Sunday, September 20, 2009

YOU OWE IT TO YOURSELF

Apa yang dilakukan seorang gay di Hari Kemengangan? Shalat Idhul Fitri, mengunjungi sanak famili, bermaaf-maafan, membagi-bagikan angpao pada keponakan, ziarah ke makan anggota keluarga yang telah meninggal, serta mencicipi aneka hidangan khas lebaran itu sudah pasti. Setelah sebulan penuh menahan hawa nafsu (birahi), sepertinya tidak terlalu buruk untuk memperturutkannya di Hari Raya ini.

Selama puasa, ada sebagian gay yang juga puasa seks sebulan penuh meski yang tetap melaksakannya (pada malam hari) juga ada. Karenanya, bukankah Anda (terutama yang puasa seks sebulan penuh) berhutang pada diri sendiri untuk memenuhi hasrat terpendam selama sebulan penuh tersebut? Ya, di Hari Kemenangan ini Anda lebih dari berhak untuk melakukan seks. Tidak ingin menodai kesucian-seperti-bayi-yang-baru-lahir? Ah, cepat atau lambat Anda akan melakukannya. So, what's the point?

Bagi Anda yang sehari-hari harus beraktivitas (baik bekerja ataupun kuliah) di kota lain, momen pulang kampung dapat dijadikan ajang untuk memenuhi obsesi melakukan seks dengan laki-laki dari kota kelahiran yang selama ini tidak pernah kesampaian dikarenakan takut kalau-kalau lelaki yang bersangkutan mempunyai hubungan (baik kekerabatan atau kedekatan lainnya) dengan keluarga kita. Ya, inilah saatnya untuk memenuhi fantasi tersebut.

Manfaatkan jaringan pertemanan (gay) di kota asalmu untuk menadapatkan sejumlah nama lelaki yang bisa kamu tiduri. Jangan terlalu pilih-pilih, toh ini tidak terdengar seperti kamu akan menikahinya. Its just sex, nothing more. Adalah sebuah tantangan tersendiri dapat mengelabui orang rumah untuk dapat memasukkan seorang lelaki ke dalam kamar dan menidurinya. Rasa takut dan was-was kalau-kalau ada orang yang nyelonong masuk ke kamar sementara kita sedang ML menjadi sensasi tersendiri. Adrenalin menjadi lebih terpacu sehingga kita mendapatkan sebuah petualangan baru selain pelampiasan hasrat seks yang memang sudah sampai ubun-ubun.

Seorang teman harus menunggu sampai hari ke-5 bulan Syawal untuk dapat berhubungan seks dengan lelaki dari desa tetangganya. Penulis menyemangati, "Just do it. You owe it to yourself." Kalau sang teman menunggu sampai hari ke-5, bagaimana halnya dengan penulis? Well, penulis tidak harus menunggu selama itu. Pada malam hari 1 Syawal, penulis telah melakukannya dengan seorang kenalan yang memang telah jauh-jauh hari dipersiapkan untuk ML di Hari Kemenangan ini.

No comments: