Sunday, December 06, 2009

STRAIGHT, ARE YOU SURE?

Hanya ada dua tipe laki-laki di muka bumi ini. Pertama adalah lelaki homo yang menyadari dirinya homo dan mereka nyaman dengan hasrat seksualnya kepada sesama laki-laki. Kepada lelaki tipe ini, kita ucapkan, "Congratulation and enjoy." Kedua adalah lelaki hetero yang tidak mengetahui bahwa seks juga bisa dilakukan dengan sesama lelaki. Kepada lelaki tipe ini, kita ucapkan, "Yaiks! Berapa umurmu sekarang? 25? Well, itu adalah 25 tahun yang sia-sia." Adalah tugas tugas besar kita untuk menyadarkan mereka bahwa mereka memiliki pilihan alternatif seks selain dengan perempuan. Bagaimana caranya?

Seorang teman pernah memberikan tips; dapatkan respek darinya terlebih dahulu. Ya, ketika kamu menyukai seorang laki-laki (di pusat perbelanjaan, kendaraan umum, pameran, dsb.) dan kamu yakin sekali bahwa orang yang bersangkutan straight, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah berteman dengannya. Ajak dia ngobrol berbagai hal yang menjadi konsern-nya. Di akhir pembicaraan, mintalah nomor teleponnya. Ketika telah terjamin kenyamanan via SMS-an, ajaklah dia bertemu di suatu tempat untuk lebih mengakrabkan persahabatan tersebut. Setelah pertemuan ke-sekian dan berdua kalian sudah benar-benar merasa nyaman satu sama lain, ajaklah dia ke tempat yang lebih bersifat personal, misal tempat kosnya ataupun tempat tinggal kita. Dan disinilah ritual pemletekan bisa kamu lakukan. Tentunya, semua harus dilakukan dengan smooth dan penuh pertimbangan.

Takut dia menolak dan akhirnya membenci kita? Kekhawatiran tersebut tidak seharusnya ada. Mengapa? Paling tidak, ada beberapa indikator bahwa ia memiliki potensi menjadi homo. Pertama, seorang lelaki straight yang benar-benar lurus tidak akan sembarangan memberikan nomor teleponnya kepada lelaki asing yang baru pertama ia kenal. Kedua, tanpa adanya something in common misal hobby atau semacamnya, seorang lelaki straight yang benar-benar lurus tidak akan mau diajak bertemu dan berduaan dengan lelaki meski di tempat umum. Dan ketiga, lelaki straight yang benar-benar lurus akan menolak diajak ngamar di tempat kos.

Memang, kemungkinan terburuk bahwa dia akan menolak dan bertindak agresif tentu saja akan ada. Namun demikian, seperti disebutkan di awal, respek yang telah tumbuh sebagai konsekwensi pertemanan yang sebelumnya telah terjalin akan meminimalisir kemungkinan buruk tersebut. Paling tidak, dia akan menolak dengan cara halus. Kalaupun setelah kejadian tersebut dia mejauh atau menjaga jarak, nothing to lose, rite?

Sebagian lelaki straight menikmati seks dengan sesama jenis. Namun demikian, terkadang mereka enggan disebut homo karena stereotipe gay di mata masyarakat adalah lelaki kemayu yang kerap menjadi bahan cemoohan masyarakat. "Banci!" kata mereka. Menanggapi hal ini, kita bisa mengatakan pada lelaki seperti ini bahwa seks dengan sesama lelaki tidak akan secara otimatis mengubahnya menjadi gay. Kalau dia ingin tetap disebut sebagai lelaki tulen, so be it! Kita tidak perlu mati-matian berargumen bahwa dia sebenarnya memang gay.

Seks dengan sesama jenis, bagi sebagian lelaki straight mungkin terdengar menggelikan. Di sini kita perlu memberikan pengertian kepada lelaki seperti ini bahwa semua tentang melampiaskan hasrat seksual. Tidak usahlah dipikirkan dengan siapa hal tersebut dilakukan. Yang jelas, sensasi yang akan didapatkannya dari seks dengan sesama lelaki tidak akan kalah dengan sensasi seks yang ia dapatkan dengan lawan jenis, bahkan mungkin lebih. Tidak percaya? Seorang lelaki straight yang pernah merasakan seks dengan sesama jenis akan memiliki kecenderungan untuk melakukaknnya lagi jika ia memiliki kesempatan. Mengapa? Karena ada tantangan di sana. Sementara lelaki gay yang pernah mencoba melakukan seks dengan lawan jenisnya tidak akan merasakan excitement berlebihan. Ia akan menjadikan hal itu sebagai sebuah pembuktian dan ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka tidak ada alasan lagi dia melakukannya lagi.

Memberikan pengalaman seks (dengan sesama pria) untuk pertama kali pada seorang laki-laki straight tentu memberikan sebuah tantangan tersendiri. Bagi lelaki straight, penulis berpesan agar tidak terlalu yakin diri Anda straight sampai pernah mencoba seks dengan sesama jenis. Kalau setelah melakukan seks dengan sesama jenis kecenderungan seksual masih lebih berat ke perempuan, well penulis tidak akan bayak bicara lagi. Namun kalau setelah melakukan seks dengan sesama Anda ketagihan dan hasrat untuk melakukannya lagi bertambah besar dari hari ke hari, well, you know what to do.

No comments: