Tuesday, August 19, 2008

HOMOFOBIA

Dalam serial Queer As Folk serta beberapa film lain yang bercerita tentang kehidupan homoseksual, kerap kita menemukan beberapa adegan yang menceritakan intimidasi dan diskriminasi terhadap kaum gay. Diskriminasi dan intimidasi tersebut dapat berupa teror fisik maupun psikis. Mereka (kaum hetero) kerap mencibir dan menghina preferensi seksual kaum gay dalam bentuk gunjingan ataupun lelucon yang mendiskreditkan kaum homo. Intimidasi dalam bentuk kekerasan seperti penyerangan secara fisik pun menjadi sebuah simbol ungkapan ketidaksetujuan kaum hetero terhadap keberadaan kaum homo.

Perlawanan pun dilakukan. Dalam serial Queer As Folk misalnya, Michael dan kawan-kawan gencar mengumpulkan tanda tangan untuk meng-gol-kan undang-undang hak asasi kaum homo seperti pernikahan serta hak adopsi anak. Tidak berhenti di situ, perjuangan mereka (kaum gay) dilakukan dalam bentuk parade tahunan dengan melibatkan kaum hetero. Seremoni ini tidak lain bertujuan untuk mengajak kaum hetero melihat kehidupan gay lebih dekat sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan harmonis.

Bagaimana halnya dengan kehudupan gay di Indonesia? Apakah homofobia dalam bentuk diskriminasi dan intimidasi juga dialami kaum homo Indonesia? Dan kalau hal tersebut terjadi (demam homofobia) di Indonesia, langkah apa saya yang telah ditempuh gay Indonesia untuk mengatasi permasalahn tersebut?

Entah karena kaum gay tidak se-terbuka di dunia Barat atau karena masyarakat Indonesia tidak begitu ngeh dengan keberadaan kaum homo di sekitarnya, intimidasi serta diskriminasi terhadap kaum gay tidak sehebat rekan-rekan kita di Barat. Paling banter para banci (yang notabene hanya merupakan sekelumit sampel kaum gay) kerap di ganggu karena dinilai lucu, bukan karena kebencian dan keinginan menyerang banci yang bersangkutan. Selebihnya, masyarakat Indonesia menganggap homoseksual adalah sebuah penyimpangan seksual yang karenanya harus dikasihani dan disembuhkan. Kaum agamawan kemudian secara damai mengajak kaum gay untuk bertobat. Tentu saja setelah mereka menjelaskan panjang lebar besarnya dosa serta konsekwensi neraka yang akan menimpa kaum gay di akhirat kelak.

Sepertinya, kaum gay di Indonesia lebih beruntung karena tidak terbebani dengan permasalahan sentimen anti gay (homofobia, red). Apakah benar demikian? Ternyata tidak. Mungkin homofibia ada di tengah masyarakat kita. Namun hal tersebut bisa dikatagorikan kecil sehingga bisa diabaikan. Permasalahan homofobia sesungguhnya yang harus dihadapi kaum gay Indonesia adalah fobia gay yang diidap sebagaian teman-teman gay itu sendiri. Ya, kita masih dapat menemui sebagian gay Indonesia yang takut dengan jati dirinya sebagai homo. Akibatnya, mereka hidup dalam kepura-puraan bahkan bersikap berkebalikan. Ketika mereka berbicara mengenai kasus homoseksual dengan rekan kerja straight misalnya, mereka akan mati-matian menghina bahkan membenci kaum gay. Tidak hanya berhenti di situ, mereka (kaum gay yang mengidap homofobia) kerap mendeskreditkan teman sesama gay. Mereka (misalnya) tidak mau jalan bersama ke suatu tempat dengan teman gay karena takut teman tersebut kelihatan ngondek. Secara tidak langsung, ini bisa dikatagorikan sebagai bentuk intimidasi dan diskriminasi terhadap kaum gay oleh mereka sendiri. Ironis bukan?

No comments: