Friday, July 18, 2008

5 HAL YANG KERAP DIKELUHKAN BOTTOM TERHADAP TOP

Seorang gay bisa mengeluh juga? Ya, ha! Gay juga manusia, bukan? Berkaitan dengan interaksi top-bottom dalam hal seks, para bottom memiliki beberapa keluhan yang kadang tidak mereka sampaikan kepada top. Mengapa? Ya, ini adalah hubungan kencan semalam sehingga tidak ada sedikitpun alasan untuk membahas perasaan, keinginan, serta pengertian. Apa saja keluhan mereka (para bottom) tesebut?

Pertama: kondom. Entah mengapa harus selalu bottom yang menyediakan kondom. Padahal kalau dipikir lebih lanjut, bukankah para top yang mengenakan alat yang satu itu ketika berhubungan seks? Ketika kita bertemu untuk kencan satu malam, sudah hampir dapat dipastikan seorang top tidak membawa kondom. Mereka selalu mengandalkan dan berasumsi bahwa benda yang satu ini sudah disediakan sang bottom. Bagaimana jika tidak dan berdua mereka saling cocok?

Kedua: pelicin. Sama halnya dengan kondom, para top kerap mengabaikan benda penting yang satu ini. Memang, pelicin ini sudah includ dalam kondom yang berpelumas. Namun demikian, para bottom memerlukan pelumas lebih untuk dapat menikmati seks anal secara maksimal.
Mereka (para top) kerap berpikir, worst come to worst, dia bisa menggunakan ludah sebagai pelicin. Eww...!

Ketiga: 'gurah vagina'. Para bottom memerlukan ritual yang satu ini. Mereka tidak mau kenikmatan seks yang didapat berujung pada menempelnya 'ampas' di batang penis setelah dicabut dari lubang anus. Memalukan dan tidak profesional, itu adalah kata yang tepat untuk situasi tersebut di atas. Nah, terkadang hal ini tidak disadari oleh top. Kadang mereka langsung tembak tanpa memberi kesempatan bottom untuk melakukan ritual bersih-bersih lubang anus. Atau ketika seorang bottom ingin memastikan bahwa acara akan berlanjut pada seks anal, hal ini dipersepsikan binal dalam otak sang top. Bukan. Sekali lagi, bukan. Ini tidak lebih dari memberikan kesempatan bagi botton untuk 'gurah vagina'.

Keempat: keluar di dalam. Para top cenderung menginginkan spermanya disemprotkan di perut atau di muka bottom. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memamerkan limpahan sperma yang mereka miliki. Selain itu, hal tersebut juga dapat memenuhi fantasinya seperti yang dilakukan para peman film bokep dalam film-film mereka. Ada kepuasan tersendiri bagi mereka. Sementara itu, bottom lebih menyukai partner seksnya mengeluarkan sperma di dalam lubang anusnya. Ini memberikan kesempatan baginya untuk menikmati setiap detik proses ejakulasi partner seksnya. Ini memberikan sebuah kebanggaan dan tersendiri merasakan denyut otot-oto penis, mendengarkan erangan, serta melihat ekspresi kenikmatan partner seksnya. Selain itu, bagi sebagain bottom profesional, hal ini dapat memungkinkannya memberikan kenikmatan tambahan berupa remasan otot dinding anus pada penis sang top. Boys, you missing so much!

Kelima: after play. Setelah selesari ritual ML, sebagaian besar top langsung bergegas membersihkan diri. Lebih buruk lagi, sebagian yang lain langsung pulang tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. It's suck! Bagi para top, berhentilah melakukan hal tersebut. Bottom butuh after play seperti ciman, pelukan, bahkan ucapan terima kasih yang sepertinya tidak mungkin diberikan para top setelah ML. Memang, seks yang barusan terjadi adalah ONS, namun tetap kalian para top tidak harus kehilangan tatakrama seperti tersebut di atas, bukan? May it sounds pathetic, but that's us. The pathetic you slept with.

No comments: