Friday, July 04, 2008

BEING GAY AND FABOLOUS!

Menjadi gay, bagi sebagian orang dianggap sebagai aib. Sebagaian lagi menilai gay adalah sebuah penyakit yang harus disembuhkan karena kalau tidak ia dapat menular lebih luas. Sementara sebagian yang lain mati-matian menyembunyikan dan mengingkari hasrat seksualnya kepada sesama jenis. Mereka takut orang tua akan marah, kecewa, dan sakit hati kalau suatu saat tahu identitas ke-gay-an-nya. Alhasil, mereka pun tidak bisa menikmati hidup karena hari-harinya dipenuhi oleh rasa bersalah, minder, tertutup, serta kesunyian karena pengasingan diri yang berlebihan.

Bagaimana seharusnya seorang gay menjalani hidup tanpa harus mengingkari jati dirinya plus ia tidak harus merasa terbebani dengan pendapat orang lain? Here some tips.

Pertama, terima diri apa adanya. Ini penting karena kita tidak berhak menghukum diri sendiri atas preferensi seksual yang kita miliki. Kalau mau jujur, ketertarikan seksual adalah sesuatu yang harus kita nikmati. Mengingkari preferensi seksual tersebut tidak hanya akan membuat kita tidak bisa menikmati anugerah keindahan seks tapi juga membuat jiwa. See? Hal ini membuat kita rugi, dua kali.

Kedua, nikmati petualangan seks dalam dunia gay secara aman. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan seksual ga penuh dengan resiko penyakit menular. HIV/AIDS pun menjadi momok yang kerap menghantui setiap aktivitas seksual para gay. Don't worry, penggunaan kondom dan kesetiaan pada pasangan dapat mengeliminir resiko terkena HIV/AIDS. Ah, satu-satunya yang membuat para gay lega adalah mereka tidak memiliki resiko hamil. Good news?

Ketiga, we are deserve love. Bukankah gay juga manusia yang memiliki rasa cinta? Salah besar kalau ada yang mengatakan bahwa dalam dunia gay hanya ada seks. Dalam dunia gay, kita mengenal pertemanan, saling membantu, serta cinta kasih. Pilihlah satu orang yang paling memenuhi kriteria pacar idamanmu dan setialah. Jangan pernah ragu mengatakan cinta pacar lelakimu. Mengapa? Karena cinta juga layak diberikan kepada gay sekalipun.

Keempat, jangan pernah menyakiti hati seorang gay. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang dapat dilakukan oleh seorang gay yang sakit hati. Walau ia kerap tampil dengan sisi feminim, suatu saat dia dapat memunculkan sisi maskulinnya sewaktu-waktu. Tidak hanya itu, dunia gay adalah dunia uncercover paralel yang kuat jaringan konesinya. Kau bisa terusir dari satu komunitas manakalah kau menyakiti hati salah seorang anggotanya. Beware!

Kelima, persetan dengan pendapat orang lain. Every one has their own dirty laundry, right? Selama kita masih di sebut sebagai manusia, well kita tidak akan pernah bersih dari dosa. Kau pikir para agamawan yang kerap mengutip ayat suci dalam setiap perkataannya itu steril dari dosa? Nope! Selama kita menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan mereka, tidak ada adasan bagi mereka untuk mencampurtangani kehidupan seksual kita.

Keenam. Kalau kau tidak ingin orang tua sedih dan kecewa maka mereka tidak harus tahu. Adalah bodoh melibatkan orang dalam masalah pribadi anak-anaknya. Hey, mereka sudah cukup repot dengan mengurus dan membesarkan kita dulu. Cukuplah beban mereka sampai di situ. Janganlah merepotkan mereka dengan melibatkannya dalam masalah pelik seperti ini.

Ketujuh. Bila suatu saat kau berniat menikahi seorang perempuan untuk berbagai alasan, menikahlah! Jangan jadikan pengalaman gay-mu sebagai beban dan bayang-bayang kelam masa depanmu. Ingat, semua orang tidak harus tahu tentang ke-gay-an-mu termasuk calon istrimu kelak. Jalani pernikahanmu dengan sewajarnya. Satu yang pasti, lelaki gay akan setia pada satu wanita.

So, be gay and also be fabolous. Jalani hidupmu dengan indah. Bukankah hidup hanya kesempatan yang datang hanya satu kali? Jangan sia-siakan!

No comments: