Tuesday, March 24, 2009

VERSATILE

Seorang teman pernah bertanya, "Kamu top atau bottom?". Ketika penulis menjawab bottom, sang teman mengernyitkan dahi. "Jadi, kamu belum bernah nge-fuck cowok?" Dengan bangga penulis menjawab nope. Dia kembali bertanya, "Apakah kamu tidak ingin merasakan pantat laki-laki?". Lagi, penulis dengan tenang menjawab nope. Namun ketenangan tersebut sontak berubah manakala sang teman berkesimpulan, "Berarti kamu kurang homo.". What?!

Adalah sebuah mimpi buruk tersendiri bagi seorang gay ketika dirinya disebut kurang homo. Dia masih bisa mentolelir orang yang menyebutnya kurang laki tapi tidak dengan orang yang menyebutnya kurang homo. Hallooo....

Kembali ke teman yang merasa dirinya paling homo. Dia berpendapat bahwa seorang gay disebut benar-benar seorang homo ketika dia bisa berperan top juga bottom. Ketika kamu pertama terjun (baik disengaja maupun tidak) ke dunia homo, kamu dipaksa (dianjurkan, disarankan, or whatever!) untuk memilih sex-role, top atau bottom. Pada perkembangan selanjutnya, sex-role tersebut bisa saja berubah. Kamu yang dulu mengambil peran top bisa saja berperan bottom manakala kamu mendapatkan partner seks top juga dan dia tidak mau mengalah, ataupun sebaliknya. Di sinilah kemudian kita mengenal istilah versatile.

Jujur, bagi penulis versatile adalah sebuah konsep yang membingungkan. Bagaimana bisa orang yang mengaku top dapat berperan sebagai bottom ataupun sebaliknya. Karenanya, ketika chatting penulis kerap bertanya lebih jauh kepada orang yang mengaku versatile. "Kamu tipe versatile yang lebih cenderung top atau bottom?". Just to make it clear. Ketika dia mengatakan lebih cenderung ke salah satu sex-role tersebut maka hal tersebutlah yang menjadi sex-role dia yang sebenarnya. Kalau memang memang dia adalah seorang top mengapa tidak bilang saja top dan tidak mengaburkannya dengan mengatakan bahwa dia adalah versatile. Kalau memang memang dia adalah seorang bottom mengapa tidak bilang saja bottom dan tidak mengaburkannya dengan mengatakan bahwa dia adalah versatile.

Bagi sebagian gay, mungkin versatile adalah sebuah solusi yang membuatnya fleksibel ketika menemukan partner seks manapun (top ataupun bottom). Benarkah demikian? FYI, seorang bottom akan merasa il-fil ketika harus melakukan seks dengan sesama bottom yang menyamarkan preferensi seksualnya atas nama versatile. Alih-alih disebut homo, dua bottom yang berhubungan seks adakan disebut sebagai lesbi. Sebauh sebutan yang juga ditakuti selain kurang homo.

Oh ya, hampir lupa. Teman versatile yang menyebut penulis kurang homo saat ini tengah menjalin hubungan dengan sorang gay yang katanya vesatile juga. Apa yang terjadi ketika mereka akan melakukan seks? Mereka kerap berebut peran siapa yang akan menjadi top dan siapa yang akan menjadi bottom. Well, time to decice dude...

5 comments:

........ said...

yupz, bener tuh mas

chocolate said...

bagi sebagian orang menjadi bisex adalah hal yang aneh, kok bisa AC/DC
dan jika sudah 'jatuh' ke dalam dunia persilatan, hal yang aneh adalah being versatile'r, karena bisa AC/DC dan orientasi ganda :D

Anonymous said...

I can be both... really...
Me and my boyfriend are both versatile, we done twice, once for bot, others for top... and I love this way very much :P

Anonymous said...

yang jelas setiap role-play pasti punya perspektif masing2 terhadap suatu hal (apapun itu)

Anonymous said...

Well, versatile itu agak susah dijelaskan. Versatile itu seme dan uke. Dia akan menjadi seme jika menemukan uke yang cocok, tapi dia akan menjadi uke kalau menemukan seme yang cocok.

Kenapa saya tau? Karena saya versatile. Saya adalah seme si A, tapi saya juga adalah uke si B. Anda kurang paham?

Jadi, seorang versatile tidak bisa mengatakan dirinya seme atau uke. Seme ya seme, uke ya uke. Tapi versatile keduanya.

Sorry, tapi saya kurang terima dengan artikel anda .-.