Wednesday, February 25, 2009

HOMO IS THE NEW HETERO

Selama ini, homoseksualitas dipandang sebagai sebuah penyimpangan yang harus diluruskan, penyakit yang harus disembuhkan, dan dosa yang harus diinsyafkan. Tentu saja itu adalah pendapat kaum hetero. Sedangkan kaum homo, mereka tidak terlalu ambil pusing dengan pendapat tersebut. "We're happy being homo and fabulous. There's nothing to question or even argue about."

Menjadi homo adalah sebuah pilihan, tidak ada sangkut pautnya dengan paksaan, penyimpangan, apatah lagi pesakitan. Berbagai pernyataan yang menyudutkan kaum homo hanya akan melahirkan antipati. Faktanya, tidak ada saorang gay pun yang ingin dilahirkan sebagai homoseksual. Ketika dia tidak bisa mengelak dari ketertarikan seksual sesama jenis, adilkah kalau kemudian dia disebut sebagai laki-laki yang tidak normal?

Pertanyaan kemudian muncul, "Hanya karena umum mengatakannya demikian, bukankah tidak berarti bahwa hal tersebut memang demikian adanya? Hanya karena umum menerjemahkan seks yang normal adalah dengan lawan jenis, bukankah tidak berarti bahwa seks sesama jenis adalah sebuah ketidaknormalan?" Seorang bijak pernah berkata bahwa benar-salah hanya ada di dalam kepala manusia yang bersangkutan. Ketika kemudian pendapat personal (tentang baik dan buruk yang hanya ada di kepala masing-masing) bergabung menjadi pendapat umum, bukankah hal tersebut tidak dapat dijadikan landasan untuk menampik perbedaan pendapat?

Bagi kaum homo, preferensi seksual yang mereka pilih selama ini adalah sesuatu yang benar. Sesuatu yang mereka ikuti berdasarkan basic instinc yang berada di luar kekuasaan mereka untuk mengaturnya. Sayang, jumlah mereka yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kaum hetero membuat pendapat tersebut dikatagorikan pendapat minoritas yang dikarenakan ketidaksukaan (berlatar berbagai alasan seperti norma, agama, serta susila) harus dinihilkan.

Pernahkah mereka (kaum hetero) membayangkan jika jumlah kaum homo lebih banyak dibandingkan mereka dan hal tersebut membuat stereotype preferensi seksual yang benar menurut umum adalah seks sesama jenis? Pernahkah terpikir suatu saat seks dengan lawan jenis dikatakan menyimpang karena keumuman manusia di planet ini menghendaki seks sesama jenis? Kalau sudah begini, Anda tentu setuju bukan dengan pendapat filisof yang penulis kutip pernyataannya di atas? Ya, konsep benar dan salah memang hanya ada di kepala masing-masing personal yang karenanya tidak ada hak sedikitpun bagi orang lain untuk menihilkan pendapat personal tersebut terlebih memaksakan pendapatnya untuk diakui sebagai sebuah kebenaran.

Think about it; homosexual is the new heterosexual. Are you agree?

2 comments:

Anonymous said...

enok satuju neng

Anonymous said...

just enjoy bro,enok