Tuesday, July 15, 2008

DAYA TARIK GAY DI MATA WANITA

Beberapa teman (gay, tentu saja) pernah bercerita mengenai pengalamannya menjalin "hubungan" dengan seorang wanita. Teman pertama bercerita pernah mendapat surat cinta dari wanita penjaga warung tegal. Bukan hanya seorang, tapi tiga orang. Ketiganya (dalam waktu berbeda) menyelipkan surat cinta ke dalam katung plastuk pembungkus makanan yang ia beli. Ketiganya sama-sama menyatakan ketertarikannya dan menanyakan kemungkinan menjalin hubungan yang lebih serius. Apa tanggapan sang teman? Tidak ada. Alih-alih senang ditaksir seorang perempuan, dia malah ngacir tidak pernah lagi membeli makanan di warteg bersangkutan.

Teman kedua pernah dijodohkan oleh sang kakak dengan seorang perempuan. Berawal dari SMS dan telepon perkenalan, mereka pun akhirnya berkencang. Suatu saat, sang teman mendapatkan kesan tidak enak karena sang perempuan tidak pernah menghubunginya lagi setelah kencan makan malam. Bahkan untuk sekadar mengucapkan terima kasih telah ditraktir makan sekalipun tidak. Mungkin sang perempuan mencoba playing-hard-to-get. Namun hal itu malah membuat sang teman il-feel. Selang beberapa waktu kemudian, sang perempuan kembali menghubungi dan menanyakan kapan bisa berkencan lagi. Dia bilang senang dan sangat bahagia bisa bertemu dan berkenalan. Apa yang dilakukan oleh temanku tersebut? Dia menghindar.

Teman ketiga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan teman kerja sekantornya. Diantara mereka sudah tidak ada lagi rahasia satu sama lain. Kerap mereka bertandang ke rumah satu sama lain sehingga keluarga menyangka mereka memiliki hubungan serius dan kaarenanya mereka pun memberi restu. Suatu saat, sang teman mengungkap jatidirinya. Walaupun kaget, perempuan bisa memahami dan masih mau berteman dekat. Dalam berbagai kesempatan berdua, canda mengenai mereka yang bisa saja menikah kalau sang teman bukan seorang gay, kerap terlontar.

Teman keempat kerap memberikan perhatian kepada beberapa teman wanitanya di kampus. Mulai dari SMS, telepon, menemani di rumah sakit ketiak ia dirawat, membantu mengerjakan tugas kuliahnya, sampai jalam berdua di berbagai kesempatan. Awalnya, sang teman hanya ingin bersikap baik dengan melakukan semua hal tersebut di atas. Tapi ternyata hal tersebut diterjemahkan beda oleh wanita-wanita tersebut. Al hasil, ketiak wanita tersebut bercerita satu sama lain, kecewalah mereka. Mereka menganggap dirinya diduakan atau ditigakan. Cap playboy pun melekat di kening sang teman. Apa yang dilakukannya kemudian? Tidak peduli. Toh dia tidak merasa memberi harapan pada wanita manapun.

Teman kelima memiliki secret admirer (seorang wanita) selama empat tahun. Ketika kemudian sang wanita memberanikan diri make the first move dengan cara mendekati kakaknya, sang teman kemudian kalang kabut. Apa yang harus dia lakukan? Sama sekali dia tidak mengenal the secret admirer, apatah lagi memiliki ketertarikan kepadanya.

Pertanyaannya: Semenarik itukah laki-laki gay dalam pandangan seorang wanita? Ataukah sang wanita yang terlalu buta oleh rasa suka sehingga mereka tidak menyadari laki-laki pujaannya tidak menyukai wanita? No body knows. Namun demikian satu hal yang pasti adalah bahwa seorang gay tidak akan pernah melukai perasaan wanita. Mereka akan memperlakukan seorang wanita dengan sangat hormat. Mereka tidak pernah melecehkan wanita dengan menyuitinya di pinggir jalan apalagi colak-colek sembarangan. Ya, di mata pria gay, wanita adalah mahluk mulia yang harus dimuliakan. Dan mungkin hal itulah yang menjadi daya tarik pria gay dalam pandangan wanita. Mungkin, sekali lagi mungkian.

No comments: