Friday, October 09, 2009

RESENSI FILM: THE LAIR

Sebelumnya, seorang teman pernah bercerita bahwa dia pernah melihat film serial yang mengetengahkan kisah vampir-vampir gay. Sayang, si teman bodoh ini (mungkin karena keseringan ditempong maka memori otaknya sedikit bermasalah) berkata lupa ketika ditanya apa nama serial tersebut. Ya, penulis adalah kolektor film (baik serial ataupun lepas) bertema gay. Da! Sebut saja Brokeback Montain, Harvey Milk, Another Gay Movie (1 dan 2), Queer As Folk (seaoson 1 sampai 5), serta Dante's Cove (season 1 sampai3). Jadi, ketika mendengar ada film serial baru (bercerita tentang vampir gay pula), penulis penasaran. Beberapa hari yang lalu, penulis mengunjungi sentra penjualan DVD terkenal di kota Bandung, Kota Kembang. Ketika sedang mencari season 4 serial Dante's Cove, tanpa sengaja penulis melihat serial berjudul The Lair. Tentu saja, covernya yang bergambar lelaki tampan bertelanjang dada membuat penulis curiga, "Pasti ini serial homo." Benar saja, ketika penulis membaca detil resensi di back-cover DVD, serial tersebut bercerita tentang pembunuhan berantai yang dilakukan oleh para vampir gay. Pada saat itu, penulis langsung berkesimpulan, "Mungkin serial inilah yang dimaksud oleh si teman bodoh itu."

Adalah The Lair, sebuah privat club khusus kaum gay. Tidak sembarangan orang tahu atau bisa masuk klub ini karena setiap lelaki yang datang akan dimintai undangan atau ditanyai siapa orang yang merekomendasikan klub tersebut. Seperti sudah dibayangkan sebelumnya, The Lair menyuguhkan minuman dengan pelayang bar lelaki tampan dan berotot, hiburan male-stripper yang juga tidak kalah tampan dan berotot, serta apalagi kalau bukan back-room sebagai fasilitas sex-party. Namun siapa sangka kalau pemilik (Damian yang diperankan oleh Peter Stickles) serta semua pengurus club tersebut adalah vampir.

Kalau vampir hetero membunuh mangsanya hanya dengan menghisap darahnya sampai habis, maka vampir homo terlebih dahulu menyetubuhi sebelum akhirnya menghisap habis darah sang korban. Karenanya, ketika suatu pagi ditemukan sesosok mayat lelaki telanjang pucat (dengan luka bekas gigitadi di leber) di sebuah jurang, kita sudah dapat menebak pelaku pembunuhan tersebut. Selanjutnya, Sheriff Trout (diperankan oleh Colton Ford and oh my God i'm horny just look at him with clothes) akan membongkar kasus tersebut dan dari semua bukti yang ada di tubuh korban (cap di punggung tangan) semua mengarah ke The Lair dan itu tidak terlalu penting.

Inti serial The Lair ini adalah tentang kisah obsesi cinta Damian pada seorang wartawan koran kota bernama Thom (diperankan oleh David Moretti). Damian mempercayai bahwa Thom adalah reinkarnasi kekasih pertamanya 20 abad yang lalu. Tentu saja, Thom tidak bisa menerima logika tersebut meski Damian mati-matian meyakinkannya. Masalah menjadi complicated manakala kekasih Thom yaitu Johnathan (di season 1 diperankan oleh Jesse Cutlip dan di season dua perannya digantikan oleh Ethan Reynolds) meninggal dan berubah menjadi vampir. Untuk membebaskan kekasihnya tersebut, tidak ada jalan lain bagi Thom kecuali meminta bantuan Damian. Tentu saja, Damian tidak akan membantu Thom dengan cuma-cuma. Ya, Damian menginginkan Thom menjadi kekasihnya sebagai imbalan untuk menolong Jonathan. So far, sampai season 2 serial tersebut hanya menceritakan tentang itu.

Menonton seiral ini, jangan berharap menyaksikan aksi baku hantam atau kecanggihan spesial efek seperti dalam film vampir Underworld, Van Helsing, ataupun Blade. Baik cerita maupun setting The Lair dibuat simpel kalau tidak bisa disebut kacangan. Namun demikian, kata kita akan dimanjakan oleh wajah-wajah lelaki tampan dengan dada bidang dan enam persegi yang tergurat rapih di perutnya. Ya, siapa yang membutuhkan jalinan cerita menarik ketika kita dapat menyaksikan David Moretti mandi di shower. Siapa juga yang membutuhkan spesial efek canggih ketika kita dapat menyaksikan adegan sex-party yang diadakan di back-room the lair atau adegan ranjang beberapa pemain lainnya.

Yang menarik (pagi penulis) tentang serial yang satu ini adalah dilibatkannya beberapa bintang film porno dalam film tersebut. Correct me if I'm wrong tapi paling tidak penulis kenal betul dengan Dylan Vox (berperan sebagai Collin, tangan kanan Damian) dan Frankie Valenti (berperan sebagai Tim, sang asisten ahli botani yang diam-diam memandam rasa terhadapnya) yang kerap membintangi sejumlah film porno. Awalnya penulis tidak percaya dan mungkin itu hanyalah kemiripan wajah saja. Karenanya, penulis melakukan cross-check dan benar saja, mereka memang bintang film porna. FYI, selain kolektor film seperti disebutkan di awal tulisan, penulis juga mengoleksi beberapa judul film porno. "What? Every gay have to have some!" Jadi, jangan ragukan lagi tentang pengetahuan gay-porn-star penulis. Sure, I know them.

Jadi, apakah penulis merekomendasikan serial tersebut untuk ditonton? Hell yeah.

4 comments:

B said...

Huehehehehehe, males ah, Dante's Cove aja ga ketonton sampe skrg, QAF beli season 1-4, 1-2 kukirim buat GoGo, 3-4 dipinjem temenku yg gay dan ga balik, soalnya nyimpen barang itu kayak nyimpen bom waktu huehehehehe, mendingan donlot2 Sean Cody, Men At Play, Corbin Fisher, Cody Cummings, kan aman di dalam laptop huehehehehehehehehe.

Tapi demi mendengar kata2 tampan, ganteng, tergoda juga, tapi ntar aja ah, hihihihihihihihi

sori kalo komentarnya gaje ea :p

raden said...

berarti nih film gak layak tuk ditonton dong....

Anonymous said...

Kalo link buat ntoon film nya dimana yah ?? Tahu gak ?

Anonymous said...

Kalo link buat ntoon film nya dimana yah ?? Tahu gak ?