Sunday, September 27, 2009

DUKA KAMI UNTUKMU, KAJOL

Berita duka datang dari komunitas gay kota Cirebon. Adalah Fauzi Basalamah (24) yang oleh rekan sekomunitasnya biasa disapa Kajol (artis Bollywood kesayangan Fauzi) tewas dengan 10 luka tusuk dan bacok di sekujur tubuhnya. Kejadian naas tersebut diperkirakan terjadi Sabtu (26/09) tengah malam atau Minggu (27/09) dini hari. Warga Jl Cangkring I Gg Janur No 9 A RT 01/05 Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon diduga menjadi korban perampokan yang dilakukan teman kencannya (lebih dari satu orang) karena kendaraan serta HP milik korban raib. Mayat Kajol ditemukan di dekat gerbang tol Plumbon sekira pukul 08.00 WIB oleh salah seorang warga. Di sekitar tempat kejadian, ditemukan sepasang sepatu serta peralatan make-up. Ya, Kajol memang kerap mangkal di Sigundul (daerah sekitar gerbang tol Plumbon) yang terkenal sebagai salah satu tempat operasi waria di Cirebon. Hingga saat ini, belum diketahui siapa teman kencan yang juga diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap Kajol.

Secara personal, penulis tidak terlalu mengenal Kajol. Penulis hanya pernah bertemu satu kali dengannya ketika sedang berada di Cirebon. Saat itu, bersama teman-teman satu genk, penulis menyambangi alun-alun kota Cirebon sekedar untuk melihat lebih dekat komunitas gay kota Cirebon yang kerap berkumpul di alun-alun setiap akhir pekan. Di tengah canda tawa kami, Kajol datang dengan gaya khas kemayunya. Dari caranya menyapa kami, penulis yakian betul bahwa gay yang satu ini sudah amat terkenal di komunitas gay Cirebon. Heboh, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pembawaannya. Kehebohan Kajol semakin menjadi manakala ia menyalakan (dengan loud speaker) MP3 lagu India dari HP-nya dan ia menari dan menyanyi menirukan lagu tersebut di depat umum. Begitulah Kajol yang penulis kenal karena setelahnya penulis tidak pernah lagi berkesempatan bertemu dengannya lagi. Namun demikian, tetap saja kabar meninggalnya Kajol dengan cara tragis membuat penulis miris.

Dalam hati penulis tidak habis pikir. Orang jahat seperti apa yang tega melakukan pembunuhan keji semacam itu? Ketika penulis mengkonfirmasi siapa yang dicurigai sebagai pelaku pembunuh Kajol kepada salah satu teman mangkalnya di Sigundul, penulis tidak menemukan jawaban pasti. Menurut sang narasumber, pelakunya bisa siapa saja. Mungkin media masa menyebutkan teman kencannya lah yang diduga sebagai pelaku. Namun demikian, juga menurut sang narasumber, Kajol memang memiliki banyak 'musuh' di komunitasnya. Kajol kerap membanggakan semua yang ia miliki semisal HP canggih miliknya. Hal tersebut membuat rekan-rekannya bukan hanya tidak menaruh simpatik tapi juga kerap membicarakan kejelekan Kajol di belakang. Bisa jadi, salah satu dari mereka merupakan pelaku pembunuh Kajol. Jadi, motif pembunuhan bisa saja berkembang dari perampokan menjadi dendam pribadi. Kemungkinan lain adalah masalah asmara. Memang hal ini terdengar terlalu jauh kalau dikaitkan dengan kematian Kajol. Namun demikian, kemungkinan tersebut tidak dengan sendirinya menjadi tertutup. Ya, bukankah hanya asmara yang dapat membuat seorang buta hati dan tega melakukan berbagai cara untuk mendapatkan yang diinginkannya?

Ada satu lagi yang membuat hati penulis miris dari kematian tragis Kajol. (Paling tidak) sampai dua hari meninggalnya Kajol, pihak keluarga belum mengambil jenazahnya di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Masih menurut sang narasumber, keluarga Kajol malu mengakui bahwa anaknya adalah seorang waria. Ekspos media mengani kejadian ini membuat keluarga semakin enggan menerima kenyataan anaknya kerap mangkal di lokasi nongkrong para waria. Mendengar hal ini, hanya bisa berkata, "Oh Tuhan. Kajol tidak layak diperlakukan seperti ini." Mungkin semasa hidupnya Kajol berbuat sesuatu yang tidak dapat dibanggakan keluarga, namun ketika meninggal bukankah dia layak diperlakukan sebagai manusia? Bolehlah pihak keluarga malu dan tidak memaafkan perbuatan anaknya tersebut, akan tetapi bagaimanapun juga Kajol adalah anggota keluarga mereka, diakui ataupun tidak.

Inilah mungkin bukti nyata tindak diskriminatif terhadap kaum homo seperti penulis sampaikan pada artikel-artikel sebelumnya. Di sinilah kaum gay harus bisa menyuarakan haknya yang kadang terabaikan ataupun mungkin lebih tepatnya sengaja diabaikan. Kalau dulu dalam kasus "Rian Si Jagal dari Jombang" kaum gay kerap dipersepsikan sebagai pelaku kajahatan, sekarang lihatlah bahwa kaum gay pun kerap mnejadi korban kejahatan. Kalau sudah begini, bukankah kita sebagai manusia harus memandang ini dari sudut manusiawi, bukan homo atau hetero?

Akhirnya, kepada Kajol penulis mengucapkan selamat jalan semoga dapat beristirahat dengan tenang. Penulis juga berdoa semoga arwah serta amal ibadanya selama di dunia diterima di sisi-Nya. Semoga pula tidak ada lagi Kajol-Kajol lain yang menjadi korban pembunuhan sadis. Amin.

4 comments:

Teten Puridewa said...

hmm...salam kenal,sori neh gue bukan pengikut aliran guy tapi gue kenal kajol alias fauzi karena dia pelanggan di konter gue di PGC cirebon.Dia emang suka cetak foto ama download lagu india dari cd - cdnya,bikin video dan musik tarian dancenya juga di gue.Dan kerap juga ganti HP terbaru jadi kesannya sombong.meski ga terlalu dekat,Gue liat anaknya baik walau dia guy.Tapi ya gitulah gayanya..nyokap gue ama adik gue yang sering ada di konter sampai kaget denger kematian dia..wah..sungguh biadab orang yang bunuh dia.Harusnya ini jadi pelajaran bahwa dunia seperti mereka rentan kejahatan karena pada umumnya orang ga perduli oleh eksistensi mereka.

Farrel Fortunatus said...

turut berbelasungkawa...

M. said...

turut berduka cita
semoga pembunuhnya segera ditemukan

B said...

OMG. Tragis banget. Semoga Kajol bisa tenang di surga dan jika terlahir lagi beneran jadi wanita cantik seperti Kajol, biar ntar keluarganya bangga ma dia. Amin.