Thursday, July 31, 2008

SEBUAH PELAJARAN BERNAMA RYAN

Dunia gay dihebohkan oleh kasus yang dibuat oleh Very Idam Henyansyah alias Ryan. Dunia gay yang semula (dan sudah seharusnya) berada dalam atmosfir undercover, tiba-tiba saja mencuat menjadi bahan perbincangan karena Ryan dari Jombang yang notabene seorang gay menjagal 11 (atau mungkin juga lebih) orang. Dunia hetero pun mendelik sengit ke dunia homo. Mereka dengan gegabah berasumsi, "Lihat, hanya gay yang bisa melakukan pembunuhan kejam seperti itu." Salah satu pembawa acara talkswhow di TV swasta nasional kita bahkan berusaha menggiring opini pemirsa bahwa seorang gay berpotensi menjadi seorang psikopat hanya karena cemburu kekasihnya hendak direbut orang. Beberapa komunitas gay tidak tinggal diam. Mati-matian mereka berujar bahwa kasus Ryan tidak bisa men-generalisir tipikal gay pada umumnya. Ryan hanyalah oknum gay yang tega membunuh, bukan sampel yang mengisyaratkan bahwa semua gay adalah pembunuh.

Well, semua orang berhak mengeluarkan pendapat atas kasus Ryan yang memang tengah hangat diperbincangkan dua pekan terakhir ini. Dalam kaca mata yang lebih jernih, kita bisa mengambil beberapa pelajaran yang sangat pantas kita ambil dari kasus ini. Lepas dari tendensi dan sakwasangka, beberapa pelajarang yang dapat diambil tersebut antara lain:

Pertama. Men-generalisir semua gay adalah kriminal merupakan tuduhan yang teramat sangat tidak manusiawi. Semua orang, baik straight ataupun gay, berpotensi melakukan tindak kriminalitas. Namun demikian, dunia gay kerap diwarnai tindak kriminalitas adalah sebuah fakta yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Penipuan, pencurian HP ataupun laptop, serta pemerasan dengan imbalan sejumlah uang dalam sebuah pertemuan blind date kerap terjadi dalam dunia gay. Mengundang sembarang orang yang kita kenal dari dunia maya untuk kencan semalam beresiko mendatangkan kejahatan. Kita akan kesusahan melacak jati diri asli teman kencan kita mengingat kebanyakan gay akan memberikan identitas palsu ketika berbincang di dunia maya. Karenanya, ketika mereka melakukan tindak kriminal, kita tidak bisa berbuat banyak selain melakukan tindakan ekstra hati-hati pada kencan buta dengan teman kencan dari dunia maya selanjutnya. Pada kasus Ryan, dia adalah seorang gay yang memanfaatkan teman kencannya untuk mengambil keuntungan mengeruk harta benda korban-korbannya. Jelas, ada motif ekonomi dalam hal ini. Dan berbicara mengenai ekonomi, semua orang bisa melakukan kejahatan atas alasan yang satu ini, bukan?

Kedua. Kalau orang tua mengaku mengenal dengan persis siapa anaknya, well pertimbangkan lagi. Seorang anak, terlebih gay, memilih menyimpan rapih jati diri ke-gay-an-nya. Mereka tidak akan mau mengambil resiko merepotkan orang tuanya dengan membeberkan kecenderungan seksualitasnya. Biarlah, orang tua mengenal anaknya sebagai pria manis penurut yang tidak pernah membangkang orang tua apalagi berbuat hal-hal yang dapat meresahkan hati orang tuanya. Jadi, ketika orang tua Ryan (Ahmad Sadikut dan Siatun) mengatakan bahwa ia tidak paham dengan tindakan anaknya, hal itu tergolong wajar. Bukan hanya itu, dugaan keterlibatan kedua orang tua Ryan ini nampaknya merupakan sebuah tuduhan yang dinilai berlebihan.

Ketiga. Banyak hal yang dapat terjadi dalam rentang waktu SD, SMP, SMA, ataupun kuliah. Kalau kita mengenal seseorang terlihat biasa-biasa saja ketika SD ataupun SMP, bukan tidak mungkin dia bisa berubah menjadi gay. Ketika Paining (salah seorang teman SD Ryan) ditanya mengenai bagaimana Ryan sewaktu SD dan dia menjawab bahwa ia tidak menyangkan bahwa temannya tersebut adalah seorang gay, well things changing right?

Keempat. Ketika tetangga serta komentator tidak penting lain (termasuk diantaranya adalah para selebrity dan atau ustadz selebriti munafik yang dengan seenaknya berkomentar miring) berkata percuma saja Ryan menjadi guru ngaji, toh perbuatannya (baca: Ryan menjadi gay) bertolak belakang dengan ajaran agama. Ada yang terlupakan di sini. Mereka bukan Tuhan yang dapat mengadili baik dan benar perbuatan manusia. Jadi berhentilah bersikap seolah-olah Tuhan. Bukankah dalam pandangan Tuhan tidak akan luput kebaikan umatnya, sekecil apapun kebaikan tersebut?

Friday, July 18, 2008

5 HAL YANG KERAP DIKELUHKAN BOTTOM TERHADAP TOP

Seorang gay bisa mengeluh juga? Ya, ha! Gay juga manusia, bukan? Berkaitan dengan interaksi top-bottom dalam hal seks, para bottom memiliki beberapa keluhan yang kadang tidak mereka sampaikan kepada top. Mengapa? Ya, ini adalah hubungan kencan semalam sehingga tidak ada sedikitpun alasan untuk membahas perasaan, keinginan, serta pengertian. Apa saja keluhan mereka (para bottom) tesebut?

Pertama: kondom. Entah mengapa harus selalu bottom yang menyediakan kondom. Padahal kalau dipikir lebih lanjut, bukankah para top yang mengenakan alat yang satu itu ketika berhubungan seks? Ketika kita bertemu untuk kencan satu malam, sudah hampir dapat dipastikan seorang top tidak membawa kondom. Mereka selalu mengandalkan dan berasumsi bahwa benda yang satu ini sudah disediakan sang bottom. Bagaimana jika tidak dan berdua mereka saling cocok?

Kedua: pelicin. Sama halnya dengan kondom, para top kerap mengabaikan benda penting yang satu ini. Memang, pelicin ini sudah includ dalam kondom yang berpelumas. Namun demikian, para bottom memerlukan pelumas lebih untuk dapat menikmati seks anal secara maksimal.
Mereka (para top) kerap berpikir, worst come to worst, dia bisa menggunakan ludah sebagai pelicin. Eww...!

Ketiga: 'gurah vagina'. Para bottom memerlukan ritual yang satu ini. Mereka tidak mau kenikmatan seks yang didapat berujung pada menempelnya 'ampas' di batang penis setelah dicabut dari lubang anus. Memalukan dan tidak profesional, itu adalah kata yang tepat untuk situasi tersebut di atas. Nah, terkadang hal ini tidak disadari oleh top. Kadang mereka langsung tembak tanpa memberi kesempatan bottom untuk melakukan ritual bersih-bersih lubang anus. Atau ketika seorang bottom ingin memastikan bahwa acara akan berlanjut pada seks anal, hal ini dipersepsikan binal dalam otak sang top. Bukan. Sekali lagi, bukan. Ini tidak lebih dari memberikan kesempatan bagi botton untuk 'gurah vagina'.

Keempat: keluar di dalam. Para top cenderung menginginkan spermanya disemprotkan di perut atau di muka bottom. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memamerkan limpahan sperma yang mereka miliki. Selain itu, hal tersebut juga dapat memenuhi fantasinya seperti yang dilakukan para peman film bokep dalam film-film mereka. Ada kepuasan tersendiri bagi mereka. Sementara itu, bottom lebih menyukai partner seksnya mengeluarkan sperma di dalam lubang anusnya. Ini memberikan kesempatan baginya untuk menikmati setiap detik proses ejakulasi partner seksnya. Ini memberikan sebuah kebanggaan dan tersendiri merasakan denyut otot-oto penis, mendengarkan erangan, serta melihat ekspresi kenikmatan partner seksnya. Selain itu, bagi sebagain bottom profesional, hal ini dapat memungkinkannya memberikan kenikmatan tambahan berupa remasan otot dinding anus pada penis sang top. Boys, you missing so much!

Kelima: after play. Setelah selesari ritual ML, sebagaian besar top langsung bergegas membersihkan diri. Lebih buruk lagi, sebagian yang lain langsung pulang tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. It's suck! Bagi para top, berhentilah melakukan hal tersebut. Bottom butuh after play seperti ciman, pelukan, bahkan ucapan terima kasih yang sepertinya tidak mungkin diberikan para top setelah ML. Memang, seks yang barusan terjadi adalah ONS, namun tetap kalian para top tidak harus kehilangan tatakrama seperti tersebut di atas, bukan? May it sounds pathetic, but that's us. The pathetic you slept with.

Tuesday, July 15, 2008

DAYA TARIK GAY DI MATA WANITA

Beberapa teman (gay, tentu saja) pernah bercerita mengenai pengalamannya menjalin "hubungan" dengan seorang wanita. Teman pertama bercerita pernah mendapat surat cinta dari wanita penjaga warung tegal. Bukan hanya seorang, tapi tiga orang. Ketiganya (dalam waktu berbeda) menyelipkan surat cinta ke dalam katung plastuk pembungkus makanan yang ia beli. Ketiganya sama-sama menyatakan ketertarikannya dan menanyakan kemungkinan menjalin hubungan yang lebih serius. Apa tanggapan sang teman? Tidak ada. Alih-alih senang ditaksir seorang perempuan, dia malah ngacir tidak pernah lagi membeli makanan di warteg bersangkutan.

Teman kedua pernah dijodohkan oleh sang kakak dengan seorang perempuan. Berawal dari SMS dan telepon perkenalan, mereka pun akhirnya berkencang. Suatu saat, sang teman mendapatkan kesan tidak enak karena sang perempuan tidak pernah menghubunginya lagi setelah kencan makan malam. Bahkan untuk sekadar mengucapkan terima kasih telah ditraktir makan sekalipun tidak. Mungkin sang perempuan mencoba playing-hard-to-get. Namun hal itu malah membuat sang teman il-feel. Selang beberapa waktu kemudian, sang perempuan kembali menghubungi dan menanyakan kapan bisa berkencan lagi. Dia bilang senang dan sangat bahagia bisa bertemu dan berkenalan. Apa yang dilakukan oleh temanku tersebut? Dia menghindar.

Teman ketiga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan teman kerja sekantornya. Diantara mereka sudah tidak ada lagi rahasia satu sama lain. Kerap mereka bertandang ke rumah satu sama lain sehingga keluarga menyangka mereka memiliki hubungan serius dan kaarenanya mereka pun memberi restu. Suatu saat, sang teman mengungkap jatidirinya. Walaupun kaget, perempuan bisa memahami dan masih mau berteman dekat. Dalam berbagai kesempatan berdua, canda mengenai mereka yang bisa saja menikah kalau sang teman bukan seorang gay, kerap terlontar.

Teman keempat kerap memberikan perhatian kepada beberapa teman wanitanya di kampus. Mulai dari SMS, telepon, menemani di rumah sakit ketiak ia dirawat, membantu mengerjakan tugas kuliahnya, sampai jalam berdua di berbagai kesempatan. Awalnya, sang teman hanya ingin bersikap baik dengan melakukan semua hal tersebut di atas. Tapi ternyata hal tersebut diterjemahkan beda oleh wanita-wanita tersebut. Al hasil, ketiak wanita tersebut bercerita satu sama lain, kecewalah mereka. Mereka menganggap dirinya diduakan atau ditigakan. Cap playboy pun melekat di kening sang teman. Apa yang dilakukannya kemudian? Tidak peduli. Toh dia tidak merasa memberi harapan pada wanita manapun.

Teman kelima memiliki secret admirer (seorang wanita) selama empat tahun. Ketika kemudian sang wanita memberanikan diri make the first move dengan cara mendekati kakaknya, sang teman kemudian kalang kabut. Apa yang harus dia lakukan? Sama sekali dia tidak mengenal the secret admirer, apatah lagi memiliki ketertarikan kepadanya.

Pertanyaannya: Semenarik itukah laki-laki gay dalam pandangan seorang wanita? Ataukah sang wanita yang terlalu buta oleh rasa suka sehingga mereka tidak menyadari laki-laki pujaannya tidak menyukai wanita? No body knows. Namun demikian satu hal yang pasti adalah bahwa seorang gay tidak akan pernah melukai perasaan wanita. Mereka akan memperlakukan seorang wanita dengan sangat hormat. Mereka tidak pernah melecehkan wanita dengan menyuitinya di pinggir jalan apalagi colak-colek sembarangan. Ya, di mata pria gay, wanita adalah mahluk mulia yang harus dimuliakan. Dan mungkin hal itulah yang menjadi daya tarik pria gay dalam pandangan wanita. Mungkin, sekali lagi mungkian.

Friday, July 11, 2008

TOP 10 ANNOYING GAY

Menjadi gay adalah sebuah hidup yang penuh dengan tekanan. Tertekan karena harus menyembunyikan jati diri, tekanan karena mendapatkan cibiran bahkan cacian, serta berbagai tekanan akibat benturan dengan mainstream yang selalu mengatasnamakan nilai-nilai, norma, serta kepatutan. Tidak cukup sampai di situ, problematika kehidupan gay masih masih harus ditambah dengan kehadiran annoying gays. Ya, kita masih harus berurusan dengan para gay menyebalkan yang kadang - mau tidak mau - terlibat dalam kehidupan kita. Siapa saja mereka? Berikut hitung mundur daftar tersebut.

Ten: Teman kencan semalam yang bilang kita brengsek hanya karena tidak mau menanggapi keseriusannya untuk melakukan kencan lanjutan. Mati-matian dia menjelaskan bahwa dia sangat tertarik dengan kita dan berniat melanjutkan hubungan lebih serius. Kita sudah menolak dengan cara lembut ataupun kasar. Toh, dia kekeuh dan ketika kita bilang tidak usah bertemu lagi pada saat itulah dia marah-marah tanpa alasan. Ingat kontrak awalnya, bung! ONS.

Nine: Laki-laki yang kerap membikin kita horny melalui SMS, telepon, ataupun bertemu langsung tapi tidak menuntaskannya. Dia seolah berlagak jual mahal karena dia tahu kita sangat menginginkannya. What a jerk!

Eight: Pria yang menyakiti perasaan teman kita. Mulai dari mengecewakan perasaa, menggantung cinta, serta melorotin duit teman tersebut. Memang ini tidak ada urusannya langusng dengan kita. But still, these gay deserve to curse.

Seven: Teman yang curhat tentang permasalahan yang sama secara berulang-ulang dan secara berulang-ulang pula kita memberinya solusi tapi tidak ia patuhi. Halloo...?

Six: Orang yang suka pemer tentang kekayaan pacarnya. Dengan berapi-api dia cerita tentang mobil pacarnya, cerita tentang uang saku yang diberikan pacarnya, cerita tentang liburan di vila bersama pacarnya, dan cerita menyebalkan lainnya. Hey, itu semua punya pacarmu dan kau tidak punya apa-apa. Seharusnya kamu malu.

Five: Teman yang menyebarkan nomor HP kita pada sembarang orang tanpa permisi. Ketika kemudian kita konfirmasi, dia tidak ngaku. Dikiranya kita tidak menginterogasi orang yang menghubungi kita, mencari tahu dari mana dia mendapatkan nomor kita. Gay juga punya privasi, kaleee....!

Four: Sorang pria yang pura-pura straight tapi melotot ketika melihat pria berotot. Dia kerap memojokkan kita karena terlalu ngondek atau semacamnya. Sementara dia dengan ke-manly-an artifisialnya bertingkah seolah-olah dia lah laki-laki yang sesungguhnya. We'll see!

Three: Mantan pacar yang selalu berusaha mendapatkan kesempatan ke dua tapi toh dia tidak merubah kelakuan minusnya. Di depan kita dia merengek dan menangis minta kembali tapi pada saat yang bersamaan dia sedang menjalin hubungan dengan orang yang bahkan di bawah standar kita. Eew...!

Two: Orang yang kita campakkan karena tidak bisa dipercaya namun masih ingin tetap bersama atas nama persahabatan. Lebih buruk lagi ketika dia berusaha mencuri teman kita untuk dijadikan sekutunya. Hey, boy! Just get out!

One: Mantan pacar BF kita yang kerap mendramatisir masalah dan selalu melibatkan pacar kita di dalamnya. Satu saat dia merasa sangat tertekan bahkan ingin bunuh diri dan membutuhkan pacar kita ada disampingnya sebagai shoulder to cry on. Di saat yang lain dia cerita dengan sumringah (baca: pamer) mengenai kebahagiaannya kepada pacar kita. What's the point?

Thursday, July 10, 2008

WILL YOU MARRY HER?

Apa yang seharusnya dilakukan seorang gay ketika kerabat, kakak, atau bahkan orang tua menjodohkannya dengan seorang perempuan? Mampukah ia menolak (dengan seribu satu alasan) namun tetap menjaga perasaan keluarga serta sang calon istri? Haruskah dia menerima perjodohan tersebut dan akhirnya menikah dalam bayangan kebohongan? Lalu, akankah ia siap menjalani dan mempertahankan kehidupan artifisial keluarga hetero?

Secara simpel, kita bisa menanggapi perjodohan tersebut dengan senyuman dan berkata, "Aku bisa nyari sendiri. Tidak usah dijodoh-jodohkan." Pada kenyataannya, masalah tidak bisa diselesaikan dengan sesimpel itu. Ketika berbicara perjodohan, kita tidak hanya berhadapan dengan pihak keluarga, tapi juga sang calon istri. Sudah menjadi kodrat seorang gay bahwa dia tidak ingin menyakiti hari seorang wanita. Hal inilah kemudian yang membuatnya terbelah antara ingin berbakti pada orang tua (khususnya ibu) dengan mematuhi perintahnya, tidak ingin membohongi sang calon istri, serta mengikuti kehendak hati nurani. Ini adalah permasalahan rumit yang harus dihadapi seorang gay selain menentukan jenis kondom dan pelicin yang paling sesuai.

Rumit? Ya! Mari kita lihat betapa rumutnya proses perjodohan dunia hetero. Sebuah proses perjodohan akan dimulai dengan kalimat pembuka, "Silaturahmi saja dulu." atau "Kenalan saja dulu." Siapa yang bisa menolak silaturahmi dan perkenalan? Tidak ada dan inilah perangkap awal yang menjerat kaki seorang gay dalam jebakan perjodohan. Ketika kemudian sang calon istri diceritakan sebagai seorang wanita yang baik, calon ibu teladan, ramah terhadap keluarga, serta sudah siap untuk menikah, tekanan terhadap kita pun menjadi berlipat ganda. Lagi, siapa yang bisa menolak perempuan seperti ini untuk dijadikan istri? Ini diibaratkan sebgai proses penggiringan agar kita masuk ke dalam perangkap secara suka rela. Proses selanjutnya menjadi lebih rumit manakalah sang calon istri sudah mendekati pihak keluarga. Ia kerap bertandang ke rumah orang tua, berusaha mendekatkan diri dengan kakak dan adik kita, serta ikut terlibat dalam acara-acara keluarga. Ketika kemudian orang tua mengatakan, "Dia calon istri yang cocok buat kamu.", siapa pula yang bisa menghindar?

Kalau sudah begini, sepertinya satu-satunya jalan menyelesaikan masalah perjodohan ini adalah dengan mengatakan ya. Kita bisa saja berpura-pura menyukai perempuan dan berniat menikahi calon istri kita. Apa susahnya? Toh dia juga adalah perempuan baik yang secara sadar ingin mengabdikan dirinya untuk kia, sang calon suami. Kita juga bisa berpura-pura bersikap layaknya laki-laki kebanyakan. Kita bisa menjadi kepala rumah tangga, melakukan perkejaan lelaki seperti membetulkan genteng yang bocor atau melakukan ronda. Akan tetapi, pertanyaanya kemudian adalah, sampai kapan kita mampu berbohong?

Jujur, siapa sih orangnya yang tidak ingin menikah? Siapa yang tidak mau memiliki keluarga dengan orang yang kita cintai? Siapa pula yang tidak ingin memiliki keturunan sebagai penerus silsilah keluarga? Tidak ada! Semua orang menginginkan hal tersebut, termasuk gay sekalipun. Dia akan menikah, membina keluarga, dan memiliki keturunan hanya saja (kalau boleh memilih) tidak dengan perempuan tapi dengan laki-laki yang mencintai dan ia cintai.

Atau - ketika sampai pada proses perjodohan keluarga - ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk berkata jujur pada keluarga tentang ke-gay-an kita? Ok, ini bukan alternatif penyelesaian masalah yang tepat karena dapat menimbulkan masalah baru yang bisa saja lebih rumit. Please, do not try this at home.

Tuesday, July 08, 2008

TEMUAN TERPENTING ABAD INI

Dalam dunia hetero, penemuan bola lampu oleh Thomas Alva Edison, mesin uap oleh James Watt, telepon oleh Alexander Graham Bell, Radio oleh C. Marconi, serta televisi oleh J.L. Baird & C.F. Jenkins, merupakan sesuatu yang luar biasa. Sejak penemuan-penemuan tersebut, umat manusia memasuki level baru dalam peradabannya. Bagaimana tidak, penemuan benda-benda penting tersebut telah membuat hidup umat manusia menjadi lebih mudah.

Dalam dunia homo, kita juga mengenal beberapa penemuan penting yang mempermudah kehidupan para gay. Berkat penemuan ini, dunia homo terasa lebih indah dan menyenangkan. Walaupun memang pada awalnya benda-benda tersebut tidak khusus diperuntukkan bagi gay, namun sebagian besar penggunanya adalah kaum homo. Apa saja benda-benda tersebut? Here it is the most important discovery on gay world.

Kondom. Ini adalah benda paling penting sekaligus temuan paling jenius bagi kaum gay. Dengan penemuan ini, kenikmatan aktivitas seksual kaum gay yang senantiasa dibayang-bayangi oleh ketakutan penularan penyakit sedikit banyak dapat diminimalisir. Jadi, tidak ada lagi halangan untuk bersengan-senang dan menikmati seks sesama jenis.

Lubricant/pelicin. Ini sangat dibutuhkan oleh kaum gay mengingat lubang anus mereka tidak dapat memproduksi cairan alami (seperti pada vagina) segabagai pelumas agar proses pergesekan ketika penetrasi tidak menyakitkan. Dengan menggunakan pelicin ini, seberapa pun keras dan banyaknya gesekan yang terjadi, kita akan bisa menikmati anal seks tersebut. So, no need to worry about bleeding that may be happened.

Dildo. Walaupun sebagaian besar kaum gay menilai alat yang satu ini tidak terlalu penting dalam kehidupan mereka, toh penulis mengenal satu orang (yang sangat mungkin mewakili beberapa orang) yang memilikinya dan kerap menggunakannya ketika ia tidak terpuaskan dengan penis teman kencannya. Eew...! Mungkin kita berpikir, "Selama ada yang original, ngapain juga pake yang palsu." Well, ini adalah sebuah kebutuhan dan kebutuhan setiap orang bervariasi bukan?

Chat room di internet. Keberadaan chat room ini memungkinkan kaum gay berhubungan satu sama lain tanpa terbatas letak geografis untuk kemudian mereka mengatur janji bertemu dan melakukan kesepakatan yang telah mereka setujui bersama di ruang maya. Dalam chat room ini, kita bebas mencari dan memilih teman kencan yang kita sukai. One thing for sure, kesempatan melakukan seks dengan banyak orang menjadi terbuka lebih lebar.

VCD/DVD porno. Adalah sudah menjadi rahasia umum kalau manusia diciptakan untuk menyukai VCD atau DVD porno. Walaupun Undang-Undang Pornografi sedang digodok, penulis tidak yakin bahwa hal tersebut akan menghentikan minat penggemar film porno. Ya, semua orang tidak terkecuali gay. VCD/DVD bajakan yang kian marak memungkinkan kita dapat menemui tidak hanya fim porno hetero tapi juga homo. Dan sepertinya para penjual VCD/DVD bajakan tersebut sudah mahfum. Ketika kita ditawari VCD/DVD porno hetero dan tidak merespon, maka mereka pun kemudian menawarkan VCD/DVD porno homo. Apalagi yang kurang?

Serial "Queer As Folk". Ini adalah serial homo terbaik. Di dalamnya kita bisa mengetahui bagaimana kisah percintaan kwartet Michael, Brian, Emmet, dan Ted di kota kecil bernama Pitsburg. Dibumbui pula oleh kisa persahabatan, diskriminasi kaum gay, serta perjuangan mereka mendapatkan pengakuan di mata hukum negara bagian setempat. It's Owsome!

Bayangkan kalau benda-benda tersebut belum ditemukan. Akan jadi apa kehidupan gay di abad ini? So, be thankfull.

Monday, July 07, 2008

YOU THINK THAT THEY DON'T KNOW, DO YOU?

Sebagai penghuni dunia under-cover, seorang gay kerap bertanya apakah jatidirinya diketahui oleh orang lain di sekitarnya. Hal ini wajar, mengingat di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang berpikiran sempit dan belum atau bahkan tidak menerima kehadiran seorang gay dalam lingkungannya. Orang tua, saudara, teman kuliah, rekan kerja, teman terdekat, serta teman wanita yang berpotensi menjadi istri kelak di kemudian hari adalah beberapa orang yang kita takut jati diri kita terbongkar di hadapan mereka. Karenanya, kita pun mati-matian menutupi jati diri di hadapan mereka. Alasannya bermacam-macam. Ada yang tidak ingin mengecewakan mereka, terutama orang tua. Ada pula yang takut akan reaksi mereka (misal dijauhi) jika mereka mengetahui semuanya. Dan ada pula yang takut dirinya akan dianggap sebagai pembawa penyakit menular.

Question! Apakah mereka tidak tahu atau tidak sedikitpun mencium gelagat ke-gay-an kita? Jangan terlalu yakin dulu.

Ketika kamu kerap mengundang laki-laki (gonta-ganti secara acak) ke tempat kos dan pintu kamar selalu kau tutup manakala sedang berdua dengan 'sang tamu', kira-kira apa yang dipikirkan tetangga kos-mu. Mungkin mereka berpikir kalian sedang mengobrolkan beberapa hal rahasia. Itu pada satu atau dua kali kesempatan. Tapi kalau hal itu kerap terjadi dan mereka mendengar 'suara-suara' aneh dari dalam kamarmu, yakinlah tetangga kos-mu pasti akan merubah persepsi sebelumnya.

Ketika dengan manisnya pacar laki-lakimu mengantar-jemput pergi dan pulang kantor, kira-kira apa yang dipikirkan rekan-rekan kerjamu. Kamu bisa saja berkata bahwa dia adalah tetangga kos yang kebetulan searah ke tempat kerjanya, jadi tidak ada salahnya kalian berangkat bersama. Ok, sekali lagi itu kalau terjadi sekali atau dua kali. Tapi kalau hampir tiap hari kalian berangkat dan pulang kerja bareng, percayalah teman kerjamu akan berpikir ada yang lebih dari sekedar teman kos yang berangkat bareng karena menghemat ongkos. Ketika kemudian teman kantor menyuruhmu mengajak 'sang teman' ke acara gathering kantor, itu adalah pertanda 'kedekatan' kalian sudah terendus.

Ketika suatu saat ibu secara tidak sengaja masuk ke dalam kamar ketika kamu sedang berduaan, berpegangan tangan, atau berpelukan dengan teman kencanmu, kira-kira ibumu akan berpikir apa? Walaupun kau menjelaskan dengan santai bahwa itu adalah kebiasaan yang kalian lakukan dan tidak ada muatan seksual sama sekali, yakinkah ibumu dengan penejelasan tersebut? Ketika kemudian sang teman kencan kerap bertandang ke rumah dan lebih senang menghabiskan waktunya di kamarmu, akankah orang tuamu tetap berpikir anaknya baik-baik saja?

Ketika kau dengan berapi-api curhat kepada teman terdekatmu tentang kedekatanmu dengan seseorang dan kamu mati-matian tidak mau mengenalkan orang itu padanya, temanmu pasti mencium ada keanehan pada ceritamu. Ketika kemudian kemu mendapat telpon dan kau menerimanya sambil tersenyum bahagia dan terlontar kata miss you segala dan dengan penasaran teman curhatmu itu mencuri-lihat siapa yang barusan menelpon dan tertera di layar nama seorang laki-laki, apakah tidak mungkin sang teman tersebut akan menyimpulkan sesuatu yang tidak beres?

Jadi, kalau kamu masih berpikir bahwa mereka (orang-orang di sekitar kamu) tidak mengetahui atau tidak sedikitpun mencium gelagat ke-gay-an kamu, well think about it twice even more.

Friday, July 04, 2008

BEING GAY AND FABOLOUS!

Menjadi gay, bagi sebagian orang dianggap sebagai aib. Sebagaian lagi menilai gay adalah sebuah penyakit yang harus disembuhkan karena kalau tidak ia dapat menular lebih luas. Sementara sebagian yang lain mati-matian menyembunyikan dan mengingkari hasrat seksualnya kepada sesama jenis. Mereka takut orang tua akan marah, kecewa, dan sakit hati kalau suatu saat tahu identitas ke-gay-an-nya. Alhasil, mereka pun tidak bisa menikmati hidup karena hari-harinya dipenuhi oleh rasa bersalah, minder, tertutup, serta kesunyian karena pengasingan diri yang berlebihan.

Bagaimana seharusnya seorang gay menjalani hidup tanpa harus mengingkari jati dirinya plus ia tidak harus merasa terbebani dengan pendapat orang lain? Here some tips.

Pertama, terima diri apa adanya. Ini penting karena kita tidak berhak menghukum diri sendiri atas preferensi seksual yang kita miliki. Kalau mau jujur, ketertarikan seksual adalah sesuatu yang harus kita nikmati. Mengingkari preferensi seksual tersebut tidak hanya akan membuat kita tidak bisa menikmati anugerah keindahan seks tapi juga membuat jiwa. See? Hal ini membuat kita rugi, dua kali.

Kedua, nikmati petualangan seks dalam dunia gay secara aman. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan seksual ga penuh dengan resiko penyakit menular. HIV/AIDS pun menjadi momok yang kerap menghantui setiap aktivitas seksual para gay. Don't worry, penggunaan kondom dan kesetiaan pada pasangan dapat mengeliminir resiko terkena HIV/AIDS. Ah, satu-satunya yang membuat para gay lega adalah mereka tidak memiliki resiko hamil. Good news?

Ketiga, we are deserve love. Bukankah gay juga manusia yang memiliki rasa cinta? Salah besar kalau ada yang mengatakan bahwa dalam dunia gay hanya ada seks. Dalam dunia gay, kita mengenal pertemanan, saling membantu, serta cinta kasih. Pilihlah satu orang yang paling memenuhi kriteria pacar idamanmu dan setialah. Jangan pernah ragu mengatakan cinta pacar lelakimu. Mengapa? Karena cinta juga layak diberikan kepada gay sekalipun.

Keempat, jangan pernah menyakiti hati seorang gay. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang dapat dilakukan oleh seorang gay yang sakit hati. Walau ia kerap tampil dengan sisi feminim, suatu saat dia dapat memunculkan sisi maskulinnya sewaktu-waktu. Tidak hanya itu, dunia gay adalah dunia uncercover paralel yang kuat jaringan konesinya. Kau bisa terusir dari satu komunitas manakalah kau menyakiti hati salah seorang anggotanya. Beware!

Kelima, persetan dengan pendapat orang lain. Every one has their own dirty laundry, right? Selama kita masih di sebut sebagai manusia, well kita tidak akan pernah bersih dari dosa. Kau pikir para agamawan yang kerap mengutip ayat suci dalam setiap perkataannya itu steril dari dosa? Nope! Selama kita menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan mereka, tidak ada adasan bagi mereka untuk mencampurtangani kehidupan seksual kita.

Keenam. Kalau kau tidak ingin orang tua sedih dan kecewa maka mereka tidak harus tahu. Adalah bodoh melibatkan orang dalam masalah pribadi anak-anaknya. Hey, mereka sudah cukup repot dengan mengurus dan membesarkan kita dulu. Cukuplah beban mereka sampai di situ. Janganlah merepotkan mereka dengan melibatkannya dalam masalah pelik seperti ini.

Ketujuh. Bila suatu saat kau berniat menikahi seorang perempuan untuk berbagai alasan, menikahlah! Jangan jadikan pengalaman gay-mu sebagai beban dan bayang-bayang kelam masa depanmu. Ingat, semua orang tidak harus tahu tentang ke-gay-an-mu termasuk calon istrimu kelak. Jalani pernikahanmu dengan sewajarnya. Satu yang pasti, lelaki gay akan setia pada satu wanita.

So, be gay and also be fabolous. Jalani hidupmu dengan indah. Bukankah hidup hanya kesempatan yang datang hanya satu kali? Jangan sia-siakan!

Thursday, July 03, 2008

GOD MADE ME GAY

Artikel ini bukan bermaksud mempersalahkan Tuhan. Tuhan dengan segenap ke-Maha-Agungan-Nya selamanya akan tetap agung tanpa cela. Penulis hanya ingin menuangkan ide nakalnya tentang bagaimana sebaiknya kita memandang dunia gay. Artikel ini bukan pula untuk mencoba membersihkan dosa. Biarlah dosa menjadi prerogatif Tuhan tanpa sedikitpun -- dan selamanya manusia tidak akan bisa -- campur tangan manusia di dalamnya.

Mari kita bertanya. Apakah seorang pria homo berharap dilahirkan sebagai gay? Tentu saja tidak. Seorang gay tidak akan pernah menyangka sebelumnya bahwa kelak di kemuian hari dia akan tertarik secara seksual kepada sesama jenisnya. Ini terjadi begitu saja di luar kehendak laki-laki tersebut. Apakah kemudian dia harus menyesali dan mengutuk dirinya sendiri? Tentu saja tidak. Sesal dan kutuk bukanlah sebuah solusi. Tidak ada yang dapat ia lakukan kecuali mengakui ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya.

Bila pada suatu titik seorang gay harus memilih antara melanjutkan atau menyudahi petualangan gay-nya dan dia memilih melanjutkan petualangan tersebut, apakah Tuhan tidak memiliki tujuan tertentu? Bisa jadi Tuhan ikut campur dalam proses pemilihan ini untuk memberikan hikmah yang baru dapa dia pahami kelak di kemudian hari.

Ketika perbedaan tersebut dikatakan sebagai sebuah ujian yang dapat mengantarkannya menjadi manusia yang lebih baik di hadapan Tuhan dan dia tidak lulus pada ujian tersebut, apakah hal tersebut menghalanginya untuk tetap melaksanakan ibadah pada Tuhannya? ketika sebagian orang diuji dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun, maka ujian seorang gay adalah seumur hidup. Jadi tidaklah adil kalau kita menhakimi seorang gay hanya karena kesalahan yang ia lakukan saat ini. Bukankah mereka juga manusia yang memiliki sisi baik dalam dirinya yang tidak dapat dinafikkan begitu saja hanya karena sisi buruknya?

Terakhir, apakah ini sebuah dosa? Well, pertanyaan tersebut harus dijawab dengan pertanyaan lanjutan. Apakah kita menikmatinya? Kalau ya, masihkah dosa menjadi sebuah penghalang? Bukankah Tuhan menciptakan konsep dosa lengkap dengan segenap keindahan, kenikmatan, serta kelezatannya. Ketika suatu saat kita harus menanggung konsekwensi atas dosa tersebut, hal tersebut adalah sebanding dengan kenikmatan yang kita kenyam selama ini. It's worthed!

Sekali lagi, artikel ini bukan bermaksud mempersalahkan Tuhan. Jadi jangan terlalu dianggap serius.

Tuesday, July 01, 2008