Tuesday, March 18, 2008

HUSBAND AND HUSBAND

Dalam drama percintaan homoseksual, ketika dua orang laki-laki saling mencintai dan sepakat meneruskan hubungan mereka satu level ke tingkat selanjutnya (hetero menyebutnya pernikahan, sebuah kata yang tidak bisa dinikmati oleh semua pasangan gay di muka bumi ini), pola hubungan seperti apa yang akan mereka miliki? Apakah pola hubungan yang mereka miliki kemudian akan sama dengan pola hubungan pernikahan hetero; pemimpin dan yang dipimpin, mendominasi dan didominasi, dipatuhi dan mematuhi, menindas dan ditindas? Well, kaum homoseksual memiliki pola tersendiri.

Kalau Anda berpikir bahwa yang top akan memimpin yang bottom, atau yang top akan mendominasi yang bottom, atau yang top harus selalu dipatuhi yang bottom, atau pun yang top akan menindas yang bottom, Anda salah. Pengelompokkan top dan bottom tidak serta merta menjadikan mereka suami dan istri. Yang top tidak akan secara otomatis disebut suami dan yang bottom tidak akan secara otomatis disebut istri.

Mengapa demikian? Dalam diri seorang pria, terlepas apakah dia gay atau tidak, terdapat jiwa melindungi, memimpin, dan mendominasi. Ketika dua orang pria saling mencintai dan rela mempertaruhkan apa saja demi pria yang dicintainya, sifat dasar di atas tidak luluh begitu saja. Dalam prakteknya kemudian, kita akan menemukan dua kepemimpinan, dua dominasi, dan dua jiwa yang memiliki keinginan untuk melindungi. Hal ini bisa berpotensi konflik kepentingan ataupun partner kepemimpinan yang handal. Di sinilah kemudian kita mengenal kesetaraan peran yang sesungguhnya, kesetaraan yang diidam-idamkan kaum feminis dalam dunia hetero yang kental akan dominasi patriarki.

Jadi, ketika dua orang gay menikah kita akan mendengar penghulu mengatakan, "And now I pronounce you, husband and husband..."

1 comment: