Monday, July 07, 2008

YOU THINK THAT THEY DON'T KNOW, DO YOU?

Sebagai penghuni dunia under-cover, seorang gay kerap bertanya apakah jatidirinya diketahui oleh orang lain di sekitarnya. Hal ini wajar, mengingat di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang berpikiran sempit dan belum atau bahkan tidak menerima kehadiran seorang gay dalam lingkungannya. Orang tua, saudara, teman kuliah, rekan kerja, teman terdekat, serta teman wanita yang berpotensi menjadi istri kelak di kemudian hari adalah beberapa orang yang kita takut jati diri kita terbongkar di hadapan mereka. Karenanya, kita pun mati-matian menutupi jati diri di hadapan mereka. Alasannya bermacam-macam. Ada yang tidak ingin mengecewakan mereka, terutama orang tua. Ada pula yang takut akan reaksi mereka (misal dijauhi) jika mereka mengetahui semuanya. Dan ada pula yang takut dirinya akan dianggap sebagai pembawa penyakit menular.

Question! Apakah mereka tidak tahu atau tidak sedikitpun mencium gelagat ke-gay-an kita? Jangan terlalu yakin dulu.

Ketika kamu kerap mengundang laki-laki (gonta-ganti secara acak) ke tempat kos dan pintu kamar selalu kau tutup manakala sedang berdua dengan 'sang tamu', kira-kira apa yang dipikirkan tetangga kos-mu. Mungkin mereka berpikir kalian sedang mengobrolkan beberapa hal rahasia. Itu pada satu atau dua kali kesempatan. Tapi kalau hal itu kerap terjadi dan mereka mendengar 'suara-suara' aneh dari dalam kamarmu, yakinlah tetangga kos-mu pasti akan merubah persepsi sebelumnya.

Ketika dengan manisnya pacar laki-lakimu mengantar-jemput pergi dan pulang kantor, kira-kira apa yang dipikirkan rekan-rekan kerjamu. Kamu bisa saja berkata bahwa dia adalah tetangga kos yang kebetulan searah ke tempat kerjanya, jadi tidak ada salahnya kalian berangkat bersama. Ok, sekali lagi itu kalau terjadi sekali atau dua kali. Tapi kalau hampir tiap hari kalian berangkat dan pulang kerja bareng, percayalah teman kerjamu akan berpikir ada yang lebih dari sekedar teman kos yang berangkat bareng karena menghemat ongkos. Ketika kemudian teman kantor menyuruhmu mengajak 'sang teman' ke acara gathering kantor, itu adalah pertanda 'kedekatan' kalian sudah terendus.

Ketika suatu saat ibu secara tidak sengaja masuk ke dalam kamar ketika kamu sedang berduaan, berpegangan tangan, atau berpelukan dengan teman kencanmu, kira-kira ibumu akan berpikir apa? Walaupun kau menjelaskan dengan santai bahwa itu adalah kebiasaan yang kalian lakukan dan tidak ada muatan seksual sama sekali, yakinkah ibumu dengan penejelasan tersebut? Ketika kemudian sang teman kencan kerap bertandang ke rumah dan lebih senang menghabiskan waktunya di kamarmu, akankah orang tuamu tetap berpikir anaknya baik-baik saja?

Ketika kau dengan berapi-api curhat kepada teman terdekatmu tentang kedekatanmu dengan seseorang dan kamu mati-matian tidak mau mengenalkan orang itu padanya, temanmu pasti mencium ada keanehan pada ceritamu. Ketika kemudian kemu mendapat telpon dan kau menerimanya sambil tersenyum bahagia dan terlontar kata miss you segala dan dengan penasaran teman curhatmu itu mencuri-lihat siapa yang barusan menelpon dan tertera di layar nama seorang laki-laki, apakah tidak mungkin sang teman tersebut akan menyimpulkan sesuatu yang tidak beres?

Jadi, kalau kamu masih berpikir bahwa mereka (orang-orang di sekitar kamu) tidak mengetahui atau tidak sedikitpun mencium gelagat ke-gay-an kamu, well think about it twice even more.

No comments: