Thursday, April 03, 2008

GIRL: FRIEND OR FOE?

Gay is girl's best friend beside diamond. Ya, memiliki teman gay bagi seorang perempuan merupakan anugerah tersendiri. Bagaimana tidak, melalui teman gay-nya ini sang perempuan bisa bebas mengeluarkan unek-unek tentang laki-laki tanpa takut mendapatkan perlawanan defensif dari sang teman (gay) yang mengatasnamakan laki-laki. Gay bisa mengerti posisi perempuan karena diakui atau tidak ada jiwa perempuan dalam dirinya. Tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat, penulis ingin coba mengatakan bahwa perspektif atau pola pandang seorang gay selalu berada di titik tengah antara perempuan dan laki-laki.

Hal sebaliknya terjadi pada pria-pria gay. Perempuan dalam mata mereka adalah partner sharing berbagai hal. Remember, there's woman inside him. Beberapa hal tidak mungkin seorang gay ceritakan pada teman laki-lakinya, apalagi yang straight. Sisi emosional yang menjadi ciri khas perempuan menjadi tempat yang nyaman bagi pria gay untuk berbagi luapan emosionalnya dalam menghadapi permasalahan. Dengan kata lain, gay merupakan jembatan penghubung antara wanita dengan dunia feminimnya dan pria dengan dunia maskulinnya. Bayangkan ketika dua dunia itu berpadu. What a complete package, isn't it?

Pertanyaannya kemudian adalah, benarkah pria gay dapat berteman denan wanita begitu mudahnya? Bagaimana jika perempuan hadir sebagai orang ketiga dalam percintaan homo? Apakah kehadiran(perempuan, red)-nya dapat diabaikan?

Kamu pasti langsung marah ketika mengetahui seorang laki-laki tengah mati-matian mengejar-ngejar pacar kita dan pacar kita memberikan respon welcome. Wajar, seorang pacar tidak akan tinggal diam begitu saja melihat pacarnya akan direbut. Mengingat laki-laki (termasuk gay) dapat melakukan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkan, maka sudah sepatutnya pula seorang pacar mati-matian mempertahankan status hubungan mereka. Sportifitas kemudian menjadi penyelesaian akhir persaingan ini. Siapa yang terus maju dan siapa yang harus mundur, masing-masing pihak harus menerima dengan lapang dada.

Formula penyelesaian masalah kemudian berubah ketika ada seorang perempuan mati-matian mengejar-ngejar pacar kita. Seharusnya kita tidak harus cemburu ketika pacar kita didekati oleh seorang perempuan. Akan tetapi, melihat SMS mesra dari sang perempuan yang ditujukan kepada pacar kita, telepon-telepon tidak penting dari sang perempuan yang terkadang mengganggu waktu bersama sang pacar, ataupun kiriman kebaikan (dalam bentuk makanan, pernak-pernik lucu, dan lain sebagainya) dari sang perempuan akhirnya mengganggu juga.

Perempuan adalah perempuan. Ia terkadang menggunakan kelemahannya untuk menjebak laki-laki agar tidak bisa berkata tidak. Luapan emosinya terkadang membuat laki-laki senang atau tidak harus mengikuti kemauannya. Bersyukurlah bagi Anda yang mempunyai pacar yang bisa bersikap tegas berkata tidak pada perempuan yang berusaha mendekatinya. Bagi Anda yang memiliki pacar yang welcome dengan flirting-an perempuan dan berkata pada Anda, "Kamu tidak harus cemburu. Toh aku tidak menyukai perempuan.", bersiap-siaplah menerima duri perempuan dalam daging percintaan homo Anda.

Kalau sudah begini, benarkah legenda agung tentang keindahan pertemanan gay dengan perempuan? We, don't think so.

No comments: