Kalau dalam dunia hetero keceng-mengeceng adalah semudah menjentikkan jari, maka tidak demikian halnya di dunia homo. Kita kadang tidak yakin benar bahwa orang yang kita kecengi memiliki kesamaan ketertarikan. Alih-alih mendapatkan teman kencan, kita bisa menanggung malu alang kepalang ketika salah ngecengin laki-laki. Lebih parah, kita bisa dilabrak oleh teman kencan wanita (kita biasa menyebut mereka slutty-horny-bitch!) laki-laki tersebut.
Ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk meyakinkan apakah laki-laki yang kamu kecengin itu ternyata gay atau tidak.
- Pastikan dia datang bersama siapa. Kalau dia datang bersama dengan geng cowok yang menurut kamu agak sedikit flamboyan, meski dia tidak flamboyan, itu adalah lampu hijau buat kamu maju terus. Kalau dia datang dengan satu atau lebih cewek, perhatikan gaya mereka berinteraksi. Kalau kamu yakin tidak ada kemesraan diantara mereka, berarti mereka adalah best friend. Ingat, gay adalah teman terbaik perempuan selain permata.
- Make an aye contact. Ketika kemudian pandangan kamu bertemu, bertingkahlah malu-malu. Beberapa saat kemudian, coba tatap dia lagi. Kalau dia masih menatap kamu, maka dia gay. Laki-laki straight cenderung cuek kalau dirinya diperhatikan sesama jenisnya.
- Ketika berpapasan, berpura-puralah menyenggol untuk mendapat perhatiannya. Katakan maaf atas kecerobohan buatanmu tersebut. Ini adalah gerbang awal untuk membuka perkenalan. Jangan buang-buang kesempatan emas ini.
- Berpura-pura mengenal dia di suatu tempat bisa dijadikan alasan lain untuk berkenalan. Misal, "Maaf, apakah kamu Dirga saudara teman SMA-ku dulu?" atau "Apakah kamu dulu pernah kuliah di Fikom Unpad?" One way or another, cari basa-basi lain yang menunjukkan bahwa kamu memperhatikan dia tapi juga tidak terkesan murahan.
- Sapa laki-laki tersebut. Kalau dia menanggapi sapaan kamu dan dia merasa nyaman dengan laki-laki asing yang mengajaknya ngobrol, ada kemungkinan dia gay. Pembicaraan ke arah yang lebih pribadi untuk meyakinkan. Tanyakan tetang pacar, tempat tinggal, hobby, serta tempat ia biasa main. Kalau dia welcome dengan semu pertanyaan tersebut, lancarkan jurus selanjutnya: Ajak dia nontoh bareng atau makan siang bareng. Kalau dia bilang, "Oke!" well you what to do next, right?
- Perhatikan penampilannya. Pria gay lebih cenderung memperhatikan penampilannya, mulai dari pakaian yang ia kenakan, tatanan rambut, maupun aksesoris lain semisal jam tangan, sepatu, ataupun tas. Sebuah artikel di salah satu majalah ibu kota pernah mengatakan bahwa tren laki-laki yang memperhatikan penampilannya (metroseksual) adalah sebuah transformasi baru laki-laki banci (baca: homo).
- Ketika kamu ngeceng laki-laki di toko kaset/cd, perhatikan kaset/cd yang ia pilih. Kalau laki-laki tersebut lebih tertarik pada kaset/cd para diva (lokal mapupun internasional) maka dia gay. Akan tetapi kalau laki-laki tersebut memilih kaset/cd musik-musik cadar, well forget him. Find another target.
- Ketika di mall kamu melihat banyak sekali laki-laki berdiri berjajar di dekat tangga atau balkon, maka sudah hampir dapat dipastikan mereka adalah gay yang sedang mencari mangsa. Pilih salah satu dari mereka untuk diajak kencan, tidak usah berpikir dua kali apalagi seribu kali.
- Ketika ada laki-laki yang mencoba menarik perhatian kamu dengan berbagai cara, perhatikan dia. Apakah dia sesuai dengan selera kamu? Kalau ya, tanggapi flirting yang ia berikan. Kalau tidak, tinggalkan. Ya, dia adalah laki-laki homo yang tidak perlu kita identifikasi lagi.