Tuesday, May 13, 2008

TOP VS. BOTTOM

Dalam dunia homoseksual, kita mengenal istilah Top bagi mereka yang lebih menyukai memasukkan penisnya ke dalam lubang anus partner seksnya dan Bottom bagi mereka yang lebih suka lubang anusnya dimasuki penis partner seksnya. Awam kemudian menerjemahkan peran Top dan Bottom tersebut sebagai pembagian gender dalam dunia homoseksual. Top diterjemahkan sebagai laki-laki dan Bottom sebagai perempuan seperti yang mereka kenal dalam dunia heteroseksual. Benarkah demikian?

Memahami dunia homoseksual tidaklah semudah kita mempelajari matematika satu-ditambah-satu-sama-dengan-dua. Kita tidak akan menemukan satu jawaban pasti yang nilainya akan sama disetiap situasi dan kondisi. Demikian pula halnya ketika menentukan pembagian peran seksual seorang gay. Kalau dalam dunia hetero perempuan dipersepsikan sebagai makhluk lemah gemulai, maka kita tidak dapat berkesimpulan bahwa gay yang lemah gemulai (baca: ngondek) berarti Bottom. Pun kita tidak bisa menyatakan bahwa pria gay yang berpenampilan manly berarti Top.

Faktanya, banyak sekali pria gay yang lemah gemulai yang mengambil peran sebagai Top. Mungkin dalam keseharian dia tampil bagaikan seorang Srikandi. Tapi ketika berada di tempat tidur, dia akan berubah 180 derajat menjadi seorang Arjuna yang penuh dengan gairah kelelakian. Permainan mereka di tempat tidur tidak kalah "hebat" dengan pria gay yang berpenampilan manly. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka lebih unggul karena dapat mengerti keinginan partner seks Bottom-nya.

Fakta yang sama dapat terjadi pada pria gay yang berpenampilan manly. Dia bisa saja tampak sangat lelaki dalam setiap gerak perilakunya. Namun ketika di tempat tidur dia lebih memilih dan menikmati perannya sebagai Bottom, tak seorangpun yang berhak menghakiminya. Biasanya, pria gay seperti ini lebih memilih partner seks yang berpenampilan manly juga. Ada banyak alasan mereka melakukan hal tersebut di atas. Salah satunya adalah agar orang di sekitarnya tidak berpikiran macam-macam tentang kebersamaan mereka.

Dalam situasi dan kondisi tertentu, pembagian peran itu tidak lagi penting mengingat peran keduanya dapat saling bergantian. Ya, yang Top suatu saat bisa menjadi Bottom dan yang Bottom dapat pula berperan sebagai Top. Inilah yang kemudian disebut sebagai Versatile. Gay yang berperan sebagai Versatile ini dapat berperan ganda (baik Top maupun Bottom) dalam satu waktu aktivitas seksual. Tentu saja, ia memerlukan partner seks yang juga Versatile.

Di sinilah kita menemukan keunikan dunia gay. Pembagian peran antara Top-Bottom tidak bisa kita lihat hanya dari luar. Kita baru akan yakin apakah dia Top atau Bottom ketika kita melakukan aktivitas seksual dengan orang tersebut. Pembagian peran Top-Bottom bukanlah aturan baku dalam dunia homoseksual. Jangan terlalu kaget ketika kita mendengar kabar bahwa gay X yang pernah ML dengan kita berperan kebalikan dengan yang ia mainkan ketika berhubungan seks dengan kita. Hal itu sah saja dan bukanlah sesuatu yang ditabukan.

Jadi, Top dan Bottom bukanlah jenis gender dalam dunia gay. Dan kita tidak dapat benar-benar yakin apakah seorang gay tertentu Top atau Bottom sebelum kita membuktikannya sendiri dengan ML.

No comments: