Thursday, July 03, 2008

GOD MADE ME GAY

Artikel ini bukan bermaksud mempersalahkan Tuhan. Tuhan dengan segenap ke-Maha-Agungan-Nya selamanya akan tetap agung tanpa cela. Penulis hanya ingin menuangkan ide nakalnya tentang bagaimana sebaiknya kita memandang dunia gay. Artikel ini bukan pula untuk mencoba membersihkan dosa. Biarlah dosa menjadi prerogatif Tuhan tanpa sedikitpun -- dan selamanya manusia tidak akan bisa -- campur tangan manusia di dalamnya.

Mari kita bertanya. Apakah seorang pria homo berharap dilahirkan sebagai gay? Tentu saja tidak. Seorang gay tidak akan pernah menyangka sebelumnya bahwa kelak di kemuian hari dia akan tertarik secara seksual kepada sesama jenisnya. Ini terjadi begitu saja di luar kehendak laki-laki tersebut. Apakah kemudian dia harus menyesali dan mengutuk dirinya sendiri? Tentu saja tidak. Sesal dan kutuk bukanlah sebuah solusi. Tidak ada yang dapat ia lakukan kecuali mengakui ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya.

Bila pada suatu titik seorang gay harus memilih antara melanjutkan atau menyudahi petualangan gay-nya dan dia memilih melanjutkan petualangan tersebut, apakah Tuhan tidak memiliki tujuan tertentu? Bisa jadi Tuhan ikut campur dalam proses pemilihan ini untuk memberikan hikmah yang baru dapa dia pahami kelak di kemudian hari.

Ketika perbedaan tersebut dikatakan sebagai sebuah ujian yang dapat mengantarkannya menjadi manusia yang lebih baik di hadapan Tuhan dan dia tidak lulus pada ujian tersebut, apakah hal tersebut menghalanginya untuk tetap melaksanakan ibadah pada Tuhannya? ketika sebagian orang diuji dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun, maka ujian seorang gay adalah seumur hidup. Jadi tidaklah adil kalau kita menhakimi seorang gay hanya karena kesalahan yang ia lakukan saat ini. Bukankah mereka juga manusia yang memiliki sisi baik dalam dirinya yang tidak dapat dinafikkan begitu saja hanya karena sisi buruknya?

Terakhir, apakah ini sebuah dosa? Well, pertanyaan tersebut harus dijawab dengan pertanyaan lanjutan. Apakah kita menikmatinya? Kalau ya, masihkah dosa menjadi sebuah penghalang? Bukankah Tuhan menciptakan konsep dosa lengkap dengan segenap keindahan, kenikmatan, serta kelezatannya. Ketika suatu saat kita harus menanggung konsekwensi atas dosa tersebut, hal tersebut adalah sebanding dengan kenikmatan yang kita kenyam selama ini. It's worthed!

Sekali lagi, artikel ini bukan bermaksud mempersalahkan Tuhan. Jadi jangan terlalu dianggap serius.

No comments: