Thursday, August 06, 2009

DRUNK OF LOVE

Bagi seorang gay, bukan hanya minuman beralkohol ataupun zat prsikotropika yang dapat memabukkan, tetapi juga cinta. Ya, cinta dapat memabukkan dan ini bukan dalam arti sekadar euphoria jatuh cinta semata. Mabuk di sini berarti mengidap rasa yang tidak nyata, bertingkah di luar logika, serta halusinasi keindahan seperti yang ia dambakan. Seperti alkohol dan zat psikotropika, mabuk cinta seperti ini juga dapat merusak.

Mengapa seorang gay kerap mabuk cinta? Jujur, menemukan cinta sejati adalah sesuatu langka dalam romansa homoseksual. Meski tidak menampik ada beberapa gay yang rela memberikan segalanya demi cinta, namun demikian sebagian besar mereka hanya mencari senang semata dan senang yang dimaksud di sini adalah seks. “Jangan dibawa terlalu serius hubungan seperti ini. Nyantai saja.”, demikian jawaban mereka ketika ditanya mengapa tidak mau terikat komitmen. Jawaban serupa juga diutarakan oleh mereka yang meski terikat komitmen tapi tetap tidur dengan lelaki lain.

Mengingat demikian sulitnya menemukan cinta sejati, kaum gay kerap berfantasi. Mereka membayangkan menemukan sang pangeran yang mengajaknya tinggal dalam kastil indah, menikah, memiliki keturunan, membesarkan mereka, dan berdua mereka menua bersama, selamanya hingga maut memisahkan keduanya. Tentu saja, dalam setiap dongeng selalu ada naga jahat ataupun nenek sihir. Namun demikian, berdua mereka berhasil melewati semua rintangan yang alih-alih meruntuhkan cinta diantara mereka akan tetapi semua itu semakin mengukuhkan cinta mereka. Ya, semuanya indah meski tidak nyata.

Beberapa gay kerap mengumbar kata-kata gombal di chat-room ataupun SMS. Perkataan cinta, sayang, dan kangen seolah begitu murah diobral meski mereka tidak pernah bertemu sama sekali. Hingga akhirnya mereka bertemu, melakukan seks, dan tidak menemukan kecocokan satu sama lain, semua kata cinta yang mereka umbar sebelumnya seolah menguap. Kalau keesokan hari Andan tidak lagi mendapat SMS sayang dari si Dia, maka jangan terlalu kaget. Semua yang ia butuhkan tidak lebih dari seks sehingga ketika dia telah mendapatkannya maka tidak perlu lagi dia mengirimkan SMS gombal seperti sebelumnya. Menyedihkan bukan?

Lebih menyedihkan lagi kalau cinta artificial dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan. Beberapa gay kadang sadar dirinya dimanfaatkan namun demikian dia memilih mengabaikan nalarnya dan mengikuti semua kemauan lelaki yang dicintainya. Kepada temannya dia kerap curhat mengenai betapa menderitanya dia mencinta orang yang hanya mencintai hartanya dan berniat meninggalkannya. Namun demikian ketika bertemu dengan sang pujaan hati, dia pun kembali melemah dan hanya meng-iya-kan ketika dia meminta ini itu.

Dan kamu tahu mengapa ini merusak? Mabuk cinta ini merusak karena akan menggerogoti kepercayaan kita pada cinta sejati, inchi demi inchi hingga akhirnya seorang gay tidak akan percaya cinta sama sekali. Di sinilah kita membutuhkan sosok yang tidak hanya dapat mengisi kekosongan jiwa tetapi juga dapat mengembalikan kepercayaan kita pada cinta. Sosok yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya yang dapat kita timbulkan sendiri akibat tidak mempercayai cinta.

No comments: