Wednesday, December 31, 2008

DIDO AWARD

Apa yang dilakukan seorang gay menjelang pergantian tahun? Menentukan venus perayaan malam tahun baru sama teman-teman satu gank? Mempersiapkan outfit untuk pesta malam tahun baru? Merenungi apa saja yang telah dilakukan selama setahun terakhir? Atau membuat daftar resolusi yang harus dicapai di tahun baru? Hhmm... Souds so retro, isn't it?

Sebagai seorang gay yang telah mengisi satu tahun penuh dengan petualangan mencari "the right man", ada hal menarik yang dapat kita lakukan yaitu membuat daftar penerima award (yang bisa kita namai dengan nama kita sendiri) dari sejumlah laki-laki yang telah hilir mudik dalam kehidupan seks kita selama satu tahun ini. Seperti layaknya penganugerahan award-award yang lain, kita bisa mengelompokkan penerimanya dalam beberapa katagori. Berikut contohnya.

Best Kiss
Nominasinya adalah mereka yang mencium, benar-benar mencium. Ciuman di sini diartikan sebagai bukan hanya pertempelan dua bibir, tapi juga menyertakan pertautan dua bibir plus sedikit permainan antar liadah. Ini adalah sebuah perlambang bahwa kita menyukai teman kencan kita. Semakin hot ciuman yang kita lakukan, maka semakin membaralah keinginan kita untuk menikmati (secara seksual) satu sama lain. Mengingat kita tidak mencium semua teman kencan kita dengan sedemikian hot, maka para nominasi untuk katagori ini dengann sendirinya dapat terseleksi dari skala ke-hot-an ciuman yang kita lakukan dengan beberapa teman kencan tertentu.

Best Fuck
Nominasinya adalah mereka yang memiliki teknik ML yang mumpuni serta berdurasi ML (maksudnya adalah penetrasi, foreplay tidak dihitung) lebih dari 15 menit. Ingat, begitu banyaknya variasi gaya ML yang ada sehingga penentuan siapa saja yang berhak dinominasikan sangat variatif tertantung pada kenyamanan Anda ketika melakukan seks dengan orang tersebut. Perlu di catat juga, semua orang memiliki gaya andalan masing-masing sehingga alangkah lebih baiknya kalau para nominator mewakili berbagai macam gaya yang ada.

Best Cuddle
Ini dapat kita katakan sebagai katagori yang sulit mengingat hanya sedikit sekali teman-kencan-satu-malam yang mau melakukan ini sebelum ataupun sesudah ML. Karena itu pulalah nominator untuk katagori ini bisa dibilang minim. Namun demikian, dalam rentang waktu satu tahun ini pasti ada teman kencan yang mau memeluk dan kita berkenan dipeluk olehnya. Masukkan orang tersebut dalam daftar nominasi katagori ini.

Best Mr. P
Ini adalah katagori yang paling seru dan paling fair. Bisa dibilang, katagori yang lain kental akan nuansa subjektivitas, sementara katagori yang satu ini tidak. Dari sekian teman kencan yang kita temui, dengan segera kita akan menominasikannya ke dalam katagori ini manakalah kita menemukan teman kencan dengan ukuran Mr. P minimal sama ataupun lebih besar dari yang kita miliki. Dan dengan segera kita dapat menyerahkan award kepada dia yang menurut pengalaman sex-record kita dinilai sebagai Mr. P terbesar tahun ini.

Best Boyfriend
Mengapa ini menjadi katagori tersendiri? Ini adalah salah satu cara agar penilaian katagori yang lain tidak baur. Kalau katagori ini dilebur dalam katagori yang lain, tentu saja pemenang semua katagori (tentu saja tidak termasuk katagori Best Annoying) adalah sang pacar. Bagi Anda yang dalam satu tahun ini menjalin komitmen dengan beberapa pria, maka katagori ini menjadi pertarungan yang mengasikkan karena kita menghitung-hitung siapa yang terbaik diantara mantan ataupun pacar-pacar tersebut. Bagi Anda yang hanya memiliki satu pacar sepanjang tahun ini, well pemenang untuk katagori ini dengan segera dapat kita ketahui.

Best Annoying
Kabar buruknya, tidak semua teman kencan yang kita temui adalah orang-orang yang menyenangkan. Dari sekian orang yang kita kencani kadang kita mendapati orang yang ribet ketika akan ketemuan, sok jual mahal, sok kecakepan, juga sok penting sendiri. Ada juga orang yang meninggalkan kita (tentu saja tanpa basa-basi A-B-C-D) di waktu dan tempat yang telah ditentukan karena kita dinilai tidak menarik di matanya. Tentu saja, pemenang katagori ini adalah dia yang kita nilai sebagai teman kencan yang paling menyebalkan.

Jangan lupa untuk menggelar acara imajiner yang meriah sebagai malam penganugerahan award tersebut lengkap dengan red carpet atau semacamnya. Ketika penyerahan award, beri kesempatan masing-masing penerima penghargaan untuk memberikan ucapan (pesan plus kesan) nya ketika menerima penghargaan dari kita tersebut. Jangan lupa untuk memberikan pesan kepada masing-masing pemenang untuk meningkatkan pencapaian yang diterima tahun ini untuk dikembangkan di tahun depan. Siapa tahu, tahun depan, mereka akan masuk lagi sebagai nominator. We'll see...

Saturday, December 27, 2008

5 JENIS LELAKI BERBAHAYA

Siapa yang lebih mengenal laki-laki selain laki-laki yang mencintai laki-laki? Ya, petualangan kita mencari "the right man" memberikan kita banyak sekali pelajaran tentang laki-laki. Kadang pelajaran yang kita terima dengan mudah kita ikuti,namun terkadang juga pelajaran-pelajaran tersebut mengajari kita dengan begitu kerasnya. Satu dari pelajaran pahit tentang laki-laki adalah mengenal jenis-jenis laki-laki berbahaya yang harus kita jauhi kalau tidak mau kita terluka karenanya. Apa saja jenis mereka? Let's check it out!

Pertama, jenis laki-laki yang memanggil kita dengan kata sayang sesaat setelah bertemu. Laki-laki seperti ini biasanya bertingkah sok perhatian (misal dengan ucapan selamat pagi, selamat makan, selamat tidur, dan selamat malam via sms). Kalau sudah begini, hati siapa yang tidak meleleh? Ketika kemudian kita tahu bahwa dia memperlakukan semua laki-laki yang dia temui sama persis seperti itu, maka lelehan hati itu pun berubah menjadi kepingan.
Suggestion: Segera katakan padanya untuk berhenti memanggil sayang. Katakan juga bahwa laki-laki terakhir yang memanggil kita sayang adalah laki-laki yang benar-benar memaksudkannya demikian sehingga dia mencintai dan menyayangi kita seperti yang dikatakannya dan kita pun demikian. Jadi, jangan lagi mengumbar kata sayang tersebut karena bisa mengaburkan arti kata tersebut seperti yang kita yakini selama ini.

Kedua, jenis laki-laki yang langsung menyatakan cinta pada saat pertama kali bertemu. Ketika kita bertanya mengapa begitu tiba-tiba, dia akan bilang ini adalah cinta pada pandangan pertama dan dia tidak ingin kehilangan momen untuk menyatakan perasaannya kepada kita. Well, cinta pada pandangan pertama mungkin ada tapi hanya di film dan novel. Di dunia nyata (apalagi dunia gay), konsep seperti itu sepertinya terlalu mengawang-awang. Bukankah cinta itu butuh proses. Yang kita rasakan pada pandangan pertama hanyalah rasa suka (bukan cinta) yang harus ditunjang lagi dengan berbagai hal untuk mengukuhkannya menjadi cinta yang sebenarnya.
Suggestion: Sampaikan ucapan terima kasih telah menyatakan perasaannya kepada kita. Namun demikian kita hanya bisa menjadi teman, bukan karena kata-katanya yang kita nilai terlalu mendadak tapi karena kita memang belum siap untuk terlibat cinta lagi setelah semua yang terjadi.

Ketiga, jenis laki-laki yang merasa nyaman bersama dengan kita namun tidak mau terikat komitmen dengan berbagai alasan. Kita akan berusaha semampu kita untuk memahami pendiriannya, toh cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Ketika kemudian satu hari kita mendengar kabar bahwa dia jadian dengan laki-laki lain, tidak ada yang dapat kita lakukan kecuali meng-under-estimate diri sendiri. Ternyata aku kurang tampan (atau semacamnya) di mata dia. Mengapa hal itu tidak dikatakannya langsung agar kita tidak terlalu larut dalam sebuah pengharapan bahwa suatu hari nanti kesabaran kita menunggu akan mengubah pendiriannya.
Suggestion: Putuskan semua hubungan dengan dia. Kalau perlu ganti nomor handphone agar dia tidak dapat lagi mengganggu kehidupan kita dengan muka memelas mengharap dapat berteman dengan kita. Jadikan dia masa lalu yang suatu hari akan kita kenang sebagai sesuatu yang lucu namun tidak untuk diulang kembali dalam bentuk persahabatan hopokrit yang hanya akan membuag sia-sia waktu dan tenaga kita untuk berusaha tegar di hadapannya.

Keempat, jenis laki-laki yang selalu menyatakan rindu ingin bertemu namun setelah bertemu tidak ada pembahasan mengenai pesan rindu yang ia sampaikan via sms. Ternyata, yang dia ridukan hanyalah seks dengan kita. It's ok selama kita juga menikmati seks tersebut. Hanya saja yang menjadi masalah adalah ketika ia bertingkah seolah-olah menginginkan kita sepenuhnya dan menjajaki kemungkinan untuk menjadilin hubungan dengan kita.
Suggestion: Katakan padanya bahwa kita bukan gay kemaren sore. Kita dapat membedakan mana laki-laki yang benar-benar menginginkan cinta, dan mana laki-laki yang menginginkan sekadar seks. Sekadar seks juga tidak buruk-buruk amat kok selama masing-masing memang menikmatinya. Tidak usahlah dicampur dengan bumbu-bumbu drama yang akan sangat mungkin dapat merusak keindahan seks satu malam tersebut.

Kelima, jenis laki-laki yang menjanjikan cinta-komitmen-kejujuran, namun demikian ia tidak bisa mewujudkannya dalam bentuk yang nyata. Ketika kita mati-matian berjuand demi cinta yang kita ikrarkan, di belakang dia menginjak-injak ikrar tersebut dengan bertingkah seolah-olah tidak sedang terikat dalam sebuah komitmen. Ketika kebusukannya terbongkar, maka pada saat itulah dia akan mati-matian berusaha meyakinkan kita bahwa semua adalah sebuah kekhilafan dan berjanji akan memperbaikinya kalau diberi kesempatan kedua.
Suggestion: Kita boleh memberikan sebanyak mungkin kesempatan dengan harapan dia dapat berubah, namun hal itu hanyalah akan menjadi sebuah kesia-siaan. Setelah kesempatan kesekian yang kita berikan dia tidak akan pernah berubah dan akan mengulangi perbuatan yang sama, lagi dan lagi. Jadi, tinggalkan dia dan berhentilah terlalu lama larut dalam drama percintaan yang hanya akan menyakiti hati kita lebih parah lagi.

Wednesday, December 24, 2008

IF I WERE A GIRL

Jika aku seorang perempuan dan memiliki pacar tampan, aku akan menjaganya dengan hati-hati. Kenapa? Aku tahu, sainganku bukan hanya sesama wanita tapi pria-pria (pria? well, setidaknya mereka terlihat demikian) di luar sana pasti juga banyak yang menginginkan pacarku. Aku tahu kerena setiap jalan di mall tatapan mereka begitu liar menginginkan pria yang aku gandeng dan menatapku dengan penuh kebencian atau paling tidak ke-sirik-an. Saat itulah aku akan makin mengeratkan genggaman tanganku karena sedetik saja dia terlepas, maka laki-laki yang haus laki-laki itu siap menerkam dan hal itu tidak akan aku biarkan.

Jika aku seorang perempuan, aku akan menaruh kecurigaan yang sanga besar manakalah pacarku asik ber-sms an dengan seorang pria yang diakui sebagai temannya. Aku tidak akan mudah percaya begitu saja, apalagi kalau laki-laki di seberang sana kerap menelpon dan menanyakan pacarku sedang ada dimana, sama siapa, dan berbuat apa. Kalau sudah begini aku akan bertindak, melabrak laki-laki tak dikenal tersebut. Aku akan bilang, "Aku adalah pacarnya Adjie. Kamu siapa dan ada urusan apa sama pacarku?"

Jika aku seorang perempuan, ketika pacarku semakin sering minta izin ke sana ke mari tanpa kehadiranku, aku akan diam-diam membuntuti kemana dia pergi. Dan ketika aku mendapati pacarku hang-out dengan sekumpulan pria yang berperilaku aneh (entah bagaimana aku mendefinisikan mereka karena mereka terlihat kekar dan memiliki dada bidang tapi duduk tumpang kaki dan kerap menumpukan dagi di telapak tangan sambil sesekali menggeleng dengan gaya tertentu yang terlihat sangat feminim) di mataku, aku akan menginterogasinya. "Siapa mereka? Mengapa kamu berteman dengan mereka? Apakah kamu juga salah satu dari mereka?"

Jika aku seorang perempuan, aku patut menaruh curiga ketika pacarku mengaku memiliki teman gay. "Jangan-jangan pacarku ternyata seorang gay?" Bukankah teman adalah cerminan diri siapa kita sebenarnya? Ketika kemudian dia membantah habis-habisan bahwa dia bukan seorang gay, mungkin aku akan mempercayainya tapi aku akan tetap waspada. Cepat atau lambat, kalau dia memang benar-benar seorang gay, aku akan segera mengetahuinya.

Jika aku seorang perempuan dan diajak menikah dengan pacarku untuk meyakinkanku bahwa dia bukan gay, tentu aku akan senang mendengarnya. Tapi apakah hal tersebut akan membuat kecurigaanku berkurang? Tentu saja tidak. Sudah menjadi kodrat laki-laki, mereka akan melakukan sesuatu yang manis untuk menutupi kepahitan yang telah ia lakukan. Aku akan menerima lamarannya dan aku akan menambah kewaspadaanku. Aku akan lihat, di antara tamu laki-laki yang datang apakah ada yang menitikkan air mata berlebihan? Dan ketika aku mendapat laki-laki tersebut, aku akan mencari alamatnya di buku tamu.

Jika aku seorang perempuan, aku akan mendatangi laki-laki yang aku curigai memiliki hubungan khusus dengan suamiku. Dan ketika laki-laki tersebut mengakui hubungan spesialnya dengan suamiku, aku akan menyuruh suamiku memilih antara aku atau dia. Saat suamiku tidak tahu apa yang harus dia katakan dan hanya berucap lirih, "Aku tidak mungkin menceraikanmu dan juga tidak mungkin melenyapkan dirinya dari hatiku...", pada saat itulah aku akan mundur. Kalau dia tidak mungkin menceraikannya, maka aku akan sangat mungkin menggugat cerai.

Jika aku seorang perempuan, aku akan sangat tahu bahwa seorang gay akan selamanya menjadi gay. Mungkin dia terlahir bukan sebagai gay, tapi satu kali dia menceburkan diri dalam dunia tersebut, maka selamanya dia tidak akan dapat berubah oleh apapun atau siapapun. Ke depan, aku akan lebih teliti lagi membedakan mana laki-laki yang benar laki-laki dan mana laki-laki yang menyukai dan mencintai laki-laki dan menjadikan perempuan hanya sebagai alat penerus keturunan. Dan sepertinya hal itu adalah sesuatu yang sangat berat mengingat begitu banyaknya laki-laki yang memelototi mantan suamiku di mall.

PS: Inspired by Beyonce's song titled "If I Were A Boy"

Monday, December 22, 2008

FAIRY TALE

Ketika kecil dulu, kita sering di-dongengi tentang kisah putri cantik yang diselamatkan oleh pangeran tampan dari sanderaan nenek sihir jahat, atau kisah gadis cantik yang tanpa sengaja mencium kodok jelek yang tiba-tiba saja berubah menjadi pangeran tampan, atau kisah anak tiri teraniaya yang memberanikan diri datang ke sebuah pesta dan bertemu sang pangeran yang langsung jatuh hati kepadanya. Semua kisah tersebut berakhir bahagia, selamanya. Tak heran ketika kemudian kita tumbuh dewasa, kita berharap kisah bahagia tersebut terjadi dalam hidup kita. Well, siapa yang tidak ingin hidup bahagian?

Pertanyaan muncul ketika (tanpa sengaja dan diluar kendali ataupun kehendak, red.) kita tumbuh menjadi gay (sebuah status yang bagi kebanyakan orang adalah sebuah penyakit, dosa, bahkan penyimpangan), "Apakah kita juga layak mendapatkan kebahagiaan dongeng tersebut?" Sebuah pertanyaan simpel yang tidak mudah untuk dijawab, bukan?

Seorang teman pernah curhat mengenai mengapa sampai saat ini belum juga mendapatkan pekerjaan yang mapan dan tentu saja gaji yang cukup. Entah bagainaba awalnya, curhat tersebut berujung pada menyalahkan diri sendiri. Dia bilang, "Apakah hal ini karena dosa gue karena mejadi gay?" Kalau sudah seperti itu, apa yang dapat kita katakan selain bersabar dan berusaha lebih keras. Mengenai dosa gay, bukankah semua orang memiliki dosa dan Tuhan sepertinya masih mau memberikan kemurahannya pada pendosa-pendosa lain di dunia ini.

Dari curhatan tersebut di atas, penulis kemudian berpikir, "Apakah tidak mulusnya perjalanan cinta seorang gay adalah karena alasan yang sama yang dipikirkan teman tersebut?" "Apakah cinta ini sedemikian terlarang sehingga tidak ada alasan tumbuh dan mengakar?" "Dan, kalau cinta sudah tidak mengenal batasan usia, status sosial, dan suku bangsa, bukankah ia juga tidak harus memandang jenis kelamin?" Ah, kalau preferensi seksual yang menjadikan alasan kisah cinta gay tidak berakhir bahagia, alangkah tidak adilnya.

Bagaimanapun juga kita adalah manusia yang berhak hidup bahagia. Sebagai anggota kerluarga, seorang gay biasanya selalu menjadi anak manis yang pintar dan selalu patuh pada peraturan keluarga. Sebagai anggota masyarakat, seorang gay kerap berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang karenanya kita dihargai sebagai warga yang memiliki jiwa sosial. Sebagai warga negara, seorang gay selalu taat pada peraturan negara sehingga tidak ada rekam jejak kriminal dalam file pribadinya. Dengan berbagai macan perilaku baik tersebut, masihkah kita tidak layak bahagia?

Dalam urusan cinta, kita berusaha tidak kalah keras dengan kaum hetero untuk mendapatkan cinta sejati. Memang kita kerap bergonta-ganti pasangan kencan, namun hal itu tidak lebih hanya untuk menemukan pangeran pujaan yang tepat. Memang kita kerap memalsukan identitas pada kencan pertama, namun hal itu lebih situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan kita untuk terbuka begitu saja termasuk dalam hal informasi pribadi. Memang kita menjadikan seks sebagai masalah penting dalam sebuah hubungan, tapi hal tersebut tidak dapat menjadikan kita layak disebut sebagai binal, bukan? Nah, masihkah kita tidak berhak dicintai dan mencintai layaknya putri dan pangeran impiannya dalam negeri dongeng?

Mungkin dengan cara yang berbeda, sebenarnya dongeng tersebut benar-benar terjadi dalam hidup kita walau dengan sedikit modifikasi. Kalau dalam dongen seorang putri cantik hanya dapat menunggu diselamatkan oleh pangeran tampan, maka kita dapat menyelamatkan diri dan mencari berbagai cara untuk segera bertemu dengan pangeran tampan tersebut. Toh, kita sama-sama laki-laki bukan? Kalau dalam dongen, gadis cantik hanya sekali mencium seekor kodok sebelum akhirnya hewan tersebut berubah menjadi pangeran tampan, maka kita harus mencium lebih dari satu ekor kodok sebelum akhirny kita menemukan sang pangeran impian. Ya, dan saking banyaknya kadang kita tidak dapat membedakan mana kodok sungguhan dan pangeran yang dikutuk menjadi kodok. Kalau dalam dongen anak tiri hanya dapat datang ke pesta sampai tengah malam, well kita memiliki waktu lebih dari itu untuk menarik perhatian sang pangeran di suatu pesta. Kita tidak harus meninggalkan sebelah sepatu kita untuk menarik perhatian sang pengeran, cukup tinggalkan nomor handphone. Dan kita tidak akan pernah tahu...

Wednesday, December 17, 2008

I GOT CLASS, I GOT ASS

Kurang lebih, terjemahan judul di atas adalah "Bokong Berkelas". Tentu saja, di sini kita berbicara mengenai para bottom yang memiliki kualifikasi tertentu. Bukan hanya penampilan fisiknya yang ok tapi juga sejumlah keahlian yang dapat mereka lakukan dengan bokong tersebut. Caution: sengatan bibir mereka membuat Anda melayang, goyangan bokong mereka tak tertahankan, serta jurus-jurus yang dikeluarkan akan membuat Anda kewalahan.

Untuk mendapatkan Sang Bokong Berkelas ini, ada beberapa kriteria yang harus Anda penuhi. Pertama, aturan dasar berkecan dengan bottom jenis ini adalah be simple. Tidak usah bertanya tetek bengek yang tidak penting. Cukup ajukan jadwal (waktu dan tempat) bertemu dan kalau deal, tepati jadwal tersebut.

Kedua, ukuran Mr. P Anda minimal harus 16 cm, tidak boleh tidak. Bukan bermaksud meremehkan, ukuran Mr. P di bawah 16 cm hanya akan membuang waktu Sang Bokong Berkelas karena tidak akan dapat memuaskannya. Alih-alih terpuaskan, Sang Bokong Berkelas hanya akan memboroskan kondom, pelicin, dan waktu kencan dengan orang lain yang mungkin memiliki ukuran Mr. P yang lebih besar. Jadi, bagi Anda yang memiliki ukuran Mr. P di bawah 16 cm, sebaiknya Anda memiliki kelebihan lain yang dapat memuaskan Sang Bokong Berkelas.

Ketiga, Anda harus mampu bertahan selama paling tidak 30 menit. Ini demi memfasilitasi berbagai gaya yang akan dikeluarkan Sang Bokong Berkelas. Sekali kencan, Sang Bokong Berkelas paling tidak akan mengeluarkan 5 jurus andalan dan masing-masing jurus paling tidak membutuhkan waktu 5 menit. Anda patut malu kalau hanya baru sampai pada jurus kedua atau ketiga, Anda sudah 'meledak'. Ya, Anda harus malu karena sebenarnya kenikmatan yang Anda rasakan masih akan bertambah lagi dan lagi.

Jadi, persiapkan diri Anda kalau suatu saat bertemu dengan Sang Bokong Berkelas. Pastikan Anda sedang berada dalam stamina puncak sehingga dapat mengimbangi permainannya. Dan kita akan lihat, siapa yang "kalah" terlebuh dahulu.

Monday, December 15, 2008

TIDAK SEMUDAH KELIHATANNYA

Sebelum Anda menghina, mencela, bahkan mengintimidasi seorang gay karena preferensi seksualnya, ada baiknya Anda berempati. Bukan bermaksud menjadikan Anda setuju dengan pilihan menjadi gay atau membenarkan perilaku gay yang di mata Anda sudah kadung dicap buruk. Biarlah hal itu menjadi prerogatif Anda. Yang kami butuhkan adalah untuk berpola pikir lebih luas sehingga tersisa sedikit ruang untuk perbedaan, termasuk preferensi seksual.

Kalau Anda tahu, menjadi gay tidak semudah kelihatannya. Kadang seorang gay dipaksa becoming someone he does not. Berpura-pura menjadi laki-laki stereotype yang diinginkan mainstream tanpa mempertimbangkan apakah kami menginginkannya atau tidak. Di pagi hari, ingin rasanya kami membuka jendela dan berkata dengan lantang dan bangga, "Hello world, I'm gay!" Namun demikian, demi berbagai alasan, kami pun rela memandam keinginan tersebut dan menjalani hari sebagai laki-laki straight.

Kadang seorang gay harus mati-matian membunuh sisi feminim dalam dirinya dikarenakan berbagai hal. Perlu Anda tahu, dalam diri setiap gay ada jiwa wanita dan pria yang menempati satu raga. Suatu saat, sisi maskulin muncul dikarenakan masyarakat memang mengharuskannya. Tpai di sisi lain, jiwa feminim kami memerlukan media berekspresi. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kami ingin berdandan seperti wanita. Bukan! Media berekspresi yang kami maksud seperti melakukan kegiatan memasak, bertanam bunga, menata rumah, atau bergosip sebagaimana wanita melakukannya. Namun demikian, ada juga sebagian dari kami yang mengekspresikan jiwa wanita dalam dirinya dengan berpenampilan seperti wanita. Kami tidak membantahnya.

Kadang seorang gay memiliki secret admirer. Dalam komunikasinya dengan sang secret admirer, semua terasa indah. Melambunglah ia ke langit ketujuh mendengan sanjungan dan kata-kata gombal dari pengagum rahasianya. Apa yang terjadi ketika kemudian mereka bertemu, ternyata sang pengagum rahasia hanya menginginkan seks semata.

Kadang persahabatan sesama gay kerap diporakporandakan oleh intrik memperebutkan satu orang laki-laki. Bukan hanya para elit politik yang saling menyalip dan menjegal lawannya demi mendapatkan kepercayaan publik, gay pun kadang harus melakukan hal tersebut demi mendapatkan laki-laki pujaannya. Persahabatan mereka pun kemudian pecah sebelum akhirnya kembali seperti semula setelah masing-masing pihak menyadari kebodohannya.

Kadang seorang gay harus cermat mendeteksi niat tulus sekian laki-laki yang ingin menjalani komitmen serius. Memiliki pacar dalam dunia gay kadang lebih menjadi sumber pemasukan (uang, red), mengejar status (pria laku, red), serta permainan (selingkuh, red). Terkadang pula kita harus mengejar laki-laki yang tidak mencintai kita, namun di sisi lain kita juga sibuk lari dari kejaran orang yang tidak kita cintai. Melelahkan bukan? Namun demikian kami tetap akan mencari cinta sejati itu.

Kadang seorang gay harus mengakhiri hubungan percintaannya dengan pacar yang mencintai dan dicintainya selama 8 bulan hanya karena sang pacar ingin menikah dan menjalani kehidupan normal. Bukankah lebih menyakitkan harus berkata selamat tinggal kepada orang yang masih kita cintai daripada orang yang kita benci karena perselingkuhan atau semacamnya? Kalau sudah begini, kadang kamu berandai-andai menjadi seorang wanita, pasti hari ini juga kami sudah menikah dan memiliki anak dengan laki-laki yang kamu cintai.

Bagaimana? Masih menganggap menjadi gay adalah sesuatu yang mudah?

Thursday, December 11, 2008

BOTTOM & COMMITMENT

Pernah memperhatikan kebiasaan teman-teman dunia maya Anda dalam menggunakan nick di chat-room khusus gay? Kalau belum, perhatikan kebiasaan mereka yang satu ini. Ketika Anda menjumpai nick dengan embel-embel "seriusan", "cari bf", atau "siap komitmen", sudah hampir dapat dipastikan bahwa pengguna nick tersebut adalah seorang bottom. Atau kalau dalam sesi basa-basi chat ia ditanya sedang mencari apa dan jawabannya adalah mencari pacar, maka dapat dipastikan pula (tanpa Anda harus bertanya apakah dia top atau bottom) bahwa dia adalah seorang bottom.

Pertanyaannya, apakah hanya bottom yang menginginkan sebuah komitmen? Apakah sedemikian pentingnya arti sebuah komitmen di mata para bottom sampai-sampai ia secara terang-terangan mencantumkan label komitmen dalam nick yang dipakainya di chat-room? Dan tidakkah para top memiliki tujuan mencari pacar ketika ia masuk ke sebuah chat-room?

Komitmen adalah sebuah barang mahal dalam dunia gay. Ketika kebanyakan gay hanya menginginkan petualangan satu malam untuk memuaskan hasrat birahinya, sangat sedikit sekali gay yang mendambakan, mencari, dan memegang teguh sebuah komitmen. Banyak alasan mengapa komitmen menjadi sebuah barang langka dan salah satunya adalah besarnya godaan yang harus dihadapi kaum gay dalam mempertahankan komitmen yang ia bangung.

Hampir sebagaian besar alasan hancurnya komitmen antara dua pria gay yang menjalin hubungan percintaan adalah karena pengkhianatan salah satu pihak yang tidak dapat ditolelir pihak lain (pihak yang dikhianati). Saling balas berkhianat pun kadang kerap dilakukan demi membalas perselingkuhan ataupun memenuhi ego pribadi yang coba berkata lantang, "Gue juga 'laku', kok." Ketika kemudian ada dua pria gay yang menjalani komitmen dengan cara merelakan pasangannya berselingkuh (dengan tau tanpa sepengetahuannya) kita patut bertanya, komitmen seperti apa yang sedang mereka bangun?

Adalah bottom, pihak yang sering disebut-sebut sebagai pihak yang selalu mendahulukan perasaan, kejelasan hubungan, serta memimpikan sebuah hubungan harmonis dalam ikatan komitmen yang jika perlu diresmikan dalam sebuah ikatan pernikahan. Merupakan mimpi semua bottom untuk hidup bersama dengan orang yang dicintainya selama mungkin. Mengetahui bahwa ia dicintai dan diperhatikan adalah sebuah kedamaian tersendiri bagi para bottom. Tidak heran kalau kemudian mereka mengumbar pencarian komitmen tersebut pada nick di chat-room.

Adapun top, mereka terkadang menginginkan pula sebuah komitmen. Namun demikian, mereka tidak terlalu ekspresif dan kadang kerap susah sekali untuk mengakui keinginan tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat mereka sepertinya anti-komitmen. Bagaimana tidak? Seorang top lebih cenderung menikmati saja ketika suatu saat bertemu untuk kencan satu malam dengan seorang bottom. Kalau cocok hubungan bisa dilanjutkan ketahap selanjutnya, tapi kalau tidak ya sudah. Toh memang dari awalnya hanya berniat sekadar one-nite-stand.

Hal ini berbeda dengan seorang bottom yang kerap berdebar-debar menghadapi kencan buta-nya tersebut. Dalam setiap one-nite-stand, ada secuil harapan bahwa ini tidak hanya sekadar kencan satu malam. Terlepas dari sesuai dan tidaknya penampilan fisik teman kencannya, seorang bottom selalu berharap lebih dan memimpikan bahwa teman kencannya tersebut memberinya kesan romantis yang akan ia jadikan harapan untuk membangun sebuah komitmen. Kenyataannya, mimpi tersebut kerap hancur manakala sang teman kencan memang hanya datang untuk menikmati seks dangannya semata.

Apakah hal tersebut membuat seorang bottom patah semangat dalam mengejar sang pangeran impiannya? Tidak. Seorang bottom akan mencari dan terus mencari seorang top pujaan yang siap menjalankan komitmen dan memegang teguh komitmen tersebut berapapun harga yang harus ia bayar untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Ah...

Wednesday, December 10, 2008

A LESSON LEARNED FROM ARCHULETA

Terkejut dengan pernyataan dalam salah satu wawancara tentang pengakuan David Archuleta sang runner-up reality show American Idol 7? Tidak juga. Mukanya yang imut serta pembawaannya yang "kalem" (apa kira-kira istilah yang tepat untuk jaim didepan publik untuk menutupi ke-gay-an seseorang?)sedikit banyak telah memberikan clue tentang preferensi seksualnya. Bagi para gadis, menangis darahlah...

Banyak hal ia pertaruhkan demi mengakui jatidirinya sebagai gay. Ia mempertaruhkan popularitasnya yang sedang menanjak. Ia terancam ditinggalkan para fans setianya yang mulai melihat talentanya dalam ajang pencarian bakat American Idol. Namun demikian, hal itu tidak menghentikannya untuk berkata jujur mengenai preferensi seksualnya.

Ketika ditanya, apakah ia tidak takut kalau hal tersebut (ditinggalkan fans) benar-benar terjadi. Dengan seyum lebar yang senantiasa menghiasi wajah imutnya, Archuleta menjawab "Selama kita berperilaku baik dan tidak bertingkah macam-macam, aku tidak khawatir ditinggalkan penggemar. Toh aku adalah seorang penyanyi dan mereka menyukaiku karenga bakatku tersebut. Talenta menyanyi adalah satu hal dan preferensi seksual adalah hal lain yang tidak saling mempengaruhi."

Bravo! Two thumbs up for you Archie. Satu lagi alasan kita untuk tidak takut mengungkap jati diri sebenarnya. Ya, selama kita bertingkahlaku baik dan tidak berbuat sesuatu yang meresahkan masyarakat, mengapa kita harus tertutup dan mati-matian menyembunyika preferensi seksual kita? Bukankah preferensi seksual adalah sesuatu yang berada di luar kontrol kehendak kita? Mengapa kemudian kita dihakimi ketika kita secara jujur mengakui prefensi seksual tersebut?

Beruntunglah Phillip Daggett, laki-laki yang disebut sebagai pacar David Archuletta, mendapatkan pacar sedemikian cute, ramah, murah senyum, memiliki suara merdu, cerdas serta memiliki karier cemerlang di masa sekarang dan yang akan datang. Karir cemerlang di masa mendatang? Mengapa? Tentu saja karena semua gay di dunia akan mengidolakannya sebagai role model, tokoh yang tidak takut mengakui ke-gay-annya, no matter what.

THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE AND IN THE RIGHT TIME

Pernahkah Anda mendapatkan pernyataan perasaan (cinta) dari orang yang tidak terlalu menarik bagi Anda? Dengan berbagai cara, mulai dari yang halus (demi menjaga hubungan baik) sampai yang terkesan ketus, kita menyatakan ketidaktertarikan tersebut dan memilih berteman saja. Di sisi lain, Anda pasti pernah pula menyatakan rasa cinta (dalam berbagai bentuk, mulai yang tersamar sampai yang terang-terangan) namun tidak berbalas. Lebih menyakitkan lagi kalau usaha kita (meraih cinta sang pujaan tersebut) di-cuekin. Alih-alih berkata ya atau tidak, ia (entah dengan sengaja atau tidak) menggantung perasaan (suka) yang kita sampaikan.

Ya, kalau dalam dunia hetero kita mengumpamakan mencari pasangan bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami, maka dalam dunia homo kita akan mengumpamakan mencari pasangan bagaikan mencari jarum dalam gunungan jerami, bukan lagi sekadar tumpukan. Bagaimana tidak, berbagai cara telah kita lakukan, mulai dari menghadiri berbagai acara bertema gay yang kerap diadakan, chatting, sampai minta dicomblangin. Tapi tetap, the right man tidak juga menampakkan batang hidungnya.

Kalau sudah begini, terkadang kita akan berpikir ulang mengenai keputusan pisah dengan orang yang dulu mengisi lembaran romansa kisah cinta kita. "Apa tidak sebaiknya kembali saja?" Pertanyaan tersebut kerap muncul manakala kita dikecewakan oleh para kandidat the right man fof our future. Bahkan ketika alasan perpisahan tersebut dikarenakan si dia berselingkuh, kadang kita akan berfikir untuk memaafkannya dan menerimanya kembali. Sesuatu yang kita bersumpah tidak akan melakukannya yang karenanya akan menjatuhkan harga diri kita.

Kalau dalam dongeng, seorang putri hanya harus mencium satu ekor kodok sebelum kemudian sang kodok berubah menjadi pangeran yang akan menikahinya dan mereka hidup bahagia selamanya, maka pertanyaanya, harus berapa pangeran "kodok" yang harus kita cium untuk bertemu sang pangeran? Dari sekian puluh orang yang kita kencani, mengapa salah satu dari mereka belum juga menjelma menjadi pangeran? Bukankah yang kita butuhkan hanyalah seorang pangeran yang kita cintai dan balik mencintai kita dengan segenap kasih dan sayang, apakah kita meminta terlalu banyak?

Tuesday, December 02, 2008

SELAMAT HARI AIDS

Apa makna hari AIDS bagi Anda? Apakah hari ini adalah waktu untuk membagi-bagikan bunga simpati, menyematkan pita merah, membagi-bagikan brosur awarnes seputar penyakit yang mematikan ini atau membagi-bagikan kondom gratis? Kegiatan yang disebutkan terakhir sepertinya harus lebih kita perhatikan. Mengapa? Begini alasannya.

Setiap tanggal 1 Desember, dalam rangka memperingati hari IADS, di kota-kota besar akan kita temui prakarya berbentuk kondom dalam berbagai variasi. Ada yang menggantungkan ratusan kondom bekas pada sebuah pohon, membuat replika kondom terbesar, menyarungi pilar-pilar pembatas jalan degan bahan yang menyerupai kondom, sampai membagi-bagikan kondom gratis. Tentu saja, ini semua bertujuan untuk memberikan pendidikan bahwa kita dapat menghambat penularan HIV/AIDS dengan penggunaan kondom. Pertanyaannya, apakah ekspos kondom pada hari AIDS seperti tersebut di atas dinilai tidak berlebihan?

Penulis termasuk orang yang tidak setuju dengan pengumbaran atau ekspos kondom secara berlebihan. Alih-alih kita memiliki kesadaran bahwa kondom adalah sesuatu yang diperlukan dalam mencegah penyebaran viris HIV/AIDS dimana kita semua sudah cukup aware, penulis merasa jijik melihat replika kondom dalam ukuran raksasa atau penyarungan pilar-pilar pembatas jalan dengan menggunakan bahan dan bentuk serupa kondom. What's the point?

Sebut ini gila dan berlebihan tapi penulis memiliki sebuah kekhawatiran. Suatu saat, ketika kondom selalu diekspos habis-habisan dalam rangka memperingati hari AIDS, yang melekat pada benak masyarakat tentang peringatan tersebut adalah kodom. Bukan tidak mungkin, lambat laum masyarakat akan mempersepsikan tanggal 1 desember adalah sebagai hari kondom, bukan hari AIDS. Kalau sudah demikian, apa yang dapat kita perbuat? Jadi, hentikan semua bentuk ekspos kondom secara berlebihan. Kalau memang ingin berkreasi dalam bentuk prakarya, sebaiknya cari media lain selain kondom. Sebagai seniman, Anda tentu lebih tahu apa media lain tersebut bukan?

Tidak ada lain yang dimaksudkan penulis selain turut menyukseskan kampanya kewaspadaan HIV/AIDS. Hindari pengguaan jarum suntik secara bergantian, doing save sex, dan selalu setia pada pasangan Anda. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan, "Selamat Hari Kondom! Eits... Selamat Hari AIDS, maksudnya."

Monday, December 01, 2008

THE WAY GAYS GET DRESS

Sudah menjadi takdirnya bahwa seorang gay ingin selalu tampil menarik di semua kesempatan, kapanpun dan dimanapun. Apalagi kalau tujuannya bukan untuk mengarik perhatian laki lain? Karenanya, ketika hendak bepergian ke suatu acara (baik casual terlebih formal), ia akan habis-habisan mematut dirinya di depan kaca. Mulai dari pemilihan aroma parfume, tatanan rambut, pemilihan pakaian, serta mix and match aksesoris pendukung penampilan.

Al hasil, kita dapat menilai apakah seorang laki-laki gay atau bukan dari caranya berpenampilan. Beberapa hal seputar fashion yang terkenal "gay banget" adalah sebagai berikut.

Pertama, seorang gay cenderung memilih parfume dengan aroma menyengat. Ini bertujuan tentu saja untuk menarik perhatian laki-laki lain. Tidak tanggung, mereka rela rela membelanjakan uang ratusan ribu rupiah demi mendapatkan wewangian parfume yang menurut mereka dapat menarik perhatian laki-laki.

Kedua, seorang gay kerap menata rambutnya dengan berbagai gaya yang sedang in. Penggunaan jell atau semacamnya menjadi sebuah kewajiban demi kesempurnaan tatanan rambut yang ia inginkan. Tak heran, mereka kerap bolak-balik ke kamar kecil demi me-re-touch tatanan rambut tersebut.

Ketiga, seorang gay akan memilih mengenakan pakaian yang serba ketat atau paling tidak ngepas di badan. Apalagi mereka yang dikaruniai dan memelihara bentuk tubuhnya. Ajang pemer keindahan tubuh pun dimulai. Mulai dari t-shirt, kemeja, sampai celana sebaiknya menampilkan lekuk tubuh secara tegas.

Keempat, seorang gay akan menggunakan aksesoris secara wah. Mulai dari belt, scarf, topi, bahkan kalau perlu gelang. Untuk belt mereka memilih yang ukuran extravaganza, sementara topi atau scarf mereka pilih dalam warna yang nge-jreng. Sebagaian gay kadang memilih mengenakan gelang, cincin, atau kalung untuk turut meramaikan penampilan mereka.

Bagaimana dengan pemilihan warna. Warna pink atau warna muda lainnya tidak dapat dijadikan barometer untuk menentukan gay atau tidaknya seorang laki-laki mengingat seorang gay bisa saja mengenakan pakaian serba gelap demi menyesuaikan dengan acara dan suasana tempatnya berada.

Ada yang keberatan dengan pengungkapan ciri-ciri tersebut di atas? "Aku suka pake belt berukuran besar, tapi aku bukan gay kok." Well, kalau Anda mengaku straight namun berpenampilan seperti disebut di atas, sebaiknya Anda pertanyakan lagi ke-straigh-an Anda.