Wednesday, November 25, 2009

ANTI AGING

Seorang gay pernah barkata bahwa umur laki-laki homo akan berhenti pada usia 25 tahun. Tentu saja, terjemahan statement ini adalah bukan berarti seorang gay memiliki kekuatan untuk terus menerus menjadi muda.

Adalah lelaki gay selalu ingin terlihat mudah dan menarik. Hal ini diperlukan untuk menarik sesama jenisnya (lelaki homo) yang notabene adalah makhluk visual yang selalu mengutamakan penampilan (baca: yang mudah dan segar). Ya, semua laki-laki (bukan hanya homo) akan memilih teman kencan yang lebih muda ketika ia disuruh memilih antara teman kencan yang masih brondong atau yang paruh baya. Sebagian gay berpendapat bahwa melakukan seks dengan partner yang lebih muda adalah salah satu cara mempertahankan kemudaan yang bersangkutan. Tentu saja, kebenaran hal ini masih diragukan.

Mahfum adanya ketika kemudian seorang gay merahasiakan umur yang sebenarnya dengan menyebutkan digit angka yang lebih muda ketika ditanya perihal usia. Seorang teman yang berumur akhir kepala dua pernah mendapatkan pengalaman kurang mengenakkan tentang hal ini. Diceritakan ia tengah chatting dan ketika dia ditanya tentang usia dan dijawab 29 tahun, sang teman chatting berkata, "Udah tua ya? Sorry, gue nyari yang muda." Damn! Jujur, dari penampilannya, sang teman tidak terlihat terlalu tua. Untuk ukuran pria 29 tahun, dia masih terlihat segar dan bisa saja disebut 25 atau 26 tahun. Sedikit korupsi umur tidak mengapa. Toh, ini tidak terdengar seperti sensus penduduk atau semacamnya. Dan seperti telah dinyatakan sebelumnya bahwa kebanyakan gay memang telah men-discount umurnya ketika berkenalan dengan seorang teman gay.

Apakah kemudian hal ini membuat gay terobsesi dengan kemudaan dan mengidap gerascophobia atau fobia tua? Mungkin tidak sampai sejauh itu. Tapi yang jelas, seorang gay akan berusaha mempertahankan kemudaannya dengan berbagai cara semisal pemakaian produk perawatan tubuh serta mengenakan pakaian yang bernuansa muda. Kalau dilihat ke dalam kamarnya, seorang gay pasti memiliki aneka face-cream yang berfungsi untuk meremajakan kulit baik yang bermerek dan mahal harganya ataupun yang tidak jelas labelnya dan harganya 5 kali lipat lebih murah. Dalam hal pakaian, seorang gay sangat anti mengenakan setelah kemeja dan celana bahan. Pakaian seperti ini diyakini hanya akan dipakai oleh laki-laki yang berusia 30 tahun ke atas. Karenanya, dalam lemarinya, seorang gay mengoleksi t-shirt aneka warna, bentuk, dan gambar-sablonan agar ia terlihat muda. Kemeja-kemeja ini akan ia padukan dengan jeans aneka bentuk dan warna.

Jadi, terjemahan statement pembuka artikel ini adalah bahwa ketika seorang gay berusia 26 tahun, maka ia akan menyembunyikan 1 tahun usia sebenenarnya ketika berkenalan. Ketika seorang gay berusia 27 tahun, maka ia akan menyembunyikan 2 tahun usia sebenenarnya ketika berkenalan. Ketika seorang gay berusia 28 tahun, maka ia akan menyembunyikan 3 tahun usia sebenenarnya ketika berkenalan. Dan demikian seterusnya sehingga selamanya ia akan berkata, "Umurku 25 tahun." kepada kenalannya.

Well, anything to keep you fabulous...

Monday, November 23, 2009

ENAM KESALAHAN SAAT KENCAN SATU MALAM

Gay mana yang tidak pernah melakukan kencan satu malam atau biasa disebut ONS (one nite stand/sex). Kalau mau jujur, malah mungkin bisa dibilang sebagaian besar kehidupan seks kaum homoseksual diwarnai ONS. Well, siapa yang bisa menyalahkan seseorang yang berusaha menikmati hidupnya (baca: memuaskan hasrat seksualnya) tanpa harus diribetkan oleh tetek bengek komitmen dan tanggung jawab? Apakah dengan demikian, secara otomatis kehidupan seksual para gay (dengan ONS-nya) senantiasa indah tanpa masalah? Ternyata tidak.

Rutinitas ONS kadang bisa juga menyebalkan dan tidak jarang membuat marah. Bagaimana tidak, ritual ONS yang seharusnya dibuat simpel, oleh sebagaian gay dibuat ribet. Beberapa hal yang tidak seharusnya dilakukan atau dikatakan saat ONS, entah sengaja atau tidak, dilakukan sehingga hal tersebut merusak keindahan ONS. Paling tidak, ada enam hal menyebalkan yang dapat merusak mood saat ONS, yaitu...

Pertama, tidak terlebih dahulu diawali dengan saling tukar foto. Ini sangat penting untuk menghindari kekecewaan keduabelah pihak menakalah teman kencan tidak sesuai dengan selera. Ketika hal ini terjadi, sebagian gay pengecut memilih diam-diam kabur meninggalkan teman kencannya. Sungguh sebuah perbuatan tidak tepuji. Kalau memang tidak selera, alangkah lebih baiknya kita mencari alasan untuk tidak melanjutkan kencan. Entah dengan menyuruh teman menelpon mengabarkan seolah-olah ada hal penting yang harus dilakukan atau berpura-pura di rumah ada saudara yang sedang berkunjung. Terdengar murahan memang tapi hal ini lebih baik daripada bertingak pengecut seperti tersebut di atas.

Kedua, basa-basi yang tidak perlu atau bahkan obrolan showing-up membosankan. Memang, basa-basi diperlukan tapi hal itu hendaknya tidak menghabiskan durasi yang lebih lama dibandingkan inti pertemuan tersebut yaitu seks. Sebagaian gay mengisi ritual basa-basi ini dengan mengisahkan kelebihan di dirinya seperti memamerkan kampus favorit tempanya kuliah, orang tua yang melimpahinya dengan uang saku berlebih, serta pacar tampan dan setianya yang toh ia sendiri tidak bisa berlaku setia kepadanya. Well, ini juga tidak diperlukan mengingat ini tidak terdengar seperti kita akan menikah atau semacamnya.

Ketiga, mengajak hang-out dengan teman-temannya. Ketika berkunjung ke tempat partner ONS, kadang kita menjumpai teman-teman partner ONS sedang berada di sana. Sekadar diperkenalkan dan basa-basi singkat tentu tidak akan menjadi masalah. Namun ketika mereka tidak kunjung enyah dan malah berlama-lama di sana, tentu ini akan menjadi masalah. Apalagi masalahnya kalau tidak ada kesempatan berdua untuk segera melakukan seks. Bagi gay yang gemar sex-party, hal ini bisa dimanfaatkan untuk memuaskan birahi dengan beberapa pria sekaligus. Namun bagi gay yang menabukan hal tersebut, segeralah minta kejelasan mengenai kapan teman-teman tersebut pulang dan kapan waktu melakukan seksnya.

Keempat, pemutaran blue-film. Memang, ini tidak menjadi masalah bagi sebagian gay. Namun demikian, sebagian gay yang lain memiliki aturan tegas mengenai hal ini. Mereka tidak mau seks diawali dengan ritual menonton film porno karena secara tidak langsung hal tersebut mengatakan bahwa ia kurang bisa membangkitkan gairah si partner ONS. "Bagaimana kita tidak kesal, ia terangsang dengan para pemain film porno tersebut dan kita hanya dijadilan semacam pelampiasan terakhir saja. Sementara penisnya keluar-masuk di lubang anus kita, matanya tertuju dan membayangkan melakukan seks dengan para pemain bokep itu. It's disgusting!"

Kelima, menganggap benar perkataan cinta dan sayang yang diucapkan pasangan kencan saat melakukan seks. Ya, perkataan sayang dan cinta yang dikatakan seorang lelaki yang sedang penetrasi ataupun ejakulasi, sekali-kali tidak bisa dijadikan landasan kebenaran atas perasaan orang yang bersangkutan. Ini tidak lebih dari sekadar pemanis suasana bercinta. Karenanya, kalau pernyataan cinta dan sayang yang diucapkan tersebut tidak serta merta membuat mereka jadian.

Dan keenam, marah dan sewot manakah di kemudian hari sang teman kencan lupa nama kita karena tidak ia save di phone-booknya. Kalau hal ini terjadi, tidak usah diambil dalam hati. Cukup ingatkan dia dan tanyakan apakah masih mau kencan ulang. Ketika waktu dan kesempatan berdua matching, tidak ada salahnya mengatur janji bertemu. Kalau tidak, tinggal cari pasangan kencan yang lain. Mudah bukan?