Sunday, July 26, 2009

PUBLIC PROPERTIES

Public properties atau barang keperluan untuk masyarakat umum dapat berupa telepon, rambu lalu lintas, tempat sampah, bangku dan lampu taman kota, serta moda transportasi. Semua fasilitas tersebut memang disediakan oleh pemerintah untuk melayani keperluan umum. Siapa saja berhak memanfaatkan dengan gratis atau kalaupun harus mengeluarkan uang, masyarakat membayar dengan harga murah untuk untuk menikmati fasilitas tersebut. Ya, namanya juga fasilitas umum.

Dalam kehidupan seksual kaum gay, kita juga mengenal istilah "Public Properties", dalam bentuknya yang berbeda tentu saja. Setiap gay berhak mengaksesnya dengan mudah tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang. Bukan hanya itu, si empunya properti publik ini merasa bertanggung jawab atas kepuasan masyarakat (well, I mean gay) umum yang menggunakan pelayanannya. Karenanya, dia akan merasa senang apabila banyak orang memanfaatkan fasilitas yang ia sediakan. Lantas, apakah Gay's Public Properties tersebut?

Pernahkah kamu menemui seorang gay yang tidak canggung melakukan seks dengan siapa saja? Ritual chatting untuk mendapatkan kencan ia lakukan hampir tiap hari. Tidak ada kriteria khusus mengenai laki-laki yang bisa tidur dengannya, siapapun. Tidak heran sex-record-nya mencakup hampir semua laki-laki yang ada di kota domisilinya. Komitmennya dengan seorang pacar tidak menghalanginya untuk melakukan seks dengah banyak orang terlebih lagi ketika ia berstatus jomblo. Inilah kemudian yang dinamakan properti publik. Jika dia seorang bottom, maka kita akan menyebut bokongnya sebagai "Bokong Umum" dan jika ia seorang top, maka kita akan menyebut penisnya sebagai "Penis Umum".

Apakah ini pujian atau hinaan? Well, selalu ada dua sisi dalam sekeping mata uang. Gelar sebagai public properties bisa bermakna pujian untuk menunjukkan eksistensinya dalam pergaulan gay. Siapa sih yang tidak kenal gay X dengan jaringan seksya yang luas serta jam terbang seks yang yang sudah sangat tinggi. Ini akan membuatnya terlihat sebagai the living legend yang karenanya semua gay akan terobsesi untuk bisa menidurinya. Ingat, kemahiran seks seseorang sangat tergantung dari pengalaman seks yang ia miliki. Semakin banyak ia melakukannya, maka akan semakin hebat dia dalam urusan seks. Gay mana yang tidak terobesi nge-seks dengan orang yang mumpuni dalam hal ini? Satu lagi, bila sang properti publik ini adalah seorang top dan memiliki ukuran penis ektra-large, bukankah sudah seharunya kalah lebih banyak gay yang bisa menikmati "Penis Umum" ini?

Namun demikian, gelar ini bisa juga bermaka hinaan manakala ia diterjemahkan sebagai lelaki murahan yang kerap begonta-ganti partner seks tanpa pilih-pilir orang. Adalah sah bergonta-ganti pasangan dalam dunia gay. Akan tetapi beberapa gay tidak bisa menerima kenyataan ada seorang gay yang melakukan seks dengan banyak orang. Terlebih ketika yang bersangkutan terikat komitmen dengan seseorang. Bukankah rumus dasar pacaran (tidak peduli ia homo ataupun hetero) adalah harus saling setia? Sudah selayaknya ketika pacaran, hati dan alat kelami seorang gay hanya menjadi milik pacarnya seorang, bukan?

Terlepas dari polemik tersebut, tidakkah konsep properti publik ini menarik? Ketika horny, kita cukup menelpon atau mengirim SMS sang "Bokong Umum" atau "Penis Umum" untuk mengatur janji melakukan seks dengannya. Tidak harus membayar ataupun terlibat dengan tetek bengek roman picisan. Just sex and that's all. Setelahnya, ketika bertemu di suatu tempat, kita bisa berpura-pura tidak saling kenal and that's ok. Siapa yang tidak mau?

Friday, July 24, 2009

BAD BOY

"If you want to be a good girl, get your self a bad boy.", demikian judul tembang era akhir 90-an yang dibawakan oleh boyband Backstreetboys. Well, dalam blog ini, kutipan tersebut akan menjadi, "If you want to be a good gay, get your self a bad boy." Dan inilah alasan mengapa penulis mengutip kalimat tersebut di atas...

Dalam tiga kali kencan buta, berturut-turut kamu mendapati teman kencan yang menyebalkan. Yang pertama memintamu antar jemput dia ke sana ke mari. Yang kedua alih-alih membuatmu horny, ketika membuka baju bau badannya teramat sangat menyengat. Dan yang ketiga hanya mau dipuaskan di ranjang tanpa ada itikad baik memuaskan balik. Dalam hati kamu pun berkata, "Apa yang telah aku lakukan sehingga layak mendapatkan perlakuan seperti ini?" Then you started to think that all gays on planet Earth are jerk and you are the only good gay left.

Dari tiga kali pengalaman menjalani hubungan serius, kamu kerap menjadi korban perselingkuhan. Mantan pacar yang pertama kedapatan selingkuh dengan teman yang kamu kenalkan padanya. Mantan pacar kedua posesifnya minta ampun sampai-sampai dia membatasi kamu bahkan untuk sekadar hang-out dengan teman-teman. Mantan pacar yang ketiga pelitnya minta ampun sehingga setiap jalan kamu yang harus keluar uang. Dalam hati, lagi-lagi kamu pun berkata, "Apa yang telah aku lakukan sehingga layak mendapatkan perlakuan seperti ini?" Then again, you started to think that all gays on planet Earth are jerk and you are the only good gay left.

Merasa menjadi gay paling baik sedunia, kamu pun kemudian menyalahkan semua bad boy yang pernah kamu temui. Bagaimana tidak? Mati-matian kamu berusaha menjadi partner-seks-semalam yang baik ataupun menjadi pacar-terbaik-sedunia namun semuanya seolah-olah tidak cukup. Toh pada kenyataannya, semua perjuanganmu hanya akan berakhir pada teman kencan yang menyebalkan ataupun pacar idiot yang tidak tahu apa yang telah ia lewatkan.

Kemudian kamu pun mulai berpikir, "Is it time for me to play dirty?" Kalau selama ini kamu dimanfaatkan (dari segi materi) oleh teman-kencan-semalam-mu, sudah saatnya kamu melakukan hal serupa. Kalau selama ini kamu yang kerap ditinggalkan dalam kencan buta, sudah saatnya melakukan hal yang sama. Dan Kalau selama ini kamu yang selalu menjadi korban perselingkuhan, well sepertinya sudah waktunya pula kamu menjadi aktor utama dalam perselingkuhan. Ya, sesekali mungkin kamu harus melakukannya.

PS: Satu-satunya hal yang membuatmu terlihat sebagai a good gay adalah karena kamu berada di sekeliling bad gay. Keadaan bisa berbalik tergatung jenis gay yang berada di sekelilingmu. Jadi, masih pentinghkah yang mana yang baik dan benar? Absolutelly not.

Wednesday, July 22, 2009

WHERE'S THE LOVE?

Satu hal yang memantapkan keputusan seorang gay untuk mengakhiri hubungan adalah harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi. Ya, cepat atau lambat, sang pengganti akan segera datang dengan membawa kesegaran cinta yang lebih dari lelaki sebelumnya. Mungkin butuh waktu sebulan, mungkin juga dua bulan. Namun apa yang terjadi kemudian ketika menginjak bulan ke sepuluh lelaki pengganti tidak juga kunjung tiba? Masihkah dia percaya akan cinta?

Tentu saja, dalam rentang waktu tersebut, bermacam lelaki datang dan pergi. Ada yang datang hanya sekadar bersenang-senang dan ada pula yang serius menyatakan perasaan. Dari yang serius menyatakan perasaan tersebut ada yang berbangga diri pernah memacari salah seorang artis sinetron, ada yang berpura-pura cinta sekadar untuk mendapatkan keuntungan semata, dan ada pula memaksakan diri mewujudkan romantisme sinetron belaka. Kalau sudah begini, wajar kirannya sang homo bertanya "Dimana cinta?"

Ya, dimanakah cinta berada? Ketika keberadaannya kerap tersamar birahi, bagaimanakah cara kita mengetahui kemurnian cinta yang datang dan pergi? Kalau kita tidak boleh menyerah mencari cinta, lantas berapa banyak lagi lelaki yang harus kita tiduri? Memang cinta meski diperjuangkan, tapi bagaimana kita tahu bahwa ia memang layak untuk untuk diperjuangkan?

Kalau sudah begini, kadang kita berpikir, "Benarkah keputusan mengakhiri hubungan dengan sang mantan yang telah kita ambil?" Ah...

Tuesday, July 21, 2009

BANDUNG GAY'S SPOT

Pertanyaan berikut kerap diajukan oleh teman dari luar kota (Bandung) kepada penulis. "Tempat nongkrong gay Bandung di mana sih?" Well, dengan bangga penulis menjawab dengan, "Setiap tempat nongkrong (baik cafe ataupun mall bahkan publik area seperti alun-alun atau area sekitar landmark kebanggaan kota) di bandung adalah tempat nongkrong gay." Tentu saja, jawaban tersebut direspon dengan curiga canda dan rasa tidak percaya. "Serius...", tegas sang penanya. "Beneran.", jawab penulis tak kalah serius. Seperti ini analisanya.

Pertama. Bandung tidak hanya terkenal denga mojang-mojang cantiknya tapi juga jajaka-jajaka yang rupawan dan ini adalah modal awal terbentuknya komunitas gay di Bandung. Mungkin pada awalnya jajaka-jajaka tampan itu memang bukan gay. Akan tetapi tampilan rupawan yang menjadi daya tarik serta ingeraksi dengan kaum gay yang ada di sekitar mereka, cepat atau lambat akan membuat mereka menjadi gay. If you know what I mean... What? you really don't know what I mean? Jelasnya, mereka akan segera meletek dengan dipeletekin dengan beragam cara, metoda, serta alasan masing-masing.

Kedua. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Bandung menjadi salah satu kota tujuan, baik untuk belajar ataupun bekerja. Hal ini menjadikan arus pendatang sebagai satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dari dinamika kota. Para pendatang inilah yang kemudian merasa bebas menjadi diri sendiri lepas dari kungkungan kota asal mereka. Bagi pendatang gay, mereka akan lebih bebas mengekspresikan homoseksualitas yang mereka sembunyikan selama berada di kota asal. Mereka akan lebih bebas membentuk kominitas-komunitas pertemanan tanpa harus dibebani rasa takut diketahui anggota keluarga atau sanak saudara yang lainnya. Mudahknya akses teknologi seperti internet yang sudah menjadi fasilitas wajib kota besar semakin memeriahkan jaringan pertemanan ini.

Ketiga. Sirkulasi arus pendatang baik dengan tujuan belajar ataupun bekerja membuat stok lelaki di bandung tidak akan pernah habis dan selalu diperhabarui. Hal ini sangat terasa ketika tahun ajaran baru. Beberapa gay pendatang yang telah malang melintang di Bandung selama 5 tahun masa kuliah dan kemudian harus bekerja di luar Bandung, akan digantikan oleh junior-juniornya yang tidak sedikit datang ke Bandung untuk tujuan eksplorasi preferensi seksualnya di samping niat awal menimba ilmu. Well, sambil menyelam minum sp***a katanya.

Keempat. Bandung tidak menyediakan tempat-tempat khusus gay seperti Jakarta atau Surabaya. Dua kota tersebut dikenal berpopulasi gay paling banyak di Indonesia. Tidak heran kiranya kalau pengusaha melihat ceruk pasar tersebut dan menyediakan fasilitas hang-out gay seperti diskotik atau spa khusus gay. Bagaimana dengan Bandung? Kabar buruknya, ternyata populasi gay Bandung dipandang masih kurang di bandingkan dengan Jakarta ataupun Surabaya sehingga mereka tidak hendak menanamkan uang dalam bentuk bisnis khusus gay. Tahun 2008 lalu, di kalangan gay beredar kabar akan segera dibukanya diskotek khusus gay di Bandung. Namun hal tersebut tidak terbukti kebenarannya. Beberapa diskotik memang beberapa kali menyelenggarakan gay-nite tapi hal tersebut hanya bersifat sesekali saja. Kabar baiknya, gay Bandung kerap nongkrong di tempat yang tersebar tidak terfokus pada satu area saja.

Mall sebagai salah satu identitas kota besar menjadi sarang tongkrongan yang nyaman kaum gay. Di Bandung, kita bisa menyebutkan Bandung Indah Plaza, Cihampelas Walk, serta Paris van Java sebagai mall dengan populasi gay paling banyak. Setiap akhir pekan, kita dapat menjumpai segerombolan lelaki-tak-biasa asik bercengkerama di cafe mall-mall tersebut. Alun-alun Bandung serta lapangan Gasibu adalah dua sampel public-spaces yang kerang dijadikan tempat nongkrong gay. Beberapa penjual asongan di kedua daerah tersebut bahkan telah mahfum bahwa setiap malam minggu tempat tersebut akan banyak dikunjungi lelaki penyuka lelaki. Ketika Anda chatting maka akan Anda menemui banyak sekali gay yang tinggal di daerah Dago, Setiabudi, Dipatiukur, Pajajaran, serta Buah Batu. Kelima daerah tersebut terkenal dengan daerah kos-kosan yang dekat dengan beberapa universitas ternama Kota Kembang. Ini belum termasuk wilayah wisata alam, kuliner, serta belanja yang memang menjadi salah satu kegiatan favorit kaum gay. Di Bandung, ketiga jenis tempat wisata tersebut tersebar hampir di semua wilayah di Bandung.

Jadi, Anda masih tidak percaya bahwa setiap jengkal wilayah di Bandung adalah tempat nongkrong gay? Well, Anda harus datang ke Bandung dan membuktikannya sendiri.

Saturday, July 18, 2009

HOMOSAURUS

Pernahkah kamu mendapatkan teman kencan yang (sorry to say) sudah uzur? Meski ketika pertama berkenalan dia mengatakan umurnya 40 tahu, tapi kamu tahu pasti bahwa usia yang sebenanya lebih dari itu. Ok, uban di rambut kepalanya bisa ia tutupi dengan cat rambut atau semacamnya, tapi ketika kemudian dia menanggalkan seluruh pakaiannya, uban di bulu kelaminnya tidak bisa berbohong. Mungkin kelaminnya masih bisa tegak berdiri, namun ketika kau melihat gelambir lemak di daerah perutnya, buyar sudah impianmu bercinta dengan sosok lelaki dewasa yang dalam kepalamu tergambar seperti Bruice Willis atau Richard Gere.

Di salah satu mall di Bandung, penulis kerap melihat seorang gay lanjut usia yang masih kerap wara-wiri setiap malam minggu. Bersama teman-teman satu gank, penulis tidak habis pikir. Apa yang ia lakukan di sini? Tidakkah dia memiliki keluarga yang menantinya menghabiskan akhir pekan bersama? Apakah dia tidak merasa bahwa weekend di mall sudah tidak cocok lagi dengan usianya yang sudah di kepala lima? Sorry grandpa, but we can't help it.

Homosaurus. Mungkin itulah kata yang tepat untuk homo lanjut usia seperti mereka. Bagaimana tidak, melihat mereka tidak ubahnya seperti melihat sosok makhluk purba yang seharunya sudah tidak lagi ada di zaman ini. Di usianya seperti sekarang ini, seharunya mereka bertobat dan meninggalkan dunia gay. Selain itu, mereka juga telah memiliki keluarga (istri dan anak dan mungkin pula cucu dan cicit) yang sudah seharusnya membuat mereka malu kalau masih tetap berperilaku homo. C'mon now it's time to back off and let the next generation (the fresh one, of course) take control. Ya, terimalah kenyataan bahwa sekarang sudah saatnya kalian punah.

Ngomong-ngomong tentang punah, sepertinya tidak hanya gay lanjut usia yang diharapkan tiada. Seperti kita ketahui, dunia homo juga banyak dihuni oleh pecundang konyol yang tidak becus menjalani hidup mereka sebagai gay. Misalnya saja mereka yang tidak atau belum siap dengan resiko komitmen yang mengharuskannya setia pada satu pasangan. Kalau masih berkeinginan nge-seks ke sana ke mari, sebaiknya Anda tidak menyatakan cinta pada seorang laki-laki. Sekadar TTM-an akan sangat baik bagi Anda.

Ada juga munafik yang paranoid tak beralasan. Seolah menjadi pusat perhatian dunia, dia berusaha mati-matian menjadi lelaki sempurna yang tanpa disadarinya hal tersebut terliha konyol. "Hey, you are a man even though you are a gay." Dalam kelompok ini, ada lelaki yang mengaku dirinya sebagai biseksual. "Ah, ketika kau menikmati seks dengan lelaki, sudahlah akui saja kalau kau adalah gay." Dan entah jenis lelaki hipokrit apa lagi yang akan bergabung dengan kelompok ini.

Ya, mereka semua adalah homosaurus yang sudah seharunya punah. Sudah selayaknya tahun 2009 ini diisi oleh para gay fabulous yang mengetahui dengan pasti apa dan siapa dirinya yang sebenarnya. Gay yang tidak takut lagi dengan pandangan miring orang. Gay yang bisa berprestasi melalui profesi masing-masing dan karenanya dapat memberikan pendapat pembanding atas tudungan miring atas kaum gay selama ini. You go, gays!

Wednesday, July 15, 2009

UFO: UNIDENTIFIED FUCKING OBJECT

Sudah dari sononya bahwa seorang gay ingin selalu tampil dan eksis. Meski dalam kehidupan "normal" beberapa gay kerap jaim setengah mati, namun dalam pergaulan sesama gay, mereka teteuup... ingin dikenal. Sebagaian gay menunjukkan esistensinya dengan sering on-line di chat-room. Sebagian lagi kerap hadir di pertemuan atau party bertema gay demi memperluas network-nya. Sementara sebagian yang lain lagi sering nongkrong di mall, cafe, atau spot gaul lainnya dengan tampilan atau dandanan atraktif sehingga menjadi pusat perhatian.

Adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi seorang gay ketika ia menjadi bahan perbincangan (yang baik, tentu saja) di antara komunitas gay. "Kamu kenal Rio? Kemaren aku ngopi-ngopi sama dia." atau "Yup, bener banget. Emang Ijonk paling the best nge-dance-nya." atau "Gue nggak nyangka bisa main ke tempat Ale. Service yang ia berikan... Oh-my-God!". Mendengar perbincangan seperti itu, dijamin, gay yang bersangkutan bakal kegirangan. Dan tidak akan butuh waktu lama untuk kabar tersebut menyebar mengingat peraturan gays-tell-everything-to-his-friends.

Namun demikian, tidak semua gay bisa se-tampil dan se-eksis itu. Beberapa gay justru seolah hanya berperan sebagai penonton dalam drama kehidupan gay. Mereka tidak hanya tidak dikenal tapi juga kerap dijauhi dikarenakan berbagai alasan. Meski telah berusaha dengan keras untuk eksis, mereka tetap saja akan menjadi masuk dalam daftar "10 orang terakhir untuk diajak kencan". And that's the nightmare of all gays on planet Earth.

Satu hari, seorang gay masuk ke chat-room dan alangkah bergairahnya dia manakalah melihat daftar pengunjung chat-room tersebut berjibun. Dia membayangkan, berapa banyak laki-laki yang akan ia dapatkan (dan akan ia tiduri, tentu saja) malam ini. Namun setelah satu jam lebih chatting, toh tak seorang gay pun mengiyakan ketika diajak ketemuan. "Well, kalau satu jam pertama belum beruntung, satu jam berikutnya pasti lebih beruntung.", hiburnya dalam hati. Dan ketika memasuki jam ketiga peruntungannya tidak juga berubah, dia pun menyerah dan keluar dari chat-room tersebut dengan perasaan layaknya the invisible: no one notice him when he comes or even go.

Satu malam, seorang gay tengah horny sehingga ia pun mengirim SMS ajakan ML kepada beberapa gay yang pernah ia tiduri. Gay pertama tidak membalas. "Mungkin dia sedang sibuk.", hiburnya dalam hati. Gay kedua menjawab bahwa dirinya sedang berada di luar kota. "Minggu depan akan aku SMS lagi.", harapnya dalam hati. Gay ketiga membalas SMS dengan bertanya balik: Sorry, ini dengan siapa ya? "Damn! Dia tidak menyimpan nomor-ku.", umpatnya dalam hati dan pada saat itulah dia sadar bahwa ia tidak lebih dari unknonw-number yang muncul pada layar HP-nya.

Satu malam, seorang gay menghadiri kencan buta di sebuah cafe murahan dengan orang yang baru satu minggu yang lalu ia kenal via SMS yang direkomendasikan dari salah satu temannya. Ketika pertama bertemu dengan sang blind-date, semua berjalan lancar. Sang teman kencan dinilainya ramah dan enak diajak bicara. Meski beberapa kali perbincangan harus terpotong karena sang pasangan kencan buta membuka dan membalas SMS yang masuk ke HP-nya, ia masih berpikiran optimis bahwa kencan malam ini akan berakhir di tempat tidur. Ketika kemudan sang pasangan kencan buta mengangkat telpon dan berbicara dengan orang di seberang yang memintanya untuk segera pulang karena ada keperluan keluarga, pada saat itulah dia tersadar bahwa ia tidak diinginkan. Well, tak tik murahan emegency-call seperti itu pernah ia dapatkan dari teman-teman kencannya terdahulu dan ia pun berpikir sebegitu jeleknyakah diriku sehingga semua teman kencanku lebih baik berbohong untuk menghindariku dari pada mengatakan langsung alasannya tidak menyukai kehadiranku?

Satu sore, seorang gay pergi untuk window-shoping ke sebuah mall seorang diri karena semua temannya sibuk dengan acara masing-masing. Di salah satu gerai pakaian, ia bertemu dengan satu gank homo yang terdiri dari empat orang dan salah satu dari mereka pernah tidur dengannya. Ia yakin benar bahwa saat itu pandangna mata mereka betemu namun demikian sang partner-seks-semalam mengabaikannya. Memang dia tidak berharap tegur sapa akrab, tapi paling tidak bukankah ia berhak mendapatkan senyman ramah setelah semua yang pernah mereka lakukan? Ketika kemudian gank tersebut berlalu di depan hidungnya dengan gelak tawa seolah dunia milik mereka, sang homo pun tersadar bahwa dia bukan siapa-siapa.

Ya, dalam keadaan seperti tersebut di atas, seorang gay tidak lebih dari UFO (Unidentified Fucking Object. Makhluk asing dari luar angkasa yang terisolasi dari kehidupan manusia bumi. Too bad...

Saturday, July 11, 2009

DON'T ASK DON'T TELL

Apakah Anda mencurigai teman pria satu kantor yang kerap berpakaian serba ketat dan sangat menyukai warna pink sebagai seorang gay? Apakah Anda berpraduga bahwa saudara ipar pria adalah seorang gay mengingat cara duduknya yang bertumpang kaki dan memiliki perhatian berlebih terhadap keindahan kuku-kukunya? Apakah Anda sering bertanya dalam hati mengenai mengapa teman baik pria Anda tidak pernah menyebutkan pacar wanita dalam berbagai kesempatan mengobrol dengannya? Dan apakah Anda menyangka bahwa jati diri Anda sebagai seorang gay masih aman dan belum akan terbongkar sementara beberapa pria yang pernah Anda tiduri akrab dengan teman kantor Anda?

Well, kekhawatiran Anda seperti tersebut di atas sepertinya terlalu berlebihan mengingat salah satu peraturan gay internasional berbunyi "Don't ask, don't tell." Siapa Anda sebenarnya dan siapa dia sebenarnya akan menjadi rahasia berdua yang tidak perlu dipertanyakan. Tidak dibahasnya hal tersebut bukan karena akan membuat salah satu pihak tidak nyaman, tapi lebih pada empati dan toleransi.

Kalau beberapa orang berpendapat bahwa perempuan memiliki dua mulut yang karenanya mereka tidak akan pernah berhenti bergosip, well gay memiliki mulut lebih dari itu. Bayangkan apa yang bisa dilakukan orang dengan mulut lebih dari dua. Namun demikian, ketika berbicara mengenai pengungkapan jati diri, seorang gay akan berpegang teguh terhadap peraturan gay internasional tersebut di atas. Dia tidak akan meginterogasi seseorang yang ia curigai sebagai gay agar mengaku, pun tidak akan mebocorkan jati diri seorang gay kepada sembrangan orang.

Ini terbukti pada aman tersimpannya rahasia beberapa selebritis gay Indonesia. Ketika beberapa media infotaintmen masih menduga bahwa selebiritis X adalah seorang gay, maka beberapa gay yang pernah tidur dengan sang selebritis tersebut telah membuktikannya. Namun demikian, fakta otentik tersebut tidak akan mereka sebarluaskan kepada media. Well, kabar tersebut cukup dibagi dengan teman-temannya sesama gay yang akan mereka ceritakan juga pada beberapa teman gay yang ia temui (ingat, gay memiliki mulut lebih dari dua), dan jadilah berita tersebut sebagai rahasia umum gay. Namun demikian, rahasia umum tersebut hanya akan beredar di antara komunitas gay saja, tidak lebih.

Jadi, berhentilah menduga ataupun takut berlebihan akan terbongkarnya jati diri sebagai gay. Just being gay and fabulous (dengan lambaian tangan tertentu).

Friday, July 10, 2009

TOO DIRTY TO BE TRUE

Bokep atau film biru (yang homo, tentu saja) adalah salah satu must-have-item dalam kehidupan gay. Bagaimana tidak, di samping untuk memanjakan mata kita akan pretty-boy berwajah tampan, berbadan menggiurkan, dan berpenis menggairahkan, bokep juga memperkaya pengetahuan kita akan gerakan, teknik, maupun variasi bercinta. Lihatlah bagaimana mereka (pemain bokep) beraksi. Mulai dari gaya bercinta yang biasa-biasa saja sampai teknik bercinta yang di luar kebiasaan, semua mereka lakukan dengan piawai yang karenanya membuat kita terinspirasi.

Namun demikian, harus di sadari betul bahwa tidak semua yang mereka lakukan dalam film biru dapat kita aplikasikan dalam kehidupan seksual kita sehari-hari. Beberapa hal memang hanya terlihat bagus dalam film. Ketika kita mencoba mempraktikkannya, ada suara dalam kepala kita berkata, “God, I’m a total slut! What did I do?” Dan karenanya kita pun urung melanjutkannya. Ya, kita tidak harus memaksakan diri mewujudkan semua fantasi seks yang ada dalam dunia imaji kita, bukan?

Berikut beberapa hal yang kita dapat dari bokep gay yang well, let’s say too nasty to be true.

Out Door Sex
Katanya, seks di luar ruangan memberikan sensasi tersendiri. Hal tersebut akan menambah ketegangan (takut diketahui orang lain) saat melakukan seks. Beberapa gay memang berkarakter eksibisionis sehingga ia tidak terlalu mempermasalahkan manakala ada orang lain menyaksikannya melakukan seks. Namun perlu diingat bahwa kita tinggal di negara yang menempatkan seks sebagai aktivitas privat yang harus dilakukan secara tertutup. FYI; ketika pemain bokep itu melakukan shooting seks di luar ruangan, lokasi sekitar telah di setting sedemikian rupa sehingga orang lain (di luar crew) tidak akan mengetahui aktivitas tersebut.

Sex With Tools
Bosan dengan aktivitas seks yang itu-itu saja? Well, sekarang telah diciptakan alat bantu seks (baca: dildo lubang anus buatan) dalam berbagai bentuk dan variasi. Ada yang berbentuk replika penis dan ada pula bentuk-bentuk lain seperti (penulis tidak tahu nama persisnya, jadi sebut saja) “kerucut silindris” dan “rantai bulatan” dalam ragam warna yang meriah. Beberapa pemain bokep bahkan menggunakan dildo dalam ukuran extra-large yang dalam logika kita tidak akan dapat masuk ke dalam lubang anusnya akan tetapi dia berhasil melakukannya. Dan kita hanya bisa berkata “Wow!” melihatnya. Sebagian gay berpendapat, “Kalau ada yang original, mengapa harus pakai yang palsu?” Well, I know a friend who has a dildo and he called Pinky.

Kinky Sex
Para pemain bokep kerap mengenakan outfit serba kulit dengan desain tertentu yang memungkinkan daerah pantat dan penis tetap terlihat. Tidak cukup dengan itu, mereka kerap menyematkan cincin pada pangkal testis serta tindik ataupun tato menghiasi sekujur tubuh untuk menegaskan kesan sangar. Termasuk di dalam katagori kinky sex adalah orgy party dan sadomasochist. Mengenai orgy party, sebagaian gay telah memberikan permakluman bahkan secara berkala mereka mengadakannya. Mengenai sadomasochist, seksolog mengelompokkan hal ini dalam penyimpangan seksual. Well, if you are ok with being gay, there’s nothing to stop you for doing sadomasochist. “Dah kadung menyimpang.”, katanya.

Fisting
Fisting adalah sebuah aktivitas seks dengan memasukkan telapak, pergelangan, dan bahkan lengan tangan ke dalam lubang anus partner seks. Tentu saja hal ini dibantu dengan pemakaian cream tertentu untuk mengurangi rasa sakit serta melancarkan proses memasukkan lengan tersebut. Sebagian gay akan terpesona melihat hal tersebut, namun sebagiannya lagi merasa muak karena hal tersebut dirasa tidak manusiawi. Do not try that at home. All those stuff you see was played by professional actors.

Tuesday, July 07, 2009

SEX IS A GAME

Ketika sepasang lelaki dan perempuan melakukan seks, mungkin hal tersebut lebih dikarenakan untuk memenuhi hasrat birahi, titik. Hal berbeda terjadi ketika sepasang lelaki melakukan seks. Dalam aktivitas (seks) tersebut, mereka tidak hanya memenuhi hasrat birahi namun juga hasrat bersaing dalam sebuah permainan seks. Ya, sepasang lelaki yang melakukan seks akan berkompetisi mengenai siapa yang lebih besar ukuran alat kelaminnya, siapa yang menguasai lebih banyak tekhnik bercinta, serta siapa yang lebih tahan lama ereksi.

Ternyata tidak hanya para top yang bangga apabila ia memiliki ukuran penis lebih besar daripada partner seksnya (baca: bottom). Para bottom pun bangga memiliki ukuran alat kelamin yang lebih besar. Anda mungkin masih ingat ketika masa puber dulu, bersama teman sebaya, kerap mempertontonkan penis masing-masing dalam acara pipis bersama. Pada saat itu, selain Anda dan teman sebaya berkompetisi mengenai siapa yang bisa menyemburkan kencing paling jauh juga berloma penis siapa yang lebih besar. Tidak heran kalau jiwa kompetisi tersebut terbawa hingga dewasa. Faktanya, beberapa top lebih menyukai partner bottom yang memiliki ukuran alat kelamin lebih besar sehingga ketika ia memegangnya maka akan terasa mantap.

Dalam aktivitas seks hetero, laki-laki lebih menjadi penentu gaya bercinta yang akan dilakukan dibandingkan perempuan yang berperan pasif dan cenderung menerima apa saja gaya bercinta yang diinginkan partner seksnya. Apa yang terjadi kemudian ketika aktivitas seks tersebut dilakukan oleh dua orang laki-laki, sudah hampir dapat dipastikan; keduanya akan saling unjuk kabisa. Dalam aktivitas seks gay, kita tidak akan menemukan pembagian peran siapa yang bertugas menjadi partner aktif dan siapa yang bertugas menjadi partner pasif. Seorang top tidak akan diterjemahkan sebagai pihak yang aktif dan seorang bottom tidak selalu diartikan sebagai pihak yang pasif. Bisa saja seorang bottom lebih dominan dalam aktivitas seks dengan melancarkan jurus-jurus bercinta yang dikuasainya dan karenanya partner seksnya tidak akan tinggal diam dengan melancarkan jurus andalannya pula.

Dan ini adalah penentu siapa yang akan menjadi pemenang dalam permainan seks gay; durasi. Yang paling lama bertahan ereksi adalah yang akan keluar sebagai pemenang permainan seks dalam dunia homo. Karenanya, kalau dalam dunia hetero editansil (ejakulasi dini tanpa hasil) hanya akan membuhakan kekecewaan, maka dalam dunia homo hal tersebut juga akan menjadi cemoohan. Kejam memang, tapi memang begitulah adanya.

Mungkin ini adalah sifat alami laki-laki yang selalu ingin berkompetisi dalam segala hal. Ini adalah ego yang mengharuskan seorang laki-laki selalu menjadi yang terbaik. Well, what can I say. Boys will be boys, whether they're hetero or even homo.

Sunday, July 05, 2009

PARASIT

Sepertinya, sebagaian gay memang dilahirkan menyebalkan. Dari yang sebagian tersebut ada yang dilahirkan suka selingkuh, ada yang anti komitmen, ada yang suka merebut pacar temannya, ada yang mati-matian jaim tanpa alasan, dan ada pula yang parasit.

Mengenai yang terakhir disebut, ada gay yang rela dimanfaatkan meski dia tahu dan sadar dirinya dimanfaatkan (secara materi). Alasannya: cinta, meski terkadang hanya berbalas pemelorotan materi semata. "Biarlah aku yang keluar uang untuk memanjakannya asalkan dia cinta dan selalu ada bersamaku.", demikian katanya. Selama Anda bisa menyediakan materi untuk gay tipe parasit ini, tentu semua akan berjalan sesuai rencana. Pertanyaannya, apa yang akan terjadi ketika Anda sudah tidak memiliki materi untuk diberikan kepada sang parasit? Sudah dapat ditebak, ia akan segera berpindah ke pemberi materi lain yang lebih menjanjikan.

Ada pula gay yang tidak rela, bahkan anti parasit. "Ini bukan tentang sejumlah uang yang harus kita keluarkan. Ini tentang harga diri.", demikian alasannya. Menurut mereka, mengeluarkan materi untuk mendapatkan seks adalah sebuah aib. Bukankah masih banyak lelaki gay di luar sana yang bisa diajak nge-seks suka sama suka tanpa harus mengeluarkan uang? Gay parasit di mata mereka tidak lebih dari (sorry to say) lacur sok suci yang tidak mau disebut (again, sorry to say) pelacur. Bagaimana tidak, mereka mau diajak melakukan seks apabila diberi sejumlah materi.

Para anti parasit ini sudah cukup aware dengan perilaku gay parasit. Para gay parasit tentu saja tidak akan secara terang-terangan meminta sejumlah uang and that's the tricky part. Kita cukup mengetahui karakter parasit mereka melalui kiriman SMS yang berbunyi "Tidak ada pulsa, euy..." yang artinya dia ingin dikirimi pulsa. Atau seorang gay yang minta ketemuan di food-court atau bioskop sebuah mall tapi dia bilang sedang tidak punya uang. Apalagi harapannya kalau tidak ingin ditraktir. Ada lagi parasit yang berkeliaran di chat-room dan terang-terangan meminjam sejumlah uang dari teman chattingnya. Parasit yang satu ini rada desperate. Bagaimana tidak, lelaki bodoh mana yang mau meminjamkan uang pada orang yang baru dikenalnya? Tidak heran kemudian teman chatting tersebut hanya akan menjadikannya bulan-bulanan dengan menjanjikan akan meminjaminya uang via transfer rekening. Ketika sang parasit sudah sumringah, dia pun ditinggal off dari chat-room tanpa penjelasan.

Lantas, apa sebenarnya alasan seorang gay menjadi parasit? Tentu saja alasan utamanya adalah faktor ekonomi. Mungkin saja dia terlahir dari keluarga yang kurang berkecukupan secara ekonomi namun demikian ia mengidamkan hidup mudah (secara materi) tanpa harus bersusah payah. Kebiasaannya nonton sinetron ternyata berpengaruh besar pada mimpi Cinderala-nya. Ia tidak tahu (atau mungkin tidak mau tahu) kalau hidup ini tidak seindah sinetron. Di dunia yang tidak sempurna ini, untuk bisa hidup berkecukupan, maka kita harus bekerja.

Satu pertanyaan untuk untuk para gay parasit: Apakah kamu tidak malu hidup seperti itu?

P.S. Ya, tulisan ini memang terinspirasi dari lagu Gita Gutawa. Bagi para parasit, camkan lirik berikut. "pergi kau ke ujung dunia, dehidrasi di gurun sahara, hilang di segitiga bermuda. pergi kau ke luar angkasa, hipotermia di kutub utara, hilang di samudra antartika dan jangan kembali. Parasit! Kau memang parasit." Or should I say para-shit?

Thursday, July 02, 2009

GIRLS ARE TOYS

Kaum perempuan kerap mengumandangkan sloga "Boys are toys" untuk menunjukkan independesi mereka, lepas dari dominasi serta dikte kaum laki-laki. Mereka tidak butuh laki-laki untuk melengkapi hidup mereka atau tempat bersandar ketika menghadapi permasalahan hidup. Bagi mereka, lelaki tidak ubahnya mainan yang bisa digonta-ganti tanpa harus ditangisi ketika ia tersebut pergi. Well, kaum gay pun memiliki slogan serupa, "Girls are toys".

Yes, girls nothing but toys. Ini berkaca pada kaum homo yang memiliki pacar ataupun istri dengan berbagai alasan. Kalau pernikahan saja tidak bisa menghalangi seorang pria gay untuk melakukan seks dengan pria lain, apatah lagi mereka yang masih sebatas pacaran. Dengan berbagai alasan, pria berpacar ataupun beristri tersebut, kerap mencari kesempatan berhubungan dengan sesama pria. Kalau sudah begini, sebutan apalagi yang pantas bagi perempuan selain sekadar mainan.

Indikator lainnya adalah curhat kaum homo yang berpaacar atau beristri seorang perempuan. Mereka kerap mengeluhkan bahwa pacar atau istrinya terlalu menuntut, tergantung, serta mengekang. Hal ini berbeda dengan ketika dia menjalin hubungan dengan sesama pria yang lebih independen serta saling percaya. Well, what can I say. Gilrs are designed like that.

Lebih parah lagi adalah ketika seorang lelaki hanya menikahi seorang perempuan untuk memiliki keturunan. Ya, demi memenuhi kebutuhan keluarga akan generasi penerus atau untuk menyembunyikan jati dirinya sebagai homo, seorang pria gay pun kemudian memilih menikah tanpa cinta telebih ketertarikan seksual. Di mata lelaki seperti ini, seorang wanita tak ubahnya seperti mesin produksi keturunan.

How’s that? Guess we’re equal now. You said that we are toys and we told that you are toys too.

P.S. Atikel ini bukan bermaksud mendeskreditkan atau menihilkan arti seorang perempuan. Penulis tetap menghargai eksistensi perempuan serta peranannya. Bukankah penulis sendiri lahir dari rahim seroang perempuan?

Wednesday, July 01, 2009

HOT PAPA

Media Hollywood kerap merilis "Top Ten Hot Mamas" yang berisi daftar 10 orang selebritis wanita yang telah menikah dan memiliki anak namun secara fisik dan ketenaran mereka tidak kalah dengan pendatang baru yang masih segar dan single. Christina Aguilera, Angelina Jolie, Gwen Stefani, Heidi Klum, Halle Berry, Kate Hudson, Salma Hayek, Naomi Watts, Kate Beckinsale, dan Gwyneth Paltrow adalah sederatan nama yang kerap masuk dalam daftar tersebut. Well, siapa yang bisa membantah keseksian mereka kendati mereka telah memiliki anak sekalipun.

Ada semacam peraturan tidak tertulis dalam dunia entertaintment bahwa pernikahan, hamil, dan melahirkan dapat menurunkan popolaritas seorang artis (wanita tentu saja). Tidak heran, beberapa artis merahasiakan pernikahan mereka dengan alasan demi menjaga popularitas. Karenanya, beberapa selebritis wanita yang telah menikah-hamil-melahirkan dan ia masih terkenal, harus diacungi jempol mengingat sangat sedikit sekali artis yang dapat melakukan hal tersebut. Tentu saja, ini berkenaan dengan perubahan fisik yang mereka alami selama hamil dan melahirkan.

How about the Papas? Memang, seorang lelaki (terlebih selebritis) tidak akan berkurang keseksiannya baik sebelum atau pun sesudah menikah. Faktanya, beberapa lelaki akan terlihat lebih seksi setelah dia menikah dan memiliki anak. Mengapa? Well, seorang lelaki yang telah menikah dan memiliki anak dipandang sebagai sosok yang bertanggung jawab dan itu adalah salah satu indikasi keseksian di luar kondisi fisik. Coba perhatikan foto selebritis pria yang tengah menggendong putrinya di salah satu lengan kekarnya dan menuntun putranya di tangan yang lain. Ah, gay mana yang tidak meleleh melihatnya.

Berikut daftar "Top Ten Hot Papas" versi blog kesayangan Anda ini.

Viggo Mortensen
Kamu pasti terpukau dengan perannya sebagai Aragon dalam trilogi Lord of the Ring. Wajahnya yang ditumbuhi kumis dan cambang liar, kepiawaiannya menghalau lawan dengan pedagnya, kemahirannya mengendarai kuda, serta komitmennya dalam menjalankan tugas mengawal Frodo membuat setiap gay ingin menjadi putri tertawan dalam kastil yang kemudian akan diselamatkan oleh Sang Putra Arathon tersebut. Papa yang satu ini dikaruniai seorang anak bernama Henry Mortensen dari mantan istrinya yang bernama Exene Cervenka.

Daniel Craig
Semua gay pasti setuju kalau aktor yang satu ini dijuluki sebagai Hot Papa terlebih ketika dia memerankan tokoh agen flamboyan 007, James Bond. Ingat ketika dalam salah satu adegan film tersebut Craig muncul dari pantai dengan tubuh kekar yang basah dan boxer ketat yang rendah berjalan sambil mengusap rambut basahnya. Ah... Membayangkannya saja kita sudah horny. Papa Craig telah menikah dengan Fiona Loudon dan dikaruniai putri cantik bernama Ella.

Brad Pitt
Yang satu ini tidak harus banyak penjelasan mengenai mengapa ia masuk dalam daftar Hot Papas. Salah satu perannya yang paling penulis ingat adalah ketika dia memainkan peran pria brandal dalam fil The Fight Club. Dada bidang serta perut enam perseginya begitu menggoda ketika dia harus beradegan telanjang dada dan ber-baku hantam dengan lawan mainnya. Meski Papa Pitt tidak menikah dengan Angelina Jolie, ia mengadopsi tiga orang anak (Maddox Jolie-Pitt, Zahara Jolie-Pitt, dan Pax Thien Jolie-Pitt
Kandung) serta memiliki tiga lagi anak kandung (Shiloh Nouvel Jolie-Pitt, Knox Léon Jolie-Pitt, dan Vivienne Marcheline Jolie-Pitt).

Tom Cruise
Ya, agen rahasia dalam film Mission Impossible ini memang layak disebut sebagai Hot Papa. Perannya dalam film tersebut sebeagai tokoh yang pantang menyerah mengungkap kejahatan meski telah dikhianati partner sendiri, serta peran-perannya yang lain sebagai tokoh protagonis membuat kita menyerahkan apa saja (penulis ulang, apa saja!) demi bisa bertemu dengannya. Siapa yang bisa menghindar dari rahang kekar serta sorotan tajam mata elang itu? Papa Cruise menikah dengan Katie Holmes dan dikarunia putri yang diberi nama Suri.

Jon Bon Jovi
Apa yang lebih seksi dari seorang pria tampan bersuara merdu dan kerap mendendangkan lagu-lagu rayuan yang menghanyutkan? Papa Jon adalah salah satu dari pria tersebut. Pria yang dijuluki rocker yang sayang istri ini telah menikah dengan Dorothea Rose dan dikarunia empat orang anak bernama Hurley Stephanie Rose, Jesse James Louis, Jacob Hurley, dan Romeo Jon. Yes Papa, sing me a song...

Keanu Reeves
Pemeran karakter penyelamat yang cool dalam trilogi Matrix ini akan selalu memukau kaum dalam setiap film yang dibintanginya. Bagaimana tidak, pembawaannya yang kalem sepertinya merupakan sebuah magnet tersendiri untuk menarik perhatian penggemarnya, baik yang hetero maupun homo. Papa Reeves memang belum menikah namun ia telah memiliki seorang putri bernama Ava Archer Syme-Reeves dari pacarnya, Jennifer Syme.

Russel Crowe
Pemeran Maximus Decimus Meridius dalam film Gladiator ini selain layak diganjar penghargaan Best Actor dalam Academy Award, juga teramat sangat layak disebut sebagai Hot Papa. Jauhnya Crowe dari pemberitaan miring tentang rumah tangga dan keluarganya, membuatnya imej-nya sebagai pria bertanggung jawab terhadap keluarga tidak terbantahkan lagi. Papa Crowe menikah dengan penyanyi sekaligus aktris berkebangsaan Australia bernama Danielle Spencer dan dikaruniai dua jagoan Charles "Charlie" Spencer dan and Tennyson Spencer.

Cris Daughtry
Jebolan reality show American Idol ini memang terkesan cool dan pendiam. Namun demikian, keseksian suaranya yang berat khas rocker membuat kita tidak bisa membantah bahwa Papa Daughtry memang layak dijuluki Hot Papa. Papa Daughty memiliki dua orang anak bernama Hannah dan Griffin.

Ricky Martin
Di puncak Popularitasnya, Papa Martin kerap digosipkan sebagai penyuka sesama jenis. Benar dan tidaknya kabar tersebut masih dipertanyakan. Namun demikian, Papa Martin pernah membuat statemen resmi bahwa dia bukanlah penuka sesama jenis dan belum lama ini dia mengumumkan telah menjadi ayah dari kembar Matteo dan Valentino. Well Papa, stop talking and keep shaking.

Bono
Vokalis grup band U2 ini terkenal sebagai artis yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia kerap terlibat dalam acara amal dan konsern terhadap isu-isu kemanusiaan. Akse British-nya menambah poin seksi yang dimilikinya selain jiwa sosialnya tersebut di atas. Papa Bono menikah dengan Alison Hewson dan memiliki anak bernaman Jordan, Memphis Eve, Elijah Bob Patricius Guggi Q, serta John Abraham.

Bagaimana dengan selebritis pria Indonesia. Well, penulis akan memasukkan Adjie Massaid, Adji Pangestu, Dwi Sasono, Tio Pakusadewo, Cok Simbara, Ariel Peterpan, Tora Sudiro, Pasha Ungu, Rizky The Titans, dan Ferry Maryadi dalam daftar Top Ten The Hot Papas. Setuju?