Thursday, June 11, 2009

HURT SO GOOD

Ini pertanyaan untuk para bottom. Pernahkah ketika sedang penetrasi, pasangan top-mu bertanya, “Sakit, nggak?” demi melihat raut mukamu meringis? Atau, pernahkah kamu menyuruh pasangan seks agar menghentakmu tidak terlalu keras dan sebagai respon dia bertanya, “Sakit?”. Atau, pernahkan partner seks-mu tiba-tiba berhenti melancarkan aksinya ketika mendengar desahan tertahan-mu dan berkata, “Sakit ya, sayang?”?

Kabar baiknya, semua bottom pasti pernah berada pada kondisi tersebut di atas dan kabar buruknya kebanyakan bottom tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas. Ya, ketika penetrasi, seorang bottom tidak dapat dengan segera menjawab pertanyaan “Sakit, nggak?” karena di satu sisi dia merasakan sakit di daerah rectumnya (terlebih ketika mendapat partner seks dengan ukuran penis di atas rata-rata) tapi pada saat bersamaan muncul pula sensasi nikmat yang memang ia cari selama ini.

Bagi para bottom, mengakui bahwa ia mengalami kesakitan ketika penetrasi adalah sebuah aib tersendiri sebagaimana para top yang menganggap aib jika mengalami ejakulasi dini atau memiliki penis dengan ukuran minimalis. Mereka takut nanti disebut sebagai bottom amatir. Terlebih ketika proses penetrasi menyebabkan luka pada dinding atau mulut rectum sehingga menyebabkan pendarahan. Ini adalalah accident yang teramat sangat memalukan. Mereka pun kemudian memilih tutup mulut.

Adapun para top kadang tidak memahami kondisi tersebut. Dia merasa telah menjadi top yang baik dengan menanyakan pertanyaan seperti disebut di awal artikel. Ketika dilihatnya sang bottom hanya meringis tersenyum maka hal tersebut diterjemahkan sebagai undangan untuk “menghajarnya” lebih keras lagi. Sebagian top akan merasa bangga ketika bottomnya kewalahan mengimbangi permainan seksnya karena dengan demikain dialah yang akan keluar sebagai pemenang ronde seks kali ini.

Stop! It’s not a competition. Not even close. Sedikit saran bagi para top. Ketika pasangan bottom-mu meminta agar melakukan seks dengan pelan dan hati-hati, lakukanlah. Ketika pasangan bottom-mu meminta posisi seks yang lebih nyaman baginya, lakukanlah. Dan ketika pasangan bottom-mu meminta berhenti sejenak untuk memberinya kesempatan menyesuaikan diri, lakukanlah. Ya, lakukanlah tanpa harus banyak bertanya. Toh setelah beberapa saat (setelah ia merasa nyaman) sang bottom akan mempersilahkanmu melakukan semuanya.

Kembali ke permasalahan awal, rasa nikmat dan sakit yang hadir hampir bersamaan. Ini adalah dilema para bottom. Dibilang sakit tapi nyatanya ada sensasi nikmat. Dan dibilang nikmat tapi memang kadang terasa sakit. Apa kata atau frase yang dapat menggambarkan kondisi tersebut di atas? Hhmmm… Penulis teringat line dialog salah satu film bokep gay. Dalam film tersebut, salah satu pemerannya bertanya pada pasangan seksnya, “Hurt so good, isn’t it?” Yeah… Sepertinya itulah istilah yang tepat untuk kondisi tersebut di atas. Hurt so good. So… good!

1 comment:

Farrel Fortunatus said...

gw pernah punya pengalaman dengan partner sex gw. gw kuatir waktu darah mengalir bececeran dari anusnya, tapi dia tetap minta dilanjutkan.... rupanya benar pepatah mengatakan: no pain no gain he he he...