Wednesday, June 11, 2008

GAY SINCE YOU WERE BORN

Pada usia berapa kita menyadari bahwa kita menyukai sesama jenis? Jawabannya bervariasi. Ada yang sadar pada saat menginjak usia SMU atau kuliah, memasuki dunia kerja, dan ada pula yang baru ngeh ketika dia telah berumah tangga. Ya, itu adalah proses penyadaran yang benar-benar melibatkan pola pikir serta perilaku seksual. Tapi sadarkah kita bahwa sedari kecil, seorang gay telah membawa kebiasaan 'aneh' yang kelak di kemudian hari baru disadari sebagai ciri-ciri gay.

Lalu, apa saja kebiasaan-kebiasaan gay yang kita bawa sejak lahir tersebut? Paling tidak ada 6 kebiasaan.
  1. Menyukai permainan boneka atau permainan anak perempuan lainnya. Ini sudah pasti. Oleh karenanya kita sering di sebut banci. Pada saat itu kita pasti marah besar ketika teman laki-laki yang lain mengejek, "Banci!". Well, seiring berjalannya waktu, sebutan tersebut akan terdengar seperti nama panggilan atau bahkan pujian. Bagaimana tidak, mereka yang dulu disebut banci saat ini telah berhasil menjadi perancang kenamaan ataupun chef terkenal.
  2. Cerewet dan tidak mau mengalah dalam hal berbicara. Ingat ketika kecil dulu kita sering berdebat dengan teman mengenai bunga mana yang wanginya lebih semerbak atau siapa yang lebih cantik di antara kelima pretty souldier dalam serial kesukaan kita SailorMoon? Kalau wanita dikatakan mempunyai dua mulut, well laki-laki gay dikatakan memiliki empat mulut. Perhatikan teman-teman gay-mu. Mulut mereka tidak pernah berhenti berbicara bukan? Ada saja yang dijadikan bahan obrolan, mulai dari teman ketemuan yang menyebalkan kemaren malam, gaya ML yang semalam dipraktekkan, kenti terbesar yang pernah ditemui, sampai blacklist mantan-mantan yang kita haramkan untuk ditemui lagi.
  3. Tidak menyukai permainan yang menguras fisik. Mungkin kita bisa bermain layang-layang, kelereng, atau panjat pohon misalnya. Namun demikian halitu sekedar sesuatu yang bisa kita lakukan, bukan sesuatu yang kita enjoy melakukannya. Wow, seandainya dulu kita melakukan semua permainan berbahaya itu dan kita cedera atau ada bekas luka di kulit kita, itu pasti akan menjadi penyesalan terbesar dalam hidup kita bukan?
  4. Ingin selalu menjadi pusat perhatian. Ini diterjemahkan dengan mengukir prestasi di sekolah atau yang lainnya. Kita menikmati ketika banyak orang mengenal dan mengagumi kita. Menginjak dewasa, hal itu kita terjemahkan dengan berpakaian seatraktif mungkin, membentuk badan semenarik mungkin, dan bergaul seluas mungkin. Ya, kita menikmati menjadi pusat perhatian dulu dan sekarang.
  5. Penurut dan tidak pernah membangkang pada orang tua. Kita kemudian dinobatkan sebagai anak kesayangan orang tua. Orang tua mana yang tidak sayang pada anak yang penurut? Para tetangga pun kemudian memuji, "Alangkah senangnya memiliki anak sebaik itu. Tidak pernah membangkang atau pun bandel. Apalagi yang kurang dari anak seperti itu?" Well, ternyata gay adalah faktor yang akan meruntuhkan semua pujian itu. Satu-satunya cacat kita di mata mereka adalah kalau mereka tahu kita gay. Tidak mengapa. Thre's nobody perfect, right?
  6. Memiliki jiwa seni. Bisa dalam hal gambar, tarik suara, seni peran, ataupun jenis seni lainnya. Sebagaian dari kita tetap memupuk jiwa seni itu dan ketika menginjak usia dewasa memanfaatkan semua talenta tersebut sebagai mata pencaharian. Tidak mengejutkan kiranya kalau dunia entertaintment dipenuhi gay.
Pendeknya, semua gay terlahir dengan ciri-ciri khusus ke-gay-an yang dibawanya sejak lahir baik disadari ataupun tidak.

No comments: