Friday, February 13, 2009

CITY OF GAY

Sebagai seorang gay, pernahkah kamu tergelitik untuk bertanya kota mana di Indonesia ini yang layak menyandang predikat sebagai kotanya para gay? Kalau dalam serial Queer as Folk, Pitsburg digambarkan sebagai kota denga populasi gay terbanyak di US serta memiliki berbagai fasilitas penunjang kehidupan kaum homo. Sebut saja karnaval tahunan para gay atau tempat clubbing khusus gay semisal Babylone yang kerap dipenuhi gay-gay bertubuh aduhai serta para male-stripper yang senantiasa memeriahkan suasana. Nah, bagaimana hal nya dengan di Indonesia?

Belum ada penelitian serius mengenai hal ini. Namun dari beberapa narasumber yang ditemui penulis, terdapat beberapa kota yang memang sangat kentara kehidupan homoseksualnya di Indonesia. Tentu saja, kita tidak bisa mengharapkan diadakannya karnaval tahunan atau nite-club khusus gay yang dibuka secara terang-terangan di kota yang dimaksud. Ingat, Indonesia adalah negara yang masih sangat memegang teguh adat ketimuran serta mayoritas penduduknya beragama Islam yang secara otomatis mengaplikasikan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tapi itu katanya, sekali lagi, katanya. Kenyataannya hal tersebut tidak dapat menghentikan homoseksualitas dari tumbuh dan berkembang.

Back to the qustion. Kota mana saja di Indonesia yang berhak menyandang predikat sebagai kota para gay. Nominasinya adalah...

Surabaya
Disebut sebagai kita dengan populasi gay terbesar di Indonesia. Salah seorang narasumber bahkan berani berkesimpulan bahwa satu dari empat pria Surabaya adalah gay, dan dia yakin betul dengan pendapatnya tersebut. Adalah simpang lima tempat hang-out gay Surabaya. Di tempat tersebut, mereka tidak sungkan lagi mempertontonkan kemesraan. "Toh hal tersebut tidak mengganggu ketertiban umum.", demikian alasan mereka.

Salah satu alasan yang sangat mungkin melatarbelakangi besarnya populasi kaum gay di Surabaya adalah tradisi warok/gemblakan. Warok adalah tokoh yang menguasai ilmu kanuragan yang disegani oleh masyarakat. Dalam menjaga kedigjayaan ilmunya, warok dilarang berhubungan badan dengan seorang wanita. Oleh sebab itulah kemudian mereka mengambil gemblakan (seorang remaja putra muda usia) untuk "melayani" hajat yang tidak dapat dia lakukan dengan seorang perempuan. Alih-alih ditentang, oleh masyarakat, hal ini dinilai sebagai sebuah tradisi yang harus dilestarikan.

Jakarta
Siapa yang bisa menyangkal pergaulan metropolitan kota yang satu ini. Di Jakarta, semua bisa terjadi dan permisifitas warganya membuat berbagai pernik kehidupan bisa tumbuh dan berkembang. Di salah satu ruas jalan Jakarta, kita bisa menemui para gay Ibu Kota berkumpul. Tidak jarang di antar mereka yang berani berciuman di muka umum. Bisa dibilang, di Jakarta kehidupan gay tidak se-under-cover kota-kota lain di Indonesia.

Di Jakarta, sekarang sudah mulai tumbuh dan berkembang tempat-tempat hiburan khusus untuk para gay. Walaupun tentu saja untuk masuk ke tempat itu tidak bisa sembarangan orang. Sistem membership kemudian dipilih untuk menjaga privasi serta exklusivitas tempat hiburan yang dimaksud. Tidak heran kalau kemudian, awam tidak akan mengira bahwa tempat hiburan tersebut khusus diperuntukkan bagi kaum gay.

Entah berapa banyak sebritis Ibu Kota yang kita dengan digosipkan sebagai penyuka sesama jenis. Meski mereka menyangkal dengan berbagai dalih, toh hal tersebut sepertinya semakin memperjelas siapa jati diri mereka sebenarnya. Mau disembunyikan bagaimana lagi? Mereka adalah entertainer dengan pergaulan bebas, rupa menawan, dan limpahan materi yang mudah mereka dapatkan.

Bandung
Orang bilang, Bandung adalah Kota Kembang. Di Bandung, disamping kita akan menemui bunga-bunga bermekaran dengan indahnya, mata kita juga akan dimanjanjakan dengan rupa mojang-mojangnya yang indah serupa kembang. Sudah menjadi hukum alam, dimana ada kembang di situ juga pasti ada kumbang. Seperti mojang-mojangnya, jajaka Bandung pun dikaruniai rupa yang menawan. Maka, jadilah Bandung seperti sebuah taman tempat berburu "kembang" serta "kumbang".

Sayangnya, "kumbang-kumbang" rupawan kota Bandung kadang lebih tertarik kepada sesama "kumbang". Yupe, sebagai salah satu kota besar di negeri ini, Bandung juga tidak luput dari pertumbuhan dan perkembangan kehidupan homoseksualitas. Bagi gay kota lain, Bandung seperti sebuah ladang untuk berburu pria-pria tampan.

Daya tarik ketampanan jajaka Bandung sempat menghipnotis salah satu nerasumber yang diwawancara penulis. Katanya, "Lihat, tukang parkir saja setampan itu. Lihat juga penjual cilok di seberang jalan sana. Oh, melihatnya saja aku sudah horny." Well, time to window-shopping honey...

Yogyakarta
Yogya pernah dihebohkan oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa 97% mahasiswinya sudah tidak perawan. Hasil penelitian tersebut menggambarkan betapa sudah parahnya pergaulan remaja di sana. Free-sex seakan sudah menjadi barang umum yang karenanya kita disebut ketinggalan jaman kalau tidak melakukannya.

Bagaimana halnya dengan kehidupan homoseksualitas di sana? Kalau ada yang mau membuat penelitian tentang hal ini, mereka akan dibuat tercengang. Mereka akan menemukan bahwa homoseksualitas sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Yogya yang tidak bisa dianggap remeh. Tidak percaya? Coba sambangi Ambarukmo Plaza di akhir pekan. Kamu akan kendapati segerombolan pria hang-out dengan perilaku tak biasa. Ya, mereka kerap berbisik-bisik manakala seorang pria tampan lewat di depan mereka, mereka cekikikan untuk beberapa hal yang hanya mereka mengerti sendiri, duduk bertumpang kaki serta tangah menyangga dagu, serta perilaku khas lainnya.

Makasar
Budaya masyarakat Makasar yang blak-blakan berpengaruh juga pada pergaulan gay di kota tersebut. Tidak seperti gay-gay di kota lain yang mengandalkan chat-room sebagai tempat berkenalan, gay Makasar lebih suka bertatap muka langsung. Adalah lapangan Karebosi tempat mereka bertemu. Di sana, kita akan kerap menemui dua pria saling pandang, lempar senyum, mendekat, bertegur sapa, dan akhirnya mereka menuju suatu tempat. Apalagi kalau bukan untuk bermesraan?

Tidak puas dengan hunting partner seks di lapangan Karebosi, menjelang tengah malam, gay Makasar akan menuju ke Pantai Losari yang jaraknya tidak terlalu jauh. Di sepanjang pantai, kita akan menemui muda-mudi berduaan bahkan bermesraan. Di salah satu sudut pantai tersebut, para gay biasa berkumpul. Bahkan para penjaja makanan kecil yang berjualan di sekita pantai tersebut sudah sangat mahfum bahwa ketika seorang pria menujut lokasi tertentu tersebut, dia pasti penyuka sesama jenis. It's like that there's nothing to hide anymore.

Cirebon
Siapa bilang bahwa kota kecil seperti Cirebon tidak memiliki populasi gay? Kalau kamu berpikiran seperti itu, sebaiknya buang jau-jauh pikiran tersebut karena populasi gay di sana lebih dari yang kamu bayangkan. Kondisi geografis kota yang tidak begitu luas membuat kaum gay di sana dapat dengan mudah berkomunikasi atau bertemu dan membentuk jejaring ML. Siapa pernah ML sama siapa, dapat dengan mudah dilacak mengingat mereka saling bercerita satu sama lain, baik diantara sesama anggota grup main mereka sendiri atau grup main yang lain.

Pelabuhan yang semula diperuntukkan bagi kapal singgah atau bongkar muat barang, ternyata dimanfaatkan pula bagi para gay untuk mecicipi seks dengan anggota dinas kelautan yang singgah, baik yang sudah dianggkat menjadi perwira angkatan laut ataupun yang masih dalam tahap pendidikan. Well, gays do anything to make their fantacies (plural not singular) camo true.

***

Kalau tidak didukung dengan data statistik yang valid, mengapa penulis begitu yakin dengan kesimpulannya tersebut di atas? Well, tips dari penulis: Untuk mengetahui apakah sebuah kota memiliki populasi gay yang banyak atau tidak, kita hanya perlu mengenal lima orang gay dari kota tersebut dan kita sudah dapat mengambil kesimpulan. FYI, satu orang gay selalu mewakili sepuluh orang teman-temannya. Kalau kita mengenal satu orang gay, maka secara tidak langsung kita telah mengenal sepuluh orang gay yang penah meniduri lebih dari sepuluh orang yang masing-masing orang tersebut juga memiliki sepuluh orang teman yang tidur dengan masing-masing sepuluh orang gay. You do the math.

6 comments:

Anonymous said...

survei yg bgus,enok.

Anonymous said...

kayaknya kamu meninggalkan kota medan deh

........ said...

yupzzz, kamu lupa ato belum survey kota tercinta ku, medan.
lebih heboh malah,

Anonymous said...

Prasaan medan sama bali jg ekstrim bgt

Anonymous said...

ingat bogor kota beriman

Anonymous said...

Medan lebih membahana deh kayak nya