Monday, June 15, 2009

SIAPA MENYUSUL?

Adalah Adam Lambert sang runner-up mega-reality show American Idol season 8 yang mengaku bahwa dirinya adalah penyuka sesama jenis. Tidak hanya itu, dalam salah salah satu sesi wawancara untuk majalah Rolling Stone dia menjelaskan bahwa dirinya telah tinggal satu rumah selama 8 tahun dengan kekasih prianya. Secara blak-blakan dia menjelaskan, kalau selama ini dia tidak membahas prefernsi seksualnya itu bukan berarti dia ingin menutup-nutupi jati dirinya. Semua ia lakukan hanya untuk menghindari kontroversi yang mungkin terjadi mengingat masyarakat (Amerika sekalipun) kerap menganggap homoseksualitas sebagai isu sensitivf.

Sebelum Lambert, David Archuletta (yang juga merupakan runner-up American Idol di season 7) juga mengakui bahwa dirinya gay. Ketika ditanya apakah dia tidak takut dengan anggapan masyarakat dan akan sangat mungkin itu berpengaruh pada penjualan albumnya, dengan cerdas dia menjawab, “Selama karya yang kita buat adalah sesuatu yang bagus maka masyarakat akan tetap membelinya tanpa peduli siapa (gay ataupun straight) yang membuat karya tersebut.” What a cool argument.

Tentu saja, hal tersebut (seorang musisi mengaku bahwa dirinya adalah seorang gay) bukan merupakan barang baru. Sebelum Lambert dan Archuleta, senior pendahulunya sudah terlebih dahulu eksis di dunia musik sambil menyandang predikat gay. Sebuah predikat yang oleh sebagian besar gay disembunyikan rapat-rapat dikarenakan berbagai alasan. Sebut saja Elton John dan George Michael bisa dianggap “embah” penyanyi gay. Dua nama besar tersebut di atas layak disebut sebagai pahlawan kaum gay karena telah mempertaruhkan nama besarnya sebagai penyanyi melalui keberanian mereka menyatakan bahwa mereka penyuka sesama jenis. Pada masanya, mengaku diri sebagai gay adalah sebuah keputusan tersulit mengingat pandangan masyarakat waktu itu masih sangat picik terhadap kaum homoseksual.

Bukan untuk membandingkan. Keadaan serupa (tidak akan atau belum?) pernah terjadi dengan musisi dalam negeri. Tentu saja, secara kasat mata, kaum gay Indinesia dapat menilai penyanyi atau musisi yang menyukai sesami jenis. Meski mereka menutup-nutupi jati diri dengan menggandeng pacar perempuan, hal tersebut tidak lebih dari dagelan konyol di mata para gay. Ketika suatu saat mereka tertangkap kamera bermesraan dengan pasangan prianya, mati-matian mereka akan mengingkarinya. Lagi, ini hanya akan dipandang sebagai dagelan konyol yang menggelikan. Ingat, semakin Anda mengingkari diri Anda gay, maka semakin terlihat seperti gay lah Anda di mata masyarakat. Saran dari penulis bagi artis-artis Indonesia, kalau memang Anda tidak mau terbuka mengenai jati diri Anda sebagai gay, hadapilah praduga masyarakat dengan sikap kalem dan jangan melakukan penolakan berlebihan.

Jujur, penulis sangat menghargai keberanian para public-figure yang berani mengakui dirinya gay. You go gays! Untuk Adam Lambert, penulis tidak sabar menunggu release album perdananya and sure I’ll have it. Semoga melalui album tersebut Lambert juga menyuarakan romantisme cinta sejenis.

No comments: