Tuesday, June 24, 2008

CINTA, SEKS, & PERSELINGKUHAN

Seorang teman pernah berkata bahwa cinta dan seks adalah dua hal berbeda yang tidak dapat disatukan. Kita tidak harus mengobral kata cinta untuk dapat meniduri orang yang kita sukai. Pun, tidak harus mencintai orang yang kita tiduri untuk bisa berhubungan seks dengan orang tersebut. Karena itulah seks yang dilakukan tanpa rasa cinta tidak dapat katagorikan sebagai perselingkuhan. Cinta kita hanya diperuntukkan bagi sang pacar yang telah sekian lama menjalin menjalin hubungan dengan kita. Perkara kita tidur dengan sembarang orang, itu bukanlah pengkhianatan karena kita tidak melibatkan rasa cinta di dalamnya.

Pertanyaannya: Benarkan tidur dengan sembarang orang tanpa rasa cinta membebaskan kita dari rasa bersalah perselingkuhan? Apakah benar kita selalu dapat mengontrol rasa cinta kita sehingga rasa itu konstan hanya untuk pacar bukan untuk partner kencan-semalam? Lalu, apa pula ukuran cinta dan seks yang sesungguhnya manakala kita melakukan seks ONS berkali-kali dengan orang yang sama? Apakah tidak mungkin repetisi yang kita lakukan menyertakan rasa cinta walaupun sedikit?

Well, let me prove you something. Ketika kita bersikeras bahwa seks-semalam yang kita lakukan bukanlah perselingkuhan, mengapa kita mati-matian menyembunyikannya? Mengapa pula kencan-semalam tersebut mati-matian kita sembunyikan dari pacar? Dan, pertanyaan pentingnya adalah apakah kita bisa menerima pacar kita melakukan ONS dengan laki-laki lain walau tanpa melibatkan rasa cinta sedikitpun?

Tough question, isn't it? Setiap kisah percintaan - termasuk antara dua orang gay sekalipun - mengharapkan sebuah kesempurnaan. Saling setia, saling jujur, dan saling percaya adalah tiga elemen wajib yang harus ada dalam semua kisah percintaan. Ketika salah satu dari ketiga elemen tersebut rusak atau cacat, sudah hampir dapat dipastikan kisah percintaan tersebut tidak akan berjalan sempurna.

Adalah perselingkuhan suatu penyakit yang mudah sekali menyerang kisa percintaan terlebih percintaan gay. Banyak sekali faktor dan variasi perselingkuhan di abad ini. Apapun alasan (semisal bosan, mencari petualangan, tidak terpuaskan di tempat tidur, dsb.) dan variasi (semisal hanya sekadar teman curhat, teman nongkrong, teman tidur, dsb.) tidak sedikitpun menjadi alasan pembenaran atas perselingkuhan tersebut.

Bukankah akan lebih mudah ketika ada persoalan dengan pasangan kita membicarakan hal tersebut dengan pacar kita? Bukankah akan lebih mempererat jalinan tali percintaan ketika kita dengan terbuka mengkritik kekurangan pasangan dan secara terbuka pula membuka pintu kritik atas kekuranga kita? Dan bukankah akan lebih indah ketika ada masalah kita tidak lari dari kenyataan dan membuat pelampiasan?

Every relationship, whether gay or straight, have same perspective about sex, love, and cheat. So, you can't make any excuse. Ever!

No comments: