Monday, December 15, 2008

TIDAK SEMUDAH KELIHATANNYA

Sebelum Anda menghina, mencela, bahkan mengintimidasi seorang gay karena preferensi seksualnya, ada baiknya Anda berempati. Bukan bermaksud menjadikan Anda setuju dengan pilihan menjadi gay atau membenarkan perilaku gay yang di mata Anda sudah kadung dicap buruk. Biarlah hal itu menjadi prerogatif Anda. Yang kami butuhkan adalah untuk berpola pikir lebih luas sehingga tersisa sedikit ruang untuk perbedaan, termasuk preferensi seksual.

Kalau Anda tahu, menjadi gay tidak semudah kelihatannya. Kadang seorang gay dipaksa becoming someone he does not. Berpura-pura menjadi laki-laki stereotype yang diinginkan mainstream tanpa mempertimbangkan apakah kami menginginkannya atau tidak. Di pagi hari, ingin rasanya kami membuka jendela dan berkata dengan lantang dan bangga, "Hello world, I'm gay!" Namun demikian, demi berbagai alasan, kami pun rela memandam keinginan tersebut dan menjalani hari sebagai laki-laki straight.

Kadang seorang gay harus mati-matian membunuh sisi feminim dalam dirinya dikarenakan berbagai hal. Perlu Anda tahu, dalam diri setiap gay ada jiwa wanita dan pria yang menempati satu raga. Suatu saat, sisi maskulin muncul dikarenakan masyarakat memang mengharuskannya. Tpai di sisi lain, jiwa feminim kami memerlukan media berekspresi. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kami ingin berdandan seperti wanita. Bukan! Media berekspresi yang kami maksud seperti melakukan kegiatan memasak, bertanam bunga, menata rumah, atau bergosip sebagaimana wanita melakukannya. Namun demikian, ada juga sebagian dari kami yang mengekspresikan jiwa wanita dalam dirinya dengan berpenampilan seperti wanita. Kami tidak membantahnya.

Kadang seorang gay memiliki secret admirer. Dalam komunikasinya dengan sang secret admirer, semua terasa indah. Melambunglah ia ke langit ketujuh mendengan sanjungan dan kata-kata gombal dari pengagum rahasianya. Apa yang terjadi ketika kemudian mereka bertemu, ternyata sang pengagum rahasia hanya menginginkan seks semata.

Kadang persahabatan sesama gay kerap diporakporandakan oleh intrik memperebutkan satu orang laki-laki. Bukan hanya para elit politik yang saling menyalip dan menjegal lawannya demi mendapatkan kepercayaan publik, gay pun kadang harus melakukan hal tersebut demi mendapatkan laki-laki pujaannya. Persahabatan mereka pun kemudian pecah sebelum akhirnya kembali seperti semula setelah masing-masing pihak menyadari kebodohannya.

Kadang seorang gay harus cermat mendeteksi niat tulus sekian laki-laki yang ingin menjalani komitmen serius. Memiliki pacar dalam dunia gay kadang lebih menjadi sumber pemasukan (uang, red), mengejar status (pria laku, red), serta permainan (selingkuh, red). Terkadang pula kita harus mengejar laki-laki yang tidak mencintai kita, namun di sisi lain kita juga sibuk lari dari kejaran orang yang tidak kita cintai. Melelahkan bukan? Namun demikian kami tetap akan mencari cinta sejati itu.

Kadang seorang gay harus mengakhiri hubungan percintaannya dengan pacar yang mencintai dan dicintainya selama 8 bulan hanya karena sang pacar ingin menikah dan menjalani kehidupan normal. Bukankah lebih menyakitkan harus berkata selamat tinggal kepada orang yang masih kita cintai daripada orang yang kita benci karena perselingkuhan atau semacamnya? Kalau sudah begini, kadang kamu berandai-andai menjadi seorang wanita, pasti hari ini juga kami sudah menikah dan memiliki anak dengan laki-laki yang kamu cintai.

Bagaimana? Masih menganggap menjadi gay adalah sesuatu yang mudah?

5 comments:

ce enok said...

sip

ce enok said...

sip satuju

ce enok said...

ok

Anonymous said...

bener semuanya.........
kalo penulis jadi orang pertama yang setuju akan hal ini..
aku orang kedua yang setuju.
juga jangan lupa.. being gay is expensive (ponds,K-way dll tdk gratis bro) and got class baby

angel

Anonymous said...

trus me everyone "the author" are the most beatiful person last stand on
earth. keep rocking ASS.

angel