kaum hetero ketika pertama kali melakukan seks dengan seorang homo. Pada awalnya, sang pemuda menolak untuk melanjutkan aksi tersebut ke tingkat selanjutnya (baca, anal seks), namun dengan berbagai bujuk dan rayu serta iming-iming tambahan uang yang akan dia terima, sang pemuda pun mengiyakan dan terjadilah adegan seorang straight melakukan seks dengan laki-laki homo.

Berkaitan dengan hal ini, seorang teman pernah mendapatkan teman kencan dari dunia maya yang mengaku straight. Namun demikian, ketika diajak melakukan seks, dengan malu-malu sang lelaki straight pun mengiyakan hal tersebut. Yang terjadi kemudian sudah hampir dapat dipastikan. Sang laki-laki straight menikmati seks tersebut dan beberapa hari kemudian meminta hal serupa meski dia menolak menyebut dirinya homoseksual. Well, kalau sudah begini, lantas masih adakah batasan antara homo dan tidak homo? Apakah sudah saatnya sekarang kita berkesimpulan bahwa preferensi seksual hanyalah ilusi?

1 comment:

Zhou Yu said...

Bukannya baitbus itu situs bokep yah? Aq sempet donlod beberapa soalny, jadi bukan reality show macem real world ato bachelor.